***
Untuk orang – orang dengan pola
fikir visioner, memandang sesuatu dengan jangkauan yang lebih jauh dari
orang-orang kebanyakan memandang. Sejauh mata memandang bahasanya. Bagi
orang-orang seperti mereka, kami, atau bahkan kita, mimpi adalah bahasa rasa
sehari-hari yang selalu dibicarakan. Terkadang dianggap kami ini orang-orang
yang hobi berhalusinasi sampai lupa diri, seringkali juga disemati julukan
pemuda-pemuda yang terlalu banyak berkhayal sampai lupa kapan terakhir kali
menginjakan kaki dibumi.
Yang paling perih terkadang ya,
dibilang terlalu banyak wacana dan lama actionya. Padahal kapasitas pemuda
utamanya mahasiswa yang Maping life nya
udah sampai ke gimana nanti pendidikan anak-cucu dan lain sebagainya kapasitas
actionya ya sebatas wacana untuk saat ini, sekali lagi untuk
saat ini! Karena kan gak mungkin ya actualisasi
mimpi itu jaraknya terlalu deket sama perencanaanya, bukan mimpi namanya
tapi praktikum vroh hahahah.
***
Kenapa penting bermimpi? Karena ia adalah project alam bawah sadar kita dalam
mengolah potensi diri yang diproyeksikan pada suatu cita-cita tertentu
(Bayu,2016). Mimpi penting sebagai pemacu kinerja potensi diri. Apa
jadinya jika seorang anak manusia dalam mejalani hari-harinya gak punya mimpi?
Jadilah ia hanya seonggok daging yang menuh-menuhin populasi manusia saja.
Pernah dalam suatu kesempatan
berinteraksi dengan kawan-kawan dalam suatu lingkungan komunitas baru, perkenalan
adalah rutinitas awal yang biasa dilakukan. Acap kali saya mendengar dalam
setiap perkenalan itu, kebanyakan motto hidup, prinsip hidup atau apalah-apalah
ya, dari mereka itu adalah menjalani hidup yang ngalir aja, nothing to lose, mengikuti arus
kehidupan, dan lain sebagainya. Disitu jujur agak ada rasa kurang sepakat sih,
ya kali idup mau ngalir aja, kemana arus membawa kesitu dia anyut, emang ‘itu’
kuning-kuning ngapung hahaha, yang kemana
arus membawa dia mengiring saja. Iya kalau ngalirnya ke telaga atau
danau kalau ngalirnya ke got? Masih mending, kalau ngalirnya ke sepic tank ? abis
idup loe ndro hahhaha.
Ada benarnya tawakal dan berserah diri atas takdir-Nya itu dikedepankan tapi, ini kan
konteksnya beda ya, toh lagi pula letak tawakal itu adanya di penghujung
ikhtiar bener gak? Ayo yang ustadz bantu lurusin kalau penulis salah. So,
sebenerya memiliki maping life itu
suatu keniscayaan bagi kita-kita generasi muda era milenia.
***
Gimana biar mimpi kita gak jadi Uap? Sebenernya sih ya antara
Mimpi sama ngayal itu beti alias beda
tipis. Bedanya Cuma di follow up sama
action nya aja, udah gitu. Sering kan
ya kita denger kawan kita ada yang nyeletuk “ Ngimpi “ disaat kita lagi menjelaskan tentang suatu rencana dimasa
yang akan datang. Itu tuh contoh temen yang gak visioner dan gak se-visi sama kita. Ya meskipun dia gak salah sih nyeletuk
gitu, lantaran apa yang kita sampein tadi jatuhnya masih ngayal. Kapan suatu
hayalan itu naik kasta jadi mimpi? Saat kita mulai nge-follow up nya dengan serius. Misal nih, kamu punya hayalan S.2
diluar negeri, maka itu akan tetep menjadi angan-angan kosong sebelum kamu Les
TOEFL, cari informasi S.2, belajar bahasa asing dimana negara yang kamu tuju de
el el. Intinya gitu J.
Banyak macam metode biar mimpi kita
gak nguap gitu aja gengs, salah satunya adalah mencatatnya dalam
lembaran-lembaran degan tambahan point, memberinya deadline, targetan, dan
action reall apa yang wajib kamu
lakuin dalam rangka menujunya. Ada lagi dengan menempelnya dikamar, depan
pintu, samping cermin, atau dimana saja tempat yang kamu bakal ngeliatnya
setiap hari. Goal nya? Biar melekat
dialam bawah sadar dan menjadi sugesti khusus buat kamu untuk segera meraihnya.
Ending nya kita harus bisa menarik
suatu kesimpulan dimana kita memposisikan mimpi? Tentu antara kita, satu dan
yang lainya akan memiliki perspektif yang berbeda dimana kita memposisikan
mimpi kita, karena lain ladang lain
belalang, lain orang lain kumisnya. Pernah denger pepatah itu? Ada kok
dilirik lagu jadul band “D’loyd” kalau gak salah.
Kalau saya pribadi memposiskannya
sebagai suatu ruh perjuangan hidup, yang kadang bertransformsi menjadi cita.
Tertulis dengan rinci marhalah - marhalah nya dan memiliki plan B dari setiap
point nya. Itu sedikit bocoran gimana mimin memposisikan mimpi. Kalau readers gimana nih memposisikan mimpi?
***
best gan tuisany. :)
ReplyDelete