LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM
TEKNIK PERHITUNGAN MIKROBIA
Oleh
Bayu Apriliwan
05031281320017
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisme
mikroskopis adalah organisme yang hanya bisa dilihat dengan
menggunakan mikroskop. Salah satunya adalah bakteri yang merupakan
organisme mikroskopis. Keadaan bakteri di alam ini ada yang bersifat
menguntungkan dan ada yang bersifat merugikan bagi kepentingan manusia. Ada berbagai macam cara untuk mengukur jumlah
sel, antar lain dengan hitungan cawan (plate count), hitungan mikroskopis
langsung (direct microscopic count) yang menggunakan mikroskop serta ruang
hitung (haemositometer) atau secara elektonis dengan bantuan alat yang disebut
penghitung coulter (Ferdias.2008)
Untuk mengetahui
konsentrasinya larutan tersebut harus dibakukan atau distandarisasikan makanya
disebut larutan baku/standar. Cara yang paling umum untuk standarisasi adalah
dengan titrasi. Pengenceran adalah penambahan pelarut kedalam suatu larutan
jadi pada prinsipnya jumlah mol zat sebelum dan sesudah diencerkan tetap
(Hutagaol, 2011).Salah satu jenis mikroorganisme adalah bakteri. Bakteri
merupakan organisme uniselular yang tumbuh dengan cara pembelahan biner yaitu
satu sel membelah secara simetris. Untuk mempermudah penghitungan koloni
diperlukan pengetahuan mengenai morfologi bakteri tersebut sehingga(Lukas, Stefanus. 2007)
Kehadiran mikrobia pada makanan dapat bersifat menguntungkan atau
merugikan. Ada beberapa cara untuk mengukur atau menghitung mikrobia yaitu
dengan perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara langsung, dan
pendugaan massa sel secara tak langsung. Perhitungan jumlah sel dapat dilakukan
dengan 3 metode yaitu dengan hitungan mikroskopik, MPN (Most Probable Number),
dan hitungan cawan. Dari ketiga metode tersebut metode hitungan cawan paling
banyak dan mudah digunakan (Ferdias.2008)
B. Tujuan Percobaan
Mengetahui dan memahami
cara perhitungan mikrobia dalam bahan pangan yaitu dengan metode cawan,metode
hemasitometer dan metode MPN.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Perhitungan jumlah suatu
bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform yang
secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa
dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya,
tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif
koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri
yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang
terdapat pada sampel) seperti yang dilakukan pada percobaan ini (Dwidjoseputro, D.2005)
Keadaan
bakteri di alam ini ada yang bersifat menguntungkan dan ada yang bersifat
merugikan bagi kepentingan manusia. Bakteri yang menguntungkan dan merugikan
bagi kepentingan organisme akuatik perlu dipelajari supaya bakteri
yang menguntungkan, keberadaannya (kapasitas jumlahnya) dapat diperbanyak
sedangkan untuk bakteri yang merugikan (patogen) jumlah populasinya dapat
ditekan dan dapat dilakukan tindakan pencegahan atau
antisipasi infeksi bakteri tersebut (Umam, 2008). Dalam hal ini yang
akan dibahas adalah bagaimana mengetahui kuantitas dari suatu bakteri. Ada
berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri, antara lain hitungan
langsung dengan menggunakan mikroskop, dan hitungan tidak langsung dengan
metode hitung cawan baik dengan metode cawan tuang maupun metode cawan sebar. (Ferdias.2008)
Pengukuran
kuntitatif populasi mikroba dari suatu sampel dilakukan untuk mengetahui
kualitas bahan atau tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba yang ada dalam
sampel tersebut. Sehingga dengan kita dapat mengetahui apakah mikroba tersebut
berbahaya atau bahkan baik bagi lingkungan dalam jumlah tertentu.Untuk
mengetahui perkembangan suatu bakteri membutuhkan pembuatan media dengan metode
perhitungan bakteri yang ada dalam media. Ada banyaknya metode yang digunakan
dalam menghitung jumlah bakteri secara kuantitatif dari suatu populasi
bakteri. Proses penghitungan sel bakteri dapat dilakukan dengan beberapa
metode baik secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya adalah metode
hitung pada cawan petri (standard plate count), metode pengamatan langsung
dengan kaca objek atau metode hitung dengan menggunakan haemocytometer,
metode ukur kekeruhan (turbidimetri)
menggunakan spektrophotometer dan metode jumlah perkitaan terdekat.
Dalam
praktikum kali ini menggunakan metode hitung koloni dicawan petri(
standar/viable plate count methond ) dan spektrofotometer ( turbidimeter
), kedua metode ini sering sekali digunakan karena kedua metode ini terhadang
menghasilkan hasil perhitungan yang mirip namun keduanya mempunyai prinsip yang
berbeda.Adapun tujuan praktikum perhitungan jumlah bakteri kali ini ialah mengetahui
berbagai cara menghitung jumlah sel dari biakan suatu bakteri.
Hemasitometer
adalah suatu ruang kaca dengan sisi yang menjulang dan kaca penutup yang akan
menahan cairan tepat 0.1 mm dari atas lantai ruang kaca. Ruang hitung memiliki
total luas permukaan 9 mm2 (Gunawan, 2011).Ada berbagai macam
cara untuk mengukur jumlah sel, antara lain dengan hitungan cawan (plate
count), hitungan mikroskopis langsung (direct microscopic count) yang
menggunakan mikroskop serta ruang hitung (haemositometer) atau secara elektonis
dengan bantuan alat yang disebut penghitung coulter (coulter counter)
(Hutagaol, 2011).Penghitungan secara langsung dapat dilakukan secara
mikroskopis yaitu dengan menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat
kecil. Alat yang digunakan adalah Petroff-Hauser Chamber atau Haemocytometer.
Jumlah cairan yang terdapat antara coverglass dan alat ini mempunyai volume
tertentu sehingga satuan isi yang terdapat dalam satu bujur sangkar juga
tertentu (Yustiah, 2011).
Karena ukuran
bakteri sangat kecil, menghitung jumlah bakteri dalam sampel bisa sulit.
Meskipun jumlah langsung dengan mikroskop, mereka memerlukan banyak waktu
dan keahlian. Sebuah metode yang lebih mudah adalah untuk menyebarkan bakteri
di wilayah yang luas (plate agar yaitu nutrisi) dan menghitung jumlah koloni
yang tumbuh. Jika bakteri ini menyebar cukup, setiap sel bakteri dalam sampel
asli harus menghasilkan koloni tunggal. Biasanya, sampel bakteri harus
diencerkan jauh untuk mendapatkan jumlah yang wajar (Eema, 2011).Ketika
bermaksud untuk menentukan jumlah sel dalam kultur bakteri salah satu cara
untuk melakukan ini adalah dengan melakukan pengenceran serial. Karena jumlah
sel bakteri biasanya sangat tinggi dalam sampel asli anda (Dwidjoseputro, D.2005)
Metode ini memiliki
beberapa kelemahan, namun. Cedera bakteri mungkin tidak selalu membentuk
koloni. Juga, karena tidak ada solusi tunggal yang pengencer mendukung
pertumbuhan semua jenis bakteri, beberapa bakteri dapat dibiarkan keluar dari
setiap prosedur penghitungan yang diberikan ( Dwidjoseputro, D.2005)
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Praktikum
ini dilaksnakan pada hari senin tanggal 22 september 2014 pukul 10.00 sampai
dengan selesai di laboratorium Kimia Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.
B. Alat dan Bahan
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah: 1) Cawan petri, 2), pipet
volume 3.) inkubator, 4)pemanas bunsen, 5)spatula, 6) Tabung reaksidan 7)
Tabung durham,8) hemasitometer
Bahan yang digunakan dalam praktikum
kali ini adalah: 1) Aquadesh, 2) Media TSA, 3) sampel yang telah
diencerkan(tahu), 4) sampel air minum kemasan, 5) sampel air keran.6)LB(lactosa broth) 7)Yeast murni.
C. Cara Kerja
A. Metode
Hitungan cawan
Cara kerja
dalama peraktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Contoh yang telah diencerkan disiapkan.
2.
Cawan petri diberi kode masing masing pertingkat
pengenceran
3.
Larutan contoh diambi 1 ml,dan dimasukan kedalam
cawan petri.
4.
Kemudian tambahkan media yangelah diencerkan
sebanyak 10 -15 ml keddalam cawan petri
dan homogenkan
5.
Media diiarkan mengeras baru kemudian dibalik
6.
Letakan cawan petri kedalam inkubator (temperatur
kamar)selama 24 jam
7.
Jumlah koloni yang hidup dihitung.
8.
Apabila terdapat koloni yang menyebar maka
dihitung sebagai koloni,namun apabila lebih
dari 25% perhitungan tidak dapat dilakukan.
B. metode
Hemasitometer
Cara kerja
dalama peraktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Bersihkan
permukaan hitung hmasitometer, juga bersihkan kaca tutup hemasitometer sampai
bersih dari sisa sisa minyak pada permukaanya.
2. Letakan
kaca hitung hemasitometer diatas permukaaan hitung hemasitometer.
3. Ambil
yeast 0,1-0,5 ml dengan pipet pasteur.
4. Dengn
cermat taruhlah ujung pipet pasteur yang berisi suspensi ruang hemasitometer
,tutup kaca.
5. Taruhlah
hemasitometer diatas mikroskop.amati.
6. Cara
menhitung keseluruhanya ada 9 area,hitung yang ada didalam kotak yang ditengah
yang didalamnya terdapat 400 kotak kecil.(25 x 16)
C. Mettode
MPN
Cara kerja
dalama peraktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Siapkan
tabung reaksi 10 ml,LB 1 dan LB 2. Lalu dalam setiap tabung itu masukan tabung
dirham.
2. Penentuan E.coli dalam metode ini menggunakan
sistem 3:3:3 yang artimya tabugn reaksi
steril yang berisi masing masing 10 ml LB diinokulasikan dengan 3 ml larutan
contoh bahan.
3. Homogenkan
dan inkubasikan pada suhu 350 c – 0,50 c slama 24 jam.
4. Setelah
diinkubasi, dihitung tabung reaksi yang menunjukan adanya pembentukan gelembung
gelembung gas dalam tabung durham.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Berikut
merupakan hasil dari praktikum perhitungan mikrobia :
Tabel 1. Hasil
perhitungan mikroba Pour Plate Method
Kelompok
|
Pengenceran Pour Plate Method
|
|
![]() |
![]() |
|
I
|
211
|
53
|
II
|
155
|
174
|
III
|
pecah
|
159
|
IV
|
36
|
69
|
Tabel 2. Hasil
perhitungan Spread Method
Kelompok
|
Pengenceran Spread Method
|
|
![]() |
![]() |
|
I
|
24
|
50
|
II
|
38
|
67
|
III
|
116
|
62
|
IV
|
101
|
203
|
Tabel 3. Hasil
perhitungan Metode Hemasitometer
Kelompok
|
Jumlah Koloni (sel/mm3)
|
I
|
|
II
|
|
III
|
11 x 105
|
IV
|
8,5 x 105
|
Tabel 4. Hasil
perhitungan mikroba dengan Metode MPN
Kelompok
|
Sampel
|
Hasil
|
Total
|
||
A
|
B
|
C
|
|||
I
|
Air aqua
|
0
|
0
|
0
|
0
|
II
|
Air WC
|
2
|
0
|
0
|
0,091
|
III
|
Air cuci piring
|
3
|
3
|
2
|
11,00
|
IV
|
Air keran
|
2
|
3
|
0
|
0,29
|
B. Pembahasan
Dari
hasil pengamatan diatas dapat diketahui bahwa Bakteri dapat dihitung
menggunakan metode standar plate count. Cara kerja metode ini yaitu pertama
menyiapkan alat dan bahan yang digunakan. Setelah itu, mengencerkan 3 tabung
PCA dalam air mendidih.kemudian mendinginkan agar antara 5-10
menit.selanjutnya, menuangkan agar ke cawan petri dan biarkan
membeku.lalu, menyiapkan TSB biakan bakteri untuk pengenceran yang
diletakan pada tabung reaksi sebanyak 5 ml.setelah tiu, menyiapkan 3 tabung TSB
murni 5ml untuk seri pengenceran lalu masing-masing dibuang 0,5 ml atau 500 µl
hingga menjadi 4,5 ml. Pada pengenceran pertama ambil 0,5 ml dari TSB yang
berisi 5 ml biakan bakteri, kemudian homogenkan. Pada pengenceran ke dua ambil
0,5 ml pada pengenceran pertama kemudian dihomogenkan.Pada pengenceran ke tiga
ambil 0,5 ml pada pengenceran ke dua kemudian dihomogenkan, lalu beri label
pada masing-masing seri tabung pengenceran. Kemudian pindahkan larutan dari
pengenceran pertama banyak 25µl ke PCA. Kemudian pindahkan larutan dari
pengenceran kedua banyak 25µl ke PCA. Kemudian pindahkan larutan dari
pengenceran ketiga banyak 25µl ke PCA.selanjutnya ,cawan petri di beri label
sesuai pengencerannya dan dilekatkan dengan para filemInkubasi selama 18-24
jam.Setelah diinkubasi lakukan pengamatan. Kemudian, menghitung cawan yang
tumbuh bakteri 30-300 saja. Lalu, membersikan dan membereskan alat dan bahan
yang digunakan
Metode
cawan petri / plate count metode dengan penaksiran jumlah kepadatan bakteri
secara tidak langsung dan penghitungan bakterinya hanya yang hidup saja yang
mati tidak. Dalam metode ini dilakukan pengenceran yang berseri
101-1010 agar populasi dapat terbaca, pengenceran yang menghasilkan 30-300
bakteri saja yang dapat dibaca dan dikatakan berhasil karena bila kuarang dari
30 untuk alasan statistic tidak dapat diterima bila lebih dari 300 kemungkinan
ada koloni yang terlalu padat, terlalu dekat satu dengan yang lainya. Kelebihan
metode ini perhitungan lebih meyakinkan karena yang dihitung bakteri yang hidup
saja, dapat menghitung jasad renik lain sekaligus serta mengidentifikasi dan
mengisolasi jasad renik mengetahui pertumbuhan jasad renik tersebut namun
kekurangannya butuh waktu yang lama, media serta kondisi inkubasi yang berbeda
menghasilkan data yang berbeda, membutuhkan media yang padat kering agar metode
berhasil, dan terkadang hasil perhitungan tidak menunjukan hasil sebenarnya
karena sel mungkin membuat koloni lain.
Dengan
menggunakan kedua metode ini perhitungan bakteri bias dilakukan, hasil dari
kedua metode ini hamper menghasilkan perhitungan yang mirip, dapat diperkuat
dari data diatas dengan spektro perhitungan bakteri amad banayak dan
dicawan begitu banyak sehingga tak dapat dihitung dengan biasa.Praktikum kali
ini mengalamin kegagalan karena pada metode cawan petri tidak dapat terbaca
melebihi toleransi pembacaan 30-300 koloni, populasi bakteri yang begitu banyak
tak dapat dihitung karena waktu inkubasi yang terlalu lama sehingga baktri
berkembang terlalu banyak mungkin seharusnya 18 jam sudah dapat dibaca namun
ini 24 jam, dan saat melakukan spread pada media tidak kering masih ada air
seharusnya sampai kering spread selama 5 menit serta pengenceran seri yang
kurang cuma sampai 103 mungkin bias sampai 106 seri pengenceranya.
Dalam mikrobiologi , pembentuk koloni Unit
(CFU) adalah perkiraan yang layak bakteri atau jamur angka. Tidak seperti langsung mikroskopis jumlah mana semua sel, mati dan hidup,
dihitung, CFU memperkirakan sel layak. Munculnya koloni terlihat membutuhkan
pertumbuhan yang signifikan dari sel awal berlapis - pada saat menghitung
koloni itu tidak mungkin untuk menentukan apakah koloni muncul dari satu sel
atau 1.000 sel. Oleh karena itu, hasilnya diberikan sebagai CFU / mL (unit
pembentuk koloni per mililiter) untuk cairan, dan CFU / g (unit pembentuk
koloni per gram) untuk padatan untuk mencerminkan ketidakpastian ini (bukan sel
/ mL atau sel / g ). (Wikipedia, 2012).semua alat dan bahan yang akan
digunakan, Kemudian memastikan alat dalam kondisi baik, lalu nyalakan mesin
dengan menekan tombol ‘power’ di bagian belakang mesin. Setelah itu, menekan
tombol A/T/C,dan pilih absorbance (A). Lalu bersihkan bagian luar
cuvet yang transparan menggunakan tissue, selanjutnya memasukkan cuvet ke dalam
cell holder pada sample chamber dan cuvet harus diletakkan hingga sampai dasar
cell. Lalu tutup sample chamber. Dan tekan tombol ABS
100%T untuk mengatur blanko pada konsentrasi 0 Pilih panjang gelombang
yang akan digunakan untuk mengukur sampel 550-600 nm. Lalu mebersikan cuvet dan
menyiapkan sampel yang akan diukur, pastikan sampel homogen sebelum memasukkan
ke dalam cuvet. Kemudian memasukkan sampel ke dalam cuvet hingga volume minimal
¾ dari tinggi cuvet. Dan pastikan bagian luar cuvet besih. Stelah itu
memasukkan cuvet ke dalam cell holder, lalu tutup sample chamber.
Selanjutnya membaca absorbansi-nya lalu mencatat datanya setelah selesai ambil
kuvet dan membersihkan semua alat dan bahan yang digunakan.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat diperoleh setelah melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Dalam mikrobiologi , pembentuk koloni Unit
(CFU) adalah perkiraan yang layak bakteri atau jamur angka
2.
penghitungan
bakteri dengan metoda hitungan cawan dilakukan karena mempunyai kelebihan yakni
mudah dan efektif dalam proses penghitungan mikroba dan juga bakteri yang
dihitung adalah bakteri yang tumbuh saja.
3.
populasi bakteri yang begitu banyak tak dapat dihitung
karena waktu inkubasi yang terlalu lama sehingga baktri berkembang terlalu
banyak mungkin seharusnya 18 jam sudah dapat dibaca namun ini 24 jam
4.
Pertumbuhan mikoorganisme tergantung dari tersedianya air, dan bahan-bahan yang berguna bagi bakteri.
5.
Media agar
digunakan karena komposisinya yang terdiri dari ekstrak
daging sapi didalamnya yang mengandung protein, karbohidrat, vitamin, dan
sedikit lemak.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D.2005. Dasar
– Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.
Ferdias.2008.Sterilisasi.(onlin).http://www.academia.edu/directory/educationnad_training/secondary.
(diakses pada tanggal 17 september 2014)
Hadioetomo. Ratna Siri. 2007. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek.
Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Utama
Indra.
2008.Mikrobiologi dan ParasitologiI. PT. Citra AdityaBakti; Bandung.
Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi
Steril. Yogyakarta : Andi.
Nursina.2012.Sterilisasi.(online).https://www.academia.edu/7236446/Laporan_Sterilisasi_Alat -alat_mikrobiologi. (diakses pada tanggal 17 september 2014).
Riantini. (2008). Sterilisasi secara
fisik. (onlin). http:/ /
www.ed.uiuc.edu./mikroorganisme/ste rili-sasi-secara-fisik/Html. (diakses pada
tanggal 17 september 2014)
Suriawira. 2005.
Pengantar Mikrobiologi Umum . Angkasa.Bandung.
Yusriani, dr.
2008.Kumpulan Diktat Kuliah Mikrobiologi.UIT;Makassar
Lay dan Hatowo, 2009. “Mikroorganisme; Sterilisasi Alat Kimia”. Perlakuan perlepasan mikroorganisme. 28 (2), 30-34.
0 komentar:
Post a Comment