PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM
PENGARUH BAHAN
ANTIMIKROBIA TERHADAP
VIABILITAS
BAKTERI
Oleh
Bayu Apriliwan
05031281320017
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan
antimikroba sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup bakteri. Akan tetapi
tidak semua bahan antimikroba berpengaruh terlalu kuat terhadap bakteri. Hal
ini dipengaruhi oleh jenis bakteri dan bahan antimikroba itu sendiri. Bahan
antimikroba dapat menghambat perkembangbiakan bakteri (bakteriostatik), bahkan
ada yang sanggup membunuhnya (bakteriosida)., dengan tahapan sebagai berikut,
yaitu merusak membran, mendenaturasi protein, menghambat pembentukan dinding
sel, dan mengganggu sintesis protein. Pada praktikum kali ini digunakan
berbagai macam bahan antimikroba seperti formalin, alkohol, antibiotik, dan
ekstrak pace-pace.( Dwidjoseputro,.2005)
Mikroba
memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di dalam persyaratan
pertumbuhannya. Bakteri juga memiliki kebutuhan dasar yang sama meliputi air,
karbon, energi, mineral, dan faktor tumbuh. Bakteri merupakan organisme yang
bersifat prokariotik dengan inti tidak berselaput. Dalam lingkungan, bakteri
ini berperan sangat penting dalam menguraikan zat-zat organik.Bakteri dalam
aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang terbagi menjadi dua
bagian, yaitu faktor abiotik meliputi kimia dan fisika serta faktor biotik yang
berhubungan dengan makhluk hidup lain. Faktor fisika mencakup suhu, salinitas,
tekanan osmotik, pengeringan, dan lain-lain. Sedangkan Faktor kimia mencakup
pH, DO, amonia, bahkan antimikroba juga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
bakteri (Indra. 2008).
B. Tujuan Percobaan
Mengamati pengaruh bahan
antimikrobia terhadap viabilitas bakteri.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi
adalah suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang mikroorganisme dan
interaksi mereka dengan organisme lain dan lingkungannya.Sejarah tentang mikroba dimulai dengan
ditemukannya mikroskop oleh Leeuwenhoek (1633-1723). Mikroskop temuan tersebut
masih sangat sederhana,dilengkapi satu lensa dengan jarak fokus yang sangat
pendek, tetapi dapat menghasilkan bayangan jelas yang perbesarannya antara
50-300 kaliMikroba ialah jasad renik yang mempunyai kemampuan sangat baik untuk
bertahan hidup. Jasad tersebut dapat hidup hamper di semua tempat di permukaan
bumi. Mikroba mampu beradaptasi dengan lingkungan yang sangat dingin hingga
lingkungan yang relative panas, dari ligkungan yang asam hingga basa.
Berdasarkan peranannya, mikroba dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu mikroba
menguntungkan dan mikroba merugikan (Lukas, Stefanus. 2006).
Antibakteri
atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau menghambat aktivitas
mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa antimikroba terdiri atas
beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya atau tujuan
penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan berdasarkan peruntukannya
dapat berupa desinfektan, antiseptic, sterilizer, sanitizer dan sebagainya .Mekanisme daya kerja antimikroba
terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa kelompok sebagai berikut diantaranya
merusak dinding sel, mengganggu permeabiitas sel, merusak molekul protein dan
asam nukleat, menghambat aktivitas enzim, menghambat sintesa asam nukleat.
Aktivitas antimikroba yang dapat diamati secara langsung adalah
perkembangbiakannya. Oleh karena itu antimikroba dibagi menjadi dua macam yaitu
antibiotic dan disinfektan. Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh
microorganisme tertentu yang mempunyai kemapuan menghambat pertumbuhan bakteri
atau bahkan membunuh bakteri walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Antibiotik
digunakan untuk menghentikan aktivitas mikroba pada jaringan tubuh makhluk
hidup sedangkan desinfektan bekerja dalam menghambat atau menghentikan
pertumbuhan mikroba pada benda tak hidup, seperti meja, alat gelas, dan lain
sebagainya. Pembagian kedua kelompok antimikroba tersebut tidak hanya
didasarkan pada aplikasi penerapannya melainkan juga terhadap konsentrasi
mikroba yang digunakan (Nursina.2012).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu Dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20 Oktober 2014 pukul
10.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB di
Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan
Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.
B. Bahan Dan Alat
Bahan yang
digunakan adalah 1) Alkohol, 2) Aquadest, 3) Ekstrak daun manggis, 4) Formalin. Alat yang
digunakan adalah 1) Cawan Petri, 2) Batang penyebar, 3) Botol semprot, 4) Jarum ose, 5) Inkubator, 6)
Korek api, 7) Pinset, 8) Pembakar Bunsen, 9) Pipet steril, 10) Rak tabung
reaksi, 11) Tabung eppendorf.
C. Cara Kerja
Cara kerja pada
praktikum ini adalah :
1. Ambil 1
koloni bakteri dari cawan petri/agar miring dengan menggunakan jarum ose
steril.
2. Masukkan
pada media nutrient broth.dan Inkubasi selama 24 jam.
3. Ambil 0,1 ml
suspensi bakteri dalam nutrient broth.
4. Teteskan
pada media nutrient agar, kemudian disebar secara merata dengan batang penyebar
(media nutrient agar untuk satu macam bakteri).
5. Selanjutnya
pinset dibakar sebentar diatas nyala api, lalu diambil kertas cakram dengan
pinset satu-persatu.
6. Celupkan
kertas cakram kedalam larutan fisiologis dan diletakkan diatas permukaan media
nutrient agar yang telah disebari biakan bakteri sebagai kontrol.
7. Kemudian
dicelupkan kertas cakram kedalam larutan antibiotik dan diletakkan pada cawan
petri yang sama dengan jarak tertentu.
8. Hal yang sama
dilakukan untuk jenis antibakteri yang lain.
9. Biakan
bakteri dalam cawan petri lalu diinkubasi pada suhu kamar selama 24 jam.
Setelah 24 jam, dilakukan pengamatan pertumbuhan bakteri yang terjadi dan
diukur diameter daerah bening yang timbul.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Tabel Hasil Daya Anti Bakteri
Kelompok
|
Nama Anti Bakteri
|
Ukuran Zona Bening
|
1
|
Formalin
|
5,25 cm
|
2
|
Alkohol
|
0,25 cm
|
3
|
Ekstrak Daun
Manggis
|
3,5 cm
|
4
|
Aquadest
|
1,25 cm
|
B. Pembahasan
Bahan
antimikroba berfungsi untuk mematikan, merusak, menghambat pertumbuhan dari
mikroba. Antimikroba bekerja dengan cara merusak dinding sel atau merusak
protein dari mikroba sehingga mikroba tersebut mati. Bahan antimikroba bekerja
dengan beberapa mekanisme yaitu membunuh dirinya sendiri, mempertahankan
hidupnya, dan melawan bakteri lain Digunakan metode pengujian difusi
agar untuk mengetahui aktivitas antimikroba. Mikroba uji dicampurkan
dengan media pertumbuhan (Nutrien broth) dan dituang ke dalam cawan petri
sehingga membentuk lempeng agar. Di lempeng agar dibuat sumur yang kedalamnya
dimasukkan larutan uji.
Praktikum
kali ini adalah ingin mencoba bahan antibiotik mana yang paling kuat
pengaruhnya terhadap viabilitas bakteri. Dan kali ini bahan antimikroba yang
digunakan adalah formalin, alkohol, larutan bawang putih, antibiotik, larutan
pepaya, dan ekstrak pace-pace dengan larutan fisiologis sebagai
kontrol.Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa bahan
antimikroba yang diparaktikumkan mampu menghasilkan zona bening di sekitarnya.
Hal ini berarti bahan-bahan ini memiliki zat anti bakteri. Zat anti bakteri ini
dapat menghambat pertumbuhan bakteri di sekitarnya. Sistem kerja suatu senyawa
antibiotik bisa terjadi dengan beberapa macam cara. Beberapa macam cara yang
mungkin akan berlangsung yaitu: Menghambat
pembentukan dinding sel (penicillin, bacitracin), Mengganggu sintesis asam nukleat (actinomycin D, griseofulvin Menghambat sintesis protein
Merusak fungsi
membran plasma (colistin, polymyxins).
Dalam pengamatan
didapatkan bahwa diameter zona bening yang dihasilkan oleh larutan-larutan ini
berbeda-beda. Perbedaan ini juga dapat dilihat pada pengujian terhadap jenis
bakteri yang berbeda. Hal ini karena kemampuan zat antibakteri akan berbeda
untuk setiap bahan yang berbeda. Menurut (Pelczar,2006) senyawa anti bakteri
memiliki kemampuan yang berbeda untuk menghambat pertumbuhan bakteri tergantung
jenis senyawa dan jenis bakterinya.Alkohol diatas 40% merupakan bahan yang
efektif membunuh bakteri. Menurut Harrington dan Weikel
(1957) dalam Firmansyah (2005) pada perlakuan kering, konsentrasi
alkohol 60 – 70 % paling efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Namun,
dalam perlakuan basah konsentrasi ini juga efektif.
Zat
antibakterial adalah zat yang mengganggu pertumbuhan dan metabolisme melalui
penghambatan pertumbuhan bakteri. Senyawa anti bakteri mengandung zat kimia
khusus yang dapat berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri.Formalin
merupakan senyawa kimia yang sering digunakan sebagai bahan pengawet. Sebagai
bahan pengawet zat ini mampu menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk. Oleh
karena itulah larutan ini mampu mengahambat pertumbuhan bakteri uji dan bahkan
zona bening yang dihasilkannya paling besar. Menurut Olson (1999) dalam Fithratyrrah
(2005) formalin dapat digunakan untuk mensterilkan peralatan kedokteran,
desinfektan untuk pembersih lantai, kapal, gudang, dan pakaian, sebagai
germisida dan fungisida pada tanaman dan sayuran. Bahan ini juga efektif sebagai
pembasmi lalat dan serangga lainnya serta digunakan untuk mengawetkan spesimen
biologi, termasuk mayat dan kulit.
Dalam
paraktikum ini diketahui pula adanya bahan fitofarmaka yaitu ekstrak pace-pace
(Leucas sp.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Hasan and Tahir (2004)dalam Suparman (2005) yang
menyatakan bahwa pace-pace mengandung flavonoid yang memiliki kemampuan sebagai
antibakteri dan antifungal. Bawang putih adalah nama tanaman dari genus Allium,
bawang mentah penuh dengan senyawa sulfur termasuk zat kimia yang disebut
allin, allin adalah prekursor pembentuk rasa dan aroma yang bersifat non
volatil (Agustian, 2007). Bawang putih mampu melawan infeksi oleh bakteri,
virus, dan mikroorganisme yang lain, hal ini karena bawang putih memilki atau
mengandung zat aktif yaitu : ajene, allicin, allyl, methyl
thiosulfinate, dan allyl thiosulfinate. Kemudian bahan fitofarmaka
lainnya yaitu daun pepaya yang mana mengandung tocophenol,
V. KESIMPULAN
Dari percobaan ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Formalin
adalah larutan antimikroba yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan
bakteri.
2.
Zona
bening pada larutan formalin paling luas dibandingkan luas zona larutan
antimikroba yang lain.
3.
Pace pace mengandung flavonoid yang memiliki
kemampuan sebagai antibakteri dan antifungal .
4.
Dalam pengamatan didapatkan bahwa diameter zona
bening yang dihasilkan oleh larutan-larutan ini berbeda-beda. Perbedaan ini
juga dapat dilihat pada pengujian terhadap jenis bakteri yang berbeda. Hal ini
karena kemampuan zat antibakteri akan berbeda untuk setiap bahan yang berbeda.
5.
Senyawa
anti bakteri memiliki kemampuan yang berbeda untuk menghambat pertumbuhan
bakteri tergantung jenis senyawa dan jenis bakterinya..
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D.2005. Dasar
– Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.
Hadioetomo. Ratna Siri. 2006. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek.
Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Utama
Indra.
2008.Mikrobiologi dan ParasitologiI. PT. Citra AdityaBakti; Bandung.
Lukas, Stefanus. 2006. Mikrobiologi dasar. Yogyakarta : Andi.
Nursina.2012.Sterilisasi.(online).https://www.academia.edu/7236446/Laporan_Sterilisasi_Alat -alat_mikrobiologi. (diakses pada tanggal 17 september 2014).
Riantini. (2001). Sterilisasi secara fisik. (onlin). http:/ / www.ed.uiuc.edu./mikroorganisme/ste rili-sasi-secara-fisik/Html.
(diakses pada tanggal 17 september 2014)
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM
Nama : Bayu apriliawan Tanggal : 20 oktober 2014
NIM :
05031281320017 Asisten :
Judul : pengaruh Bahan antimikrobia
Terhadap viabilitas bakteri 1.
Mirfat
Acc:
A.
Tujuan
Memahami
cara melakukan pewarnaan garam.
B. Hasil
ijin untuk bahan laopran ya :)
ReplyDelete