Monday 26 December 2016

Memposisikan Mimpi


 
Para pemimpi menilsik dari kejauhan
***

Untuk orang – orang dengan pola fikir visioner, memandang sesuatu dengan jangkauan yang lebih jauh dari orang-orang kebanyakan memandang. Sejauh mata memandang bahasanya. Bagi orang-orang seperti mereka, kami, atau bahkan kita, mimpi adalah bahasa rasa sehari-hari yang selalu dibicarakan. Terkadang dianggap kami ini orang-orang yang hobi berhalusinasi sampai lupa diri, seringkali juga disemati julukan pemuda-pemuda yang terlalu banyak berkhayal sampai lupa kapan terakhir kali menginjakan kaki dibumi.

Yang paling perih terkadang ya, dibilang terlalu banyak wacana dan lama actionya. Padahal kapasitas pemuda utamanya mahasiswa yang Maping life nya udah sampai ke gimana nanti pendidikan anak-cucu dan lain sebagainya kapasitas actionya  ya sebatas wacana untuk saat ini, sekali lagi untuk saat ini! Karena kan gak mungkin ya actualisasi mimpi itu jaraknya terlalu deket sama perencanaanya, bukan mimpi namanya tapi praktikum vroh hahahah.
***
Kenapa penting bermimpi? Karena ia adalah project alam bawah sadar kita dalam mengolah potensi diri yang diproyeksikan pada suatu cita-cita tertentu (Bayu,2016). Mimpi penting sebagai pemacu kinerja potensi diri. Apa jadinya jika seorang anak manusia dalam mejalani hari-harinya gak punya mimpi? Jadilah ia hanya seonggok daging yang menuh-menuhin populasi manusia saja.

Pernah dalam suatu kesempatan berinteraksi dengan kawan-kawan dalam suatu lingkungan komunitas baru, perkenalan adalah rutinitas awal yang biasa dilakukan. Acap kali saya mendengar dalam setiap perkenalan itu, kebanyakan motto hidup, prinsip hidup atau apalah-apalah ya, dari mereka itu adalah menjalani hidup yang ngalir aja, nothing to lose, mengikuti arus kehidupan, dan lain sebagainya. Disitu jujur agak ada rasa kurang sepakat sih, ya kali idup mau ngalir aja, kemana arus membawa kesitu dia anyut, emang ‘itu’ kuning-kuning ngapung hahaha, yang kemana  arus membawa dia mengiring saja. Iya kalau ngalirnya ke telaga atau danau kalau ngalirnya ke got? Masih mending, kalau ngalirnya ke sepic tank ? abis idup loe ndro hahhaha.

Ada benarnya tawakal dan berserah diri  atas takdir-Nya itu dikedepankan tapi, ini kan konteksnya beda ya, toh lagi pula letak tawakal itu adanya di penghujung ikhtiar bener gak? Ayo yang ustadz bantu lurusin kalau penulis salah. So, sebenerya memiliki maping life itu suatu keniscayaan bagi kita-kita generasi muda era milenia.
***
Gimana biar mimpi kita gak jadi Uap? Sebenernya sih ya antara Mimpi sama ngayal itu beti alias beda tipis. Bedanya Cuma di follow up sama action nya aja, udah gitu. Sering kan ya kita denger kawan kita ada yang nyeletuk “ Ngimpi “ disaat kita lagi menjelaskan tentang suatu rencana dimasa yang akan datang. Itu tuh contoh temen yang gak visioner dan gak se-visi sama kita. Ya meskipun dia gak salah sih nyeletuk gitu, lantaran apa yang kita sampein tadi jatuhnya masih ngayal. Kapan suatu hayalan itu naik kasta jadi mimpi? Saat kita mulai nge-follow up nya dengan serius. Misal nih, kamu punya hayalan S.2 diluar negeri, maka itu akan tetep menjadi angan-angan kosong sebelum kamu Les TOEFL, cari informasi S.2, belajar bahasa asing dimana negara yang kamu tuju de el el. Intinya gitu J.

Banyak macam metode biar mimpi kita gak nguap gitu aja gengs, salah satunya adalah mencatatnya dalam lembaran-lembaran degan tambahan point, memberinya deadline, targetan, dan action reall apa yang wajib kamu lakuin dalam rangka menujunya. Ada lagi dengan menempelnya dikamar, depan pintu, samping cermin, atau dimana saja tempat yang kamu bakal ngeliatnya setiap hari. Goal nya? Biar melekat dialam bawah sadar dan menjadi sugesti khusus buat kamu untuk segera meraihnya.

Ending nya kita harus bisa menarik suatu kesimpulan dimana kita memposisikan mimpi? Tentu antara kita, satu dan yang lainya akan memiliki perspektif yang berbeda dimana kita memposisikan mimpi kita, karena lain ladang lain belalang, lain orang lain kumisnya. Pernah denger pepatah itu? Ada kok dilirik lagu jadul band “D’loyd” kalau gak salah.


Kalau saya pribadi memposiskannya sebagai suatu ruh perjuangan hidup, yang kadang bertransformsi menjadi cita. Tertulis dengan rinci marhalah - marhalah nya dan memiliki plan B dari setiap point nya. Itu sedikit bocoran gimana mimin memposisikan mimpi. Kalau readers gimana nih memposisikan mimpi?
***
Share:

1 comment: