Saturday, 12 September 2015

Laporan Filtrip PTP

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN
FIELD TRIP PAGAR ALAM









BAYU APRILIAWAN
05031181320023







TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1      Latar belakang
Indonesia adalah negar agraris terbesar didunia dan juga merupakan salah satu negara yang memiliki pegunungan dan bukit-bukitan, sebagian besar pegunungan diindonesia ada yang masih aktif. Indonesia merupakan wilayah pegunungan, dan perbukitan perlu kita ketahui bahwa wilayah seperti ini baik untuk ditanami tanaman perkebunan karena suhu atau iklim diindonesia sangat rendah atau dingin, contoh tanaman perkebunan teh dan kopi. Perkebunan teh dapat hidup dengan baik jika suhunya rendah atau dingin begitu juga dengan kopi.
Sumatera Selatan merupaka salah satu provinsi yang memiliki potensi pertanian yang menjajnjikan diindonesia. .Disumatera selatan sendiri Pertanian semakin lama semakin berkembang. Hal ini seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin maju. Dalam pertanian terdapat ilmu yang mempelajari tentang pertanian dan kaitannyadengan teknologi yang disebut dengan teknologi pertanian. Teknologi pertanian mempelajari tentang penggunaan teknologi dalam bidang pertanian. Dalam pertanian terutama bidang teknologi pertanian mempunyai ruang lingkup tersendiri, antara lain prapanen, pasca panen, dan teknik pengolahan hasil.
       Kota Pagar Alam adalah suatu perluasan dari status nya atas adminitrative kota besar dibawah Kabupaten Lahat. Pagar alam terdiri dari lima daerah dengan 695.262 Km area dengan populasi 115.304 orang dan dengan penghasilan utama kota ini aadalah the dan kopi. Di bidang teknologi pertanian dipagar alam kami juga mempelajari tentang alat-alat dan mesin pertanian serta cara pengolahan hasil pertanian tersebut hingga dapat digunakan. Penggunaan alat-alat mekanis dan mesin pertanian ditujukan untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal dan lebih baik.

1.2. Tujuan
Tujuan diselenggarakannya fieldtrip ini adalah :
1.      Untuk mengetahui kegiatan panen dan pascapanen dari teh dan kopi.
2.      Untuk mengetahui kegiatan serta tahapan pembuatan teh dan kopi.
3.      Mengetahui aplikasi alat – alat pertanian serta kegunaannya.
4.      Sebagai salah satu syarat untuk lulus pada mata kuliah Pengantar Teknologi Pertanian.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.  Teh (Camellia sinensis)
Teh adalah tanaman yang menjadi bahan dasar minuman yang cukup popular diindonesia bahkan di mancanegara. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.Istilah "teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh, misalnya, teh rosehip, camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh herbal.Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen.
Teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh (diduga teh sinensis) dari Jepang yang dibawa oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai tanaman hias di Batavia. F. Valentijn, seorang rahib, juga melaporkan tahun 1694, bahwa ia melihat tanaman teh sinensis di halaman rumah gubernur jenderal VOC, Camphuys, di Batavia.Pada abad ke-18 mulai berdiri pabrik-pabrik pengolahan (pengemasan) teh dan didukung VOC. Setelah berakhirnya pemerintahan Inggris di Nusantara, pemerintah Hindia Belanda mendirikan Kebun Raya Bogor sebagai kebun botani (1817). Pada tahun 1826 tanaman teh melengkapi koleksi Kebun Raya, diikuti pada tahun 1827 di Kebun Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Dari sini dicoba penanaman teh dalam skala luas di Wanayasa (Purwakarta) dan lereng Gunung Raung (Banyuwangi).
Teh kering olahan dari Jawa tercatat pertama kali diterima di Amsterdam tahun 1835. Setahun berikutnya, dilakukan swastanisasi perkebunan teh. Teh jenis assamica mulai masuk ke Indonesia (Jawa) didatangkan dari Sri Lanka (Ceylon) pada tahun 1877, dan ditanam oleh R.E. Kerkhoven di kebun Gambung, Jawa Barat (sekarang menjadi lokasi Pusat Penelitian Teh dan Kina. Karena sangat cocok dan produksinya lebih tinggi, secara berangsur pertanaman teh sinensis diganti dengan teh assamica, dan sejak itu pula perkebunan teh di Indonesia berkembang semakin luas. Pada tahun 1910 mulai dibangun perkebunan teh pertama di luar Jawa, yaitu di daerah Simalungun, Sumatera Utara.
            Teh sebagai bahan minuman, agar tetap digemari konsumen harus mempunyai mutu yang tinggi dan selalu konstan. Untuk memperoleh hasil yang baik harus sesuai dengan prinsip-prinsip pengolahan teh yang benar seperti melaksanakan pengendalian yang ketat dalam setiap langkah-langkah pengolahan. Mutu hasil kerja pengolahan teh hitam pada saat ini masih perlunya peningkatan dan keseragaman pedoman pengolahan dari setiap tahapan proses pengolahan teh hitam CTC agar diperoleh hasil dengan mutu yang seragam (PTP Nusantara VII, 1996).
            Saat ini sudah banyak produk teh yang disajikan dalam bermacam-macam bentuk seperti teh kering yang dalam kemasan (teh celup), teh instant, air teh yang dikemas yang rasanya dapat berupa rasa teh asli dan penambahan rasa dari buah yang banyak menarik minat dari masyarakat pada saat ini.Tanaman teh karena berasal dari sub tropis, maka cocok ditanam di daerah pegunungan. Garis besar syarat tumbuh untuk tanaman teh adalah kecocokan iklim dan tanah.
ü Faktor iklim
Faktor iklim yang harus diperhatikan seperti suhu udara yang baik berkisar 13 - 15 derajat C, kelembaban relatif pada siang hari > 70%, curah hujan tahunan tidak kurang 2.000 mm, dengan bulan penanaman curah hujan kurang dari 60 mm tidak lebih 2 bulan. Dari segi penyinaran sinar matahari sangat mempengaruhi pertanaman teh. Makin banyak sinar matahari makin tinggi suhu, bila suhu mencapai 30 derajat C pertumbuhan tanaman teh akan terlambat.
Pada ketinggian 400 – 800 m kebun-kebun teh memerlukan pohon pelindung tetap atau sementara. Disamping itu perlu mulsa sekitar 20 ton/ha untuk menurunkan suhu tanah. Suhu tanah tinggi dapat merusak perakaran tanaman, terutama akar dibagian atas. Faktor iklim lain yang harus diperhatikan adalah tiupan angin yang terus menerus dapat menyebabkan daun rontok. Angin dapat mempengaruhi kelembaban udara serta berpengaruh pada penyebaran hama dan penyakit.
ü  Tanah
Tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman teh adalah tanah yang serasi. Tanah yang serasi adalah tanah yang subur, banyak mengandung bahan organik, tidak terdapat cadas dengan derajat keasaman 4,5 – 5,6. Tanah yang baik untuk pertanaman teh terletak di lereng-lereng gunung berapi dinamakan tanah Andisol. Selain Andisol terdapat jenis tanah lain yang serasi bersyarat, yaitu Latosol dan Podzolik. Kedua jenis tanah ini terdapat di daerah yang rendah di bawah 800 m dpl.
Dalam rangka pembukaan dan pengelolaan kebun perlu dilakukan survei terhadapa kondisi dan kualitas tanah pada lingkungan yang akan ditanamai.hal ini bertjuan  agar kualitas dan kondisi tanah diketahui klasifikasi kesesuaian tanah dan kemampuan lahan.apakah tanah ini jenis Andisol terdapat jenis tanah lain yang serasi bersyarat, yaitu Latosol dan Podzolik Kesesuaian tanah yang ada dibagi kedalam kategori I, II, dan III. Sedangkan kemampuan lahan menghasilkan peta yang berisi kemiringan lahan, ketebalan tanah, peta kemampuan lahan dan peta rekomendasi penggunaan lahan.
Elevasi
Sepanjang iklim dan tanah serasi bagi pertanaman teh, elevasi tidak menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman teh. Terdapat kaitan antara elevasi dan unsur iklim seperti suhu udara. Makin rendah elevasi pertanaman, suhu udara akan makin tinggi. Oleh sebab itu pada daerah rendah diperlukan pohon pelindung untuk mempengaruhi suhu udara menjadi lebih rendah sehingga tanaman teh tumbuh baik. Menurut keserasian elevasi di Indonesia terdapat tiga daerah, yaitu:
1. Daerah rendah < 800 m di atas permukaan laut
2. Daerah sedang 800 – 1.200 m di atas permukaan laut
3. Daerah tinggi > 1.200 m di atas permukaan laut
Pengaruh suhu udara sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman teh sehingga mutu yang dihasilkan tergantung dari tempat teh itu ditanam. Umumnya aroma teh yang dihasilkan pada daerah tinggi lebih baik daripada daerah rendah. Perkebunan teh di Indonesia terdapat pada keserasian elevasi cukup luas, sekitar 400-2000 m .

2.2.   Kopi (Coffeae sp.)
           Kopi telah dicatat sejauh pada abad ke-9. Pertama kali, kopi hanya ada di Ethiopia, dimana biji-bijian asli ditanam oleh orang Ethiopia dataran tinggi. Akan tetapi, ketika bangsa Arab mulai meluaskan perdagangannya, biji kopi pun telah meluas sampai ke Afrika Utara danbiji kopi disana ditanam secara massal. Dari Afrika Utara itulah biji kopi mulai meluas dari Asiasampai pasaran Eropa dan ketenarannya sebagai minuman mulai menyebar.
Ditahun 1696,Gubernur Belanda di Malabar mengirimkan biji kopi ke Gubernur Belanda di Batavia,pengiriman pertama hilang karena banjir yang terjadi di Batavia, pengiriman kedua dilakukantahun 1699.Eksport kopi pertama dilakukan tahun 1711 oleh VOC, dalam tempo 10 tahun eksportmeningkat sampai 60 ton/tahun, Indonesia adalah tempat perkebunan pertama diluar Arabia danEthiopia dan VOC memonopoli perdagangan kopi ini dari tahun 1725 sampai 1780. Ditahun1700an harga kopi yang dikirim dari Batavia sekitar 3 Guilder/kg di Amsterdam dan itu samadengan beberapa ratus USD/Kg dengan kurs saat ini, harga kopi memang sangat mahal saat itu.Akhir abad 18 harga kopi mulai turun menjadi 0.6 Guilder/Kg sehingga kopi bisa diminum untuk kalangan yang lebih luas lagi.
Saat ini ada beberaapa varietas kopi arabica di Indonesia yaitu : Typica – ini tanaman yang aslinya dibawa oleh Belanda dan sebagian besar hancurditahun 1880s, saat penyakit daun kopi menyerang Indonesia, tetapi di Bergandal danSidikalang, varieties Typica masih bisa ditemukan terutama ditempat dataran tinggi.Hibrido de Timor (HDT) – dikenal juga dengan varietas “TimTim”, persilangan antara arabica dan robusta, pertama diambil tahun 1978 di Timor Timur lalu ditanam di Acehtahun 1979.
Linie S – Varietas ini dikembangkan di perkebunan Bourbon, India dan jenis yangterkenal adalah S-288 dan S-795, bisa ditemukan di Lintong, Aceh, Flores dan daerahlain.Ethiopian lines – Menyebar di Jawa tahun 1928 lalu juga ke Aceh. Varietas dari Ethiopia lain yang ditemukan di Sumatra ada yang disebut “USDA”. Catimor lines – Persilangan antara Arabica dan Robusta sangat kurang aromanya. Tetapi pada jenis Catimor yang terkenal yaitu “Ateng-Jaluk”. Riset juga menunjukan bahwa varietas lokal catimor di Aceh menghasilkan karakteristik kopi yang sangat baik. 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Mutu Kopi Arabika
Produksi dan mutu kopi arabika dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara garis besar dapat dipilahkan menjadi 5 macam, yaitu: 
1. bahan tanam (varietas)
ü secara genetik bahan tanam memiliki perbedaan potensi mutu, daya hasil, dan sifat-sifat lain. penanaman kopi arabika sebaiknya menggunakan bahan tanam yang memiliki potensi mutu baik, dayahasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit utama, dan sifat-sifat baik lainnya.
ü Bahan tanam yang digunakan sebaiknya berasal dari sumber benih yang resmi agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
ü Bibit kopi hendaknya dipersiapkan dengan baik dan hendaknya hanya bibit-bibit yang baik saja untuk ditanam dikebun.
2. Faktor alam
ü Penanaman kopi arabika dianjurkan pada ketinggian 1000 m dpl atau lebih. penanaman pada ketinggian kurang dari 1000 m dpl biasanya mutu citarasanya kurang bagus dan tingkat serangan hama dan penyakit lebih tinggi.
ü Curah hujan yang terlalu tinggi akan dapat mengganggu penyerbukan dan seringkali menyebabkan terjadinya keguguran buah muda - Intensitas awan yang telalu tinggi dapat mempengaruhi mutu citarasa kopi arabika karena proses penjemuran terlalu lambat
ü Di beberapa daerah seringkali ada gangguan angin kencang yang berakibat pada keguguran daun dan buah - Di beberapa tempat di Indonesia (misalnya di Jawa Timur ) kadang-kadang perkebunan diserang oleh embun upas (frost) pada malam hari yang menyebabkan kerusakan tanaman yang cukup parah ( daun dan ranting mengering)
3. Faktor Pengelolaan (Manajemen) Kebun kopi
ü Pengelolaan kebun yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh sehat dan akan berakibat pada produksi tinggi serta mutu buah kopi merah yang baik
ü Pengelolaan tanaman yang baik perlu diawali dengan persiapan tanaman yang baik mulai dari tata tanam, penanaman penaung, pembuatan lubang tanam, pembuatan teras pada lahan miring, dll. Persiapan tanam sebaiknya dilakukan setahun sebelum bibit kopi ditanam di lapangan.
ü Penanaman bibit kopi hendaknya dilakukan dengan baik dan pada saat yang tepat agar bibit yang ditanam dapat tumbuh baik dan tidak mengalami cekaman kekeringan setelah ditanam.
ü Pemangkasan tanaman kopi dilakukan dengan baik yaitu mulai pangkas bentuk, pangkas lepas panen, pangkas tunas air, dan pangkas cabang-cabang yang tidak bermanfaat (misalnya: cabang balik, cabang cacing, cabang lemah, cabang terserang hama dan Penyakit, dll).
ü Pengelolaan kesuburan tanah perlu dilakukan dengan baik yaitu dengan mencegah terjadinya erosi tanah (khususnya pada lahan miring), Pembuatan lubang angin, pemupukan serta pencangkulan untuk membersihkan dan membenamkan gulma.
ü Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan secara teratur dan terpadu dengan mengutamakan cara pencegahan daripada cara pemberantasan.
ü Pengendalian gulma dilakukan secara teraturdan  Pemangkasan penaung perlu dilakukan secara teratur agar tanaman kopi dapat memperoleh sinar matahari dalam jumlah cukup
Cara Panen
ü Cara panen sangat menentukan mutu kopi yang akan dihasilkan dan Panen sebaiknya dilakukan secara teratur dan hanya buah-buah yang masak optimal saja yang dipetik
ü Setelah panen selesai perlu dilakukan pemisahan buah-buah hijau, kuning, keriput, dan kering. buah-buah ini akan dapat menimbulkan cacat fisik biji kopi dan cacat rasa setelah kopi diseduh
Cara Penanganan Pasca Panen
ü Buah hasil panen yang sudah dipisahkan dari buah-buah kurang bagus agar langsung dilakukan pengelupasan kulit buah menggunakan mesin penggiling kopi (pulper)
ü Sebelum dilakukan penggilingan agar buah dirambang terlebih dahulu, buah yang mengapung dipisahkan dan diolah sendiri.
ü Tidak boleh menyimpan buah merah, karena kulit buah akan membusuk dan menimbulkan cacat rasa bau busuk atau basi (fermented, stinker) pada kopi seduhan.
ü Penjemuran harus dilakukan dengan bersih dan sehat, gunakan alas untuk penjemuran (misal: para-para, terpal plastik, anyaman bambu, dll) jaga agar kopi tidak berjamur pada saat penjemuran karena dapat menimbulkan cacat citarasa.
ü Karung yang digunakan untuk biji kopi harus bersih, bebas dari kotoran dan bau-bau asing Jika dilakukan penyimpanan biji kopi hendaknya dilakukan pada ruangan bersih dan bebas dari bau-bau asing. Kadar biji yang disimpan hendaknya telah mencapai 12-13% atau kurang agar tidak berjamur selama penyimpanan, karena jamur dapat menimbulkan cacat Tipe kopi
Ada dua tipe kopi, yang dihasilkan oleh dua jenis tumbuhan yang berbeda:
A.    Arabika
Arabika adalah kopi jenis tradisional, dan kopi yang dianggap paling enak rasanya adalah jenis Robusta memiliki kafein yang lebih tinggi dapat dikembangakan dalam lingkungan di manaArabika tidak akan bisa tumbuh, dan membuatnya menjadi pengganti Arabika yang murah.Robusta biasanya tidak dinikmati sendiri, dikarenakan rasanya yang pahit dan asam. Robusta kualitas tinggi biasanya digunakan dalam beberapa campuran espresso. Kopi Arabika biasanya dinamakan oleh dermaga di mana mereka diekspor, dua yang tertua adalah Mocha dan Jawa.
B.     Robusta
Kopi Robusta mulai diperkenalkan di Indonesia ditahun 1900an untuk pengganti kopiarabica yang hancur saat terjadi penyakit tumbuhan menyerang tanaman kopi arabica,kopi robusta yang lebih tahan terhadap hama dianggap sebagai alternatif yang tepat terutama untuk perkebunan kopi didaerah dataran rendah. Perdagangan kopi modern lebih spesifik tentang dari mana asa lmereka, melabelkan kopi atas dasar negara, wilayah, dan kadang kala ladang pembuatnya. Satu jenis kopi yang tidak biasa dan sangat mahal harganya adalah sejenis Arabica dan robusta di Indonesia yang dinamakan kopi luwak. Pada buah yang masih muda kulit luar berwarna hijau tua dan berangsur-angsur berubah menjadi merah sampai hitam pada buah yang telah masak. Dalam keadaan yang sudah masak, daging buah akan berlendir dan rasanya agak manis.

BAB 3
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1.            Tempat
Pelaksanaan kunjungan lapangan (fieldtrip) dilakukan di Pagar Alam dengan tujuan perjalanan sebagai berikut :
1.      PTPN7 Nusantara di Gunung Dempo
2.      Pabrik pengolahan kopi.
3.2.            Waktu
Kunjungan lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 14 November – 16 November 2014. Dengan jadwal kunjungan sebagai berikut :
1.      Pada tanggal 15 November 2014 : kunjungan pertama ke PTPN7 Gunung Dempo. (Pabrik dan kebun teh)
2.      Tanggal 16 November 2014    : kunjungan kedua ke pabrik pengolahan kopi.

3.3.            Cara kerja
3.3.1.      Pabrik Kopi
1.Biji kopi yang telah dipetik dikeringkan dibwah sinar matahari
2.Lalu biji kopi dimasukkan kedalam alat penyanggraian
3.Mesin dihidupkan dan kemudian mesin berputar. Suhu panas terjadi akibatadanya panas yang berada dibawah mesin yaitu dengan suhu 180 oC
4.Biji kopi yang telah berkurang kadar airnya kemudian dimasukkan kedalam mesinpenghancur kopi
5.Bubuk kopi kemudian dipanaskan di oven khusus
6.Setelah itu bubuk kopi didinginkan didalam wadah
7.Setelah dingin bubuk kopi siap untuk dikemas

4.      Kebun PTPN7
1.Pemotongan daun teh PTPN7 menggunakan mesin dengan kapasitas 5 pekerja
2.dijalankan dengan perlahan diatas pucuk teh yang akan dipetik 
3.Mesin memotong pucuk teh dan ditangkap dengan balon khusus


5.      Pabrik PTPN7
1.Teh yang telah dipetik dikeringkan
2.Setelah dikeringkan teh kemudian digiling dengan mesin penggilingan
3.Teh yang telah digiling kemudian diayak dengan pengayakan sampai tertinggalbadak atau sisa teh yang tidak dapat digunakan
4.Kemudian teh dikeringkan kembali agar kadar air berkurang
5.Setelah itu dilakukan pensortiran pada teh
6.Tahap akhir teh yang telah disortir dikemas sesuai dengan jenis dan mutu teh





BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Adapun hasil yang didapatkan pada Fieldtrip ke Pagar ala mini adalah sebagai berikut:
1.    Pabrik Kopi Pada pabrik kopi didapatkan pengalaman mengenai cara pengolahan kopi dan jenis-jenis kopi yang berkualitas.
2.    Kebun teh PTPN7 Pada kebun teh PTPN7 didapatkan bagaimana cara memetik teh,macam-macam daun teh menggunakan mesin, cara pemeliharan teh dan jenis teh yang baik untuk dikonsumsi.
3.    Pabrik PTPN VII ( Pengolahan Teh Perkebunan Nusantara VII ) , disini para praktikan di perkenalkan tentang apa saja yang berkaitan dengan budidaya teh, disini juga di jelaskan mulai dari sejarah teh hingga teknologi yang di gunakan saat ini.
Pada Fieldtip ini dilakukan beberapa kali kunjungan pada tempat yang berbeda-bedayaitu sebagai berikut :
4.1.1.      Pabrik Pengolahan Teh PTPN7.
Pengolahan teh perkebunan nusantara 7 atau yang lebih dikenal dengan nama pabrik PTPN7 adalah salah satu perkebunan teh terbesar di Indonesia yang telah berdiri sejak tahun1929. Pabrik ini memiliki luas lahan sekitar 1430 hektar dengan umur tanaman 1929-2009.Pabrik ini merupakan salah satu dari pabrik PTPN yang tersebar di Indonesia. Kebun teh PTPN7 terletak pada ketinggian 1000-2000m diatas permukaan laut. Dalam sehari pabrik ini mampumemproduksi sebanyak 80 ton pucuk daun teh segar. Pengambilan daunt eh pada pabrik inimenggunakan cutting maching yaitu alat untuk memotong pucuk daun teh segar. Pada PTPN 7terdapat rotasi pengambilan teh. Rotasi yang dimaksud adalah pengambilan pucuk daun teh secara bergiliran. Umumnya umur petik berkisar 60 hari. Ada beberapa kriteria daun pucuk tehyang baik untuk dipanen yaitu :
a. Umur daun teh 60 hari atau lebih
b. Merupakan jenis P+3, atau P+4 atau yang biasa disebut pekkoc.
c. Berwarna hijau segar pemeliharaan kebun teh PTPN7 dilakukan baik secara manual maupun menngunakankimia. Untuk manual digunakan arit untuk memotong pinggir-pinggiran daun teh yang tidak akan dipetik. Pemotongan dilakukan agar daun teh yang berada dipinggir tidak tinggi keatassehingga pengabilan pucuk daun teh dapat dilakukan secara merata. Untuk secara kimiadilakukan menggunakan zat kimia untuk melindungi dari gangguan hama seperti zat ron-up. Pemotongan juga dimaksudkan untuk memotong cabang-cabang yang tidak berguna aga rkualitasnya tetap terjaga. Tahun pangkas biasanya 1 tahun dengan tinggi pemangkasan 5 cm danbertambah 5 cm setiap tahunnya sampai pada pangkasan 70 cm.Pemeliharaan teh PTPN7 juga didukung oleh pemberian zat penambah pertumbuhan seperti NPK dengan waktu pengaplikasian 1 tahun sekali. PTPN7 tidak pernah melakukan pemangkasan secara manual lagi. Hal ini disebabkan karena pemangkasan secara manual tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi meskipun kualitas pemetikan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan mesin Seiring berjalannya waktu PTPN7 telah berkembang, contohnya pada penanaman teh. Sekarang hanya sekitar 10% teh pada lahan PTPN7 adalah teh hasil penanaman tahun 1992 yaitu pada ketinggian 2000m. PTPN7 memiliki ciri khas teh pegunungan yaitu teh hitam.
Teh PTPN7 memiliki 17 jenis teh yang berbeda mutu dan kualitasnya. Dalam penentuan mutu, ada tiga hal yang dapat di jadikan parameter :
a.Penampakan luar teh
b.Sifat dalam teh
c.Ampas seduhan teh (dengan warna kuning tembaga yang bagus)
proses  pembuatan teh yaitu :
1. Penyediaan pucuk daun segar
2. Pelayuan (Withering)
Pada tahap ini terdiri dari beberapa langkah :
Pucuk disebar sampai palung penuh dengan ketebalan ± 30 cm, dan udara segar segeradialirkan untuk menghilangkan panas dan air pada pucuk dengan pintu palung terbuka.Setiap selesai membeberkan pucuk dalam satu palung, pintu palung ditutup dan udaraterus dialirkan.
Pengaturan udara
Udara yang baik untuk digunakan dalam proses pelayuan adaah udara yang bersih dengankelembaban rendah (60% - 75%), suhu tidak melebihi 280C, dan volume yang cukupsesuai dengan kapasitas palung. Untuk memperoleh suhu udara yang diharapkan,diperlukan mesin pemanas (heat exchanger ).
Kapasitas palung pelayuan : Berdasarkan luas hamparan, palung pelayuan dapat menampung 20-35 kg pucuk segar.
Tingkat pucuk layu
Tingkat layu pucuk dinyatakan dalam bentuk persentase layu dan derajat layu. Tingkatlayu pucuk yang baik adalah 44% - 46% dengan toleransi perbedaan dari hari ke haritidak lebih dari 2% - 3%, disertai dengan hasil layu yang rata.
Lama pelayuan Lama pelayuan berkisar antara 14 – 18 jam 3 Penggulungan, Penggilingan, dan Sortasi Basaha.
Penggulungan (Rolling)
Dengan adanya penggulungan, secara fisik daun yang digulung akan memudahkan tergiling dalam proses penggilingan. Alat yang digunakan dalam penggulungan adalah Open Top Roller (OTR) dengan lama penggulungan 30 –  40 menit. Jenis alat lain yang sering digunakan adalah :
Conditiner Roller: Penggilingan dengan penggilingan, maka gulungan akan tergiling menjadi partikel kecil, sesuaidengan yang dikehendaki konsumen. Pada penggilingan, cairan sel keluar maksimal, dandihasilkan bubuk basah sebanyak-banyaknya. Sortasi Bubuk Basah Bertujuan untuk memperoleh bubuk yang seragam, memudahkan sortasi kering, serta memudahkan pengaturan proses pengeringan. Mesin yang digunakan adalah :
 Rotary Ball Breaker  yang memasang ayakan dengan mesh (jumlah lubang per inchi) berbeda dengan jenis bubuk yang diinginkan.4. FermentasiFermentasi dipengaruhi oleh kadar air dalam bahan (hasil sortasi basah), suhu dankelembaban relatif, kadar enzim, jenis bahan, dan ketersediaan oksigen. Selama proses ini,pada bubuk dihasilkan substansi theavinianin dan thearubigin yang akan menentukan sifat air seduhan.
5.    Pengeringan
            Daun teh selanjutnya dikeringkan. Pengeringan daun teh menggunakan mesin agar suhu yang dihasilkan stabil dan menghasilkan kualitas teh yang baik. Daun teh dikeringkan oleh mesin pengering dengan suhu sekitar 49°C kurang lebih selama 20 menit sampai kadar air dalam daun teh mencapai 2-3 persen.
6.    Sortasi
Pada Proses sortasi dilakukannya pemilihan, Yakni pemilihan kualitas the yang bagus. Dimana pemilihan The dilakukan dengan memakai sistem Grade. Dimana Grade satu adalah kualitas yang paling bagus, Gade dua dan tiga adalah kualitas sedang. Pada Grade 1 biasanya silakukannya ekspor ke negara negara luar seperti : Hongkong, Malaysia, wilayah kota pagar alam dan lain2. Grade 1 biasa disebut BOPF, Grade dua disebut BOP sedangkan Grade tiga adalah Dust. Cara membedakan yang mana grade satu, Grade dua dan grade tiga adalah dengan cara memegangnya, dmana kita merasakan kehalusan pada the tersebut, biasanya the yang paling halus adalah the pada Grade satu.
            Untuk grade dust biasanya banya diekspor ke negara Timur tengah,Hongkong, Malaysia, Dan Disekitar Pagar Alam. Sedangkan untuk grade BOP dan BOPF biasanya diekspor ke negara-negara eropa. Setiap harinya dalam 1 minggu dari setiap grade teh harus dibandingkan, gunanya adalah untuk melihat apakah terjadi perubahan atau perbedaan hasil, yang mengacu pada kesalahan proses. Penampakan teh tidak boleh tercampur antara  satu grade dengan grade yang lainnya.
7.    Packing
Dalam proses pembuatan teh dihasilkan 3 grade 1 grade untuk diexport keluar negeri khususnya eropa dan arab saudi dan 2 grade dijual kepasar lokal ciri khas teh  hitam dempo. Diwilayah Pagar Alam mendapat kan Grade 1. Pengepakan dilakukan setiap jam agar dapat dihitung kualitas dan kuantitasnya. Teh dibungkus dengan aluminium foil atau degan kertas untuk teh celup. Berat maksimal pada pengemasan adalah dibawah 50 kilogram. Pada the yang telah dikemas menggunakan aluminium foil memiliki daya tahan atau daya simpan maksimal 5 tahun. Pemackingan dilakukan Berdasarkan jumlah permintaan konsumen.


4.1.2.  Kopi
Pabrik kopi Pagar alam selain terkenal akan tehnya juga terkenal akan produksi kopinya. Pada Fieldtrip ini kunjungan ke pabrik kopi yaitu ke pabrik kopi yang terletak di Jalan kombes H. 23 Umar No. 90, dengan pemilik H. Endik. Kopi pada pabrik ini memiliki dua hasil produksi yaitukopi hitam biasa dan kopi luwak. Proses pemilihan kopi dimulai dari pemilihan kopi dari pohon.
Tanaman kopi selalu berdaun hijau sepanjang tahun dan berbunga putih. Bunga ini kemudian akan menghasilkan buah yang mirip dengan ceri terbungkus dengan cangkang yang keras. Hasil dari pembuahan di bunga inilah yang disebut dengan biji kopi. Pemanenan biji kopi biasanya dilakukan secara manual dengan tangan Pada tahap selanjutnya, biji kopi yang telah dipanen ini akan dipisahkan cangkangnya. Terdapat dua metode yang umum dipakai, yaitu dengan pengeringan dan penggilingan dengan mesin. Di Indonesia, biji kopi dikeringkan hingga kadar air tersisa hanya 30-35% Metode lainnya adalah dengan menggunkan mesin. Sebelum digiling, biji kopi biasanya dicuci terlebih dahulu. Saat digiling dalam mesin, biji kopi juga mengalami fermentasi singkat Metode penggilingan ini cenderung memberikan hasil yang lebih baik dari pada metode pengeringan langsung.
Setelah dipisahkan dari cangkangnya, biji kopi telah siap untuk masuk ke dalam proses pemanggangan Proses ini secara langsung dapat meningatkan cita rasa dan warna dari biji kopi.Pada tahap selanjutnya, biji kopi yang telah kering digiling untuk memperbesar luas permukaan biji kopi. Penggilingan yang baik akan menghasilkan rasa, aroma, dan penampilan yang baik. Hasil penggilingan ini harus segera dimasukkan dalam wadah kedap udara agar tidak terjadi perubahan cita rasa kopi.
Pada tahap selanjutnya, biji kopi yang telah kering digiling untuk memperbesar luas permukaan biji kopi. Dengan bertambah luasnya permukaan maka ekstraksi akan menjadi lebih efisien dan cepat. Penggilingan yang baik akan menghasilkan rasa, aroma, dan penampilan yang baik. Hasil penggilingan ini harus segera dimasukkan dalam wadah kedap udara agar tidak terjadi perubahan cita rasa kopi.
Perebusan merupakan langkah akhir dari pengolahan biji kopi hingga siap dikonsumsi. Untuk menciptakan minuman kopi yang bercita rasa tinggi, perebusan biji kopi harus dilakukan dengan baik dan sempurna. Kopi terdekafeinasi sering dikonsumsi oleh pecandu kopi agar tidak terjadi akumulasi kafein yang berlebihan di dalam tubuh. Proses dekafeinasi dapat dilakukan dengan melarutkan kafein dalam senyawa metilen klorida dan etil asetat.
BAB 5
KESIMPULAN

Dalam Praktikum ke daerah Pagar alam ini dapat disimpulkan :
1.      Pemetikan teh dipagar alam dilakukan dengan dua cara yaitu, secara manual dan menggunakan mesin.
2.              Pada proses pemetikan dengan menggunakan mesin jarak untuk bisa melakukan pemetikan lagi yaitu 45-65 hari, baru bisa untuk dilakukan pemetikan lagi.
3.              Biji kopi dipanasakan pada suhu 180 oC – 200oC untuk mengurangi kadar air padabiji kopi
4.              Pada proses pemetikan dengan menggunakan mesin jarak untuk bisa melakukan pemetikan lagi yaitu 45-65 hari, baru bisa untuk dilakukan pemetikan lagi.
5.      Pohon kopi tidak tahan terhadap angin yang kencang, lebih-lebih dimusim kemarau, karena angin ini akan mempertinggi penguapan air dipermukaan tanah dan juga dapat mematahkan pohon pelindung. Pohon pelindung yang dapat digunakan adalah lamtoro ataupun dadap.
6.      Komposisi kimia kopi berbeda beda tergantung pada varietas kopi, tanah tempat tumbuh dan pengolahan kopi. Komposisi yang terpenting adalah cafein yang berfungsi sebagai perangsang dan kafeol sebagai unsur flavor (Soenaryo, 1993).
7.              Mutu hasil kerja pengolahan teh hitam masih perlunya peningkatan dan keseragaman pedoman pengolahan dari setiap tahapan proses pengolahan teh hitam CTC agar diperoleh hasil dengan mutu yang seragam.
8.              PTPN7 memiliki tiga keunggulan dibandingkan dengan teh pada pabrik lainnyayaitu ketinggian, minim kontaminasi, dan menghadap sinar matahari langsung
9.      Kopi yang baik adalah yang telah berwarna merah
  1. Pemetikan yang baikk adalah P + 3 Dan B + 3.
  2. Proses pembuatan kopi dilakukan dengan cara : Pemetikan, Penjemuran, Penyimpanan, Penyangraian, Penggarukan, Pembubukan, pembubukan kasar dan pembubukan halus,  Pendinginan, pengemasan.
  3. Proses pembuatan teh terdiri dari pelayuan, penggilingan, fermentasi, drying, sortasi, dan terakhir packing.
  4. Cara membedakan yang mana grade satu, Grade dua dan grade tiga adalah dengan cara memegangnya, dmana kita merasakan kehalusan pada the tersebut, biasanya the yang paling halus adalah the pada Grade satu


DAFTAR PUSTAKA
1.      Cahyono.S,D.  2003. http://id.scribd.com/doc/108019815/Laporan-Praktikum-Pengantar-Teknologi-Pertanian.pdf. Diakses pada tanggal 9 n0vember 2014

2.      Lestario, L.N., Stefani S., K.H. Timotus. 2008. http://www.sosro.com/in/sejarah-teh-indonesia.Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol. XIX No. 2

3.      Jarwo S, Gardjito, M., Sudarmadji, S., Kuswanto, K.R. 2007, Perkebunan kopi diindonesia. ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 1 No 1 Oktober 2012 109

4.      Noriko.N, Pratiwi.E, Yulita.A. 2011. Syarat tumbuh the http://www.sosro.com/in/sejarah-teh-indonesia Jurnal teknosains pangan  Vol. 1, No. 2, September 2011.Diakses : 05 november 2014

5.      Tama,JB, Kumalaningsih.S, Febrianto.A. 2001. Studi pembuatan ekstrak daun the hijau . Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 73 – 82 Bubuk pewarna alami 73. diakses:4 november 2014

6.      Pandini .I,dan Saputra. A.2012. faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan- dan perkembangan teh  http: sitimunan warohcr7 .wordpress.com/ipa- Jurnal agretech, Vol. 33, No. 3, Agustus 2012.diakses 05 november 2014




















LAMPIRAN                


Gambar Alat Pemetik Teh

Gambar Bak pelayuan

Gambar Baruah Contimous Tea

Gambar Open Top Roller (OTR)

Gambar Rotary Ball Breaker

Gambar Fluid Bed Dryer

Gambar Mutu Teh

Gambar Oven Pengeringan

Gambar C-C-C Stage Dryer

Gambar Pengupas Kulit Kopi



Share:

Related Posts:

1 comment:

  1. Saya penggemar kopi....sayanh disini tidak dijelaskan jenis varietas tanaman kopinya,terutama jenis arabika yang ditanam dipagaralam.thx

    ReplyDelete