”Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya…” [Diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim]
Hadist di atas memberitahukan kita bahwa jalan hidup kita telah ditulis jauh sebelum kita dilahirkan, tapi kita lah yang berusaha menentukan siapa jodoh kita sesungguhnya. Wallahu alam bishawab.
Pernyataan bahwa jodoh kita merupakan bentuk cerminan dari usaha kita diperkuat lagi nih dengan ayat berikut :
اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ.
“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (QS. An Nur:26)
Dari ayat di atas dapat kita pahami bahwa sesungguhnya kita dapat memilih jodoh kita sendiri dengan mengubah diri kita sendiri. Yang baik untuk yang baik, dan yang tidak baik untuk yang tidak baik pula. Bukankah menjadi baik atau tidak baik adalah pilihan masing masing personal? Lalu sudah barang tentu jodoh juga tentang bagaimana setiap person mempersiapkan dirinya.
0 komentar:
Post a Comment