Monday, 18 December 2017

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM PANGAN FUNGSIONAL DAN FITOKIMIA PANGAN ANALISIS AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM PANGAN FUNGSIONAL DAN
FITOKIMIA PANGAN
ANALISIS AKTIVITAS ANTIOKSIDAN






NAMA
05031XXXXXX
Kelompok 1/A
                            



TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016




BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antioksidan adalah senyawa yang dapat menghambat radikal bebas dengan berperan sebagai donor H terhadap radikal bebas, sehingga terbentuk senyawa yang lebih stabil (Harborner, 2006). Antioksidan dapat berupa BHT, vitamin C, maupun senyawa fitokimia yang secara sengaja maupun tidak sengaja dalam suatu produk pangan. Jus buah adalah salah satu produk pangan yang potensial dikembangkan dengan kandungan antioksidan.
Maraknya peredaran jus yang diklaim kaya akan antioksidan menuntut perlu dilakukan uji antioksidan secara kuantitatif pada sampel jus buah yang dijual bebas di pasaran. Melalui uji antioksidan ini, dapat memastikan dan membandingkan kandungan antioksidan pada masing-masing sampel jus buah.
DPPH merupakan metode sederhana yang dapat dilakukan untuk mengukur kadar antioksidan, sehingga sering digunakan dalam penggunaan pengukuran aktifitas antioksidan. Metode DPPH dapat digunakan pada sampel padat atau pun cair dan tidak spesifik untuk satu komponen antioksidan tetapi penerapan seluruh kapasitas antioksidan dari sampel (Prakash, 2011). Penentuan suatu senyawa sebagai antioksdan atau tidak ditintukan oleh pengukuran IC50 pada pengukuran DPPH. IC50 merupakan kemampuan senyawa dalam suatu sampel sebagai antikoksidan untuk meredam 50% radikal bebas sehingga semakin kecil nilai koefisien IC50, maka semakin tinggi sifat bioaktif sampel antioksidan tersebut (Rosyidah, 2011).

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menganalisa aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH.



BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antioksidan
Antioksidan merupakan suatu senyawa yang memperlambat atau mencegah proses oksidasi. Selain itu antioksidan dapat dinyataakan sebagai senyawa senyawa yang dapat mecegah reaksi oksidasi dengan cara menghentikan reaksi radikal bebas. Antioksidan juga diistilahkan dengan zat perendam atau perangkap radikal bebas yaitu subtitusi atau molekul yang dapat bereaksi radikal bebas dan berfungsi menetralkan radikal bebas tersebut. Beberapa jenis daun pandan dimanfaatkan sebagai bahan pewarna dan pewangi makanan serta memilii kandungan kimia seperti alkaloid, saponin, flavonoid dan tannin. Daun pandan banyak ditemukan disekitar dekat pantai pada ketinggian sekitar 100 mdari permukaan laut (Redha, 2010).
2.2. Jambu Biji
Sumber antioksidan alami seperti buah jambu biji merah sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Buah jambu biji (Psidium guava L.) sangat bergizi karena mengandung asam askorbat (50 – 3000 mg / 100 g berat segar), tiga sampai enam kali lebih tinggi dari pada jeruk (Thaipong et al, 2006). Menurut Musa (2011) yang meneliti mengenai pengaruh ekstraksi dan pelarut terhadap aktivitas antioksidan dari daging buah jambu biji merah, daging buah jambu merah memiliki korelasi yang tinggi antara komposisi fenolik dan aktivitas antioksidan. Rohman et al, (2009) juga telah meneliti mengenai pengaruh penangkap radikal DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) oleh ekstrak buah jambu biji, hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa buah jambu biji mengandung senyawa fenolik dan flavonoid total yang tinggi. Senyawa – senyawa tersebut efektif sebagai penangkap radikal DPPH.
2.3. Jus Jambu Biji Merah
Jambu biji sangat kaya vitamin C dan beberapa jenis mineral yang  mampu menangkis berbagai jenis penyakit dan menjaga kebugaran tubuh. Daun dan kulit batangnya mengandung zat antibakteri yang dapat menyembuhkan beberapa  jenis penyakit. Selain vitamin C, buah jambu biji juga mengandung potassium dan besi. Selain antioksidan, vitamin C di sini memiliki fungsi menjaga dan meningkatkan kesehatan pembuluh kapiler, mencegah anemia, sariawan dan gusi berdarah. Dari penelitian sebelumnya diketahui jus buah jambu biji dapat meningkatkan jumlah trombosit yang lebih tinggi (Wardonal, 2011).


BAB 3
METEDOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
            Praktikum Pangan Fungsional dan Fitokimia Pangan ini dilaksanakan di laboraturium Kimia Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya. Praktikum ini dimulai pada hari Rabu tanggal 05 Oktober 2016 pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai.

3.2  Bahan dan Alat
Alat yang digunakan pada praktikum aktifitas antioksidan adalah : 1). Beaker gelas, 2). Penangas air, 3). Penjepit tabung reaksi, 4). Pipet tetes, 5). Pipet ukur, 6). Rak tabung reaksi, 7). Spektrofotometer, 8). Tabung reaksi, 9). Vortex.
Bahan yang digunakan pada praktikum aktifitas antioksidan adalah : 1). Aquadest, 2). DPPH, 3). Jus berbagai merek, 4). Metanol.

3.3  Cara Kerja
Cara kerja dari praktikum ini adalah :
1.        Sebanyak 5 mL sampel uji diencerkan hingga mencapai 50 mL.
2.        Larutan sampel dibuat menjadi 4 seri pengenceran yaitu 0,5,10 dan 15.
3.        Masing-masing seri pengenceran diambeil 1 mL dan diberi tambahan 7 mL metanol.
4.        Selanjutnya dilakukan penambahan 2 mL larutan DPPH.
5.        Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 517 nm.
6.        Hasil peneraan spektroftometer pada menit ke-30 dicatat.
7.        Kapasitas antioksidan sampel dihitung dengan rumus : Kapasitas Antioksidan =  x 100 %
8.        Nilai IC50 ditentukan dengan kurva standar.



BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
            Hasil dari praktikum Uji Aktivitas Antioksidan  adalah sebagai berikut :
4.1.1. Tabel hasil uji aktivitas antioksidan beberapa sampel.
No.
Sampel
Konsentrasi
X (P1)
Y (%)
Persamaan linier
Nilai IC50
1.
Blanko

0,741



2.
Jambu Biji
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
0,211
0,131
0,124
0,09
0,009
71,52
82,32
83,26
87,85
98,78
y = 600,5x + 66,73
R² = 0.925

-0,027
3.
Buavita Jambu Biji
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
0,240
-0,015
-0,063
-0,066
-0,090
67,61
102,02
108,50
108,90
112,14
y = 959,4x + 71,05
R² = 0,680

-0,021
4.
Buavita Jeruk
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
0,551
0,453
0,319
0,272
0,112
25,64
38,86
56,95
63,29
84,88
y = 1429x + 11,05
R² = 0,980

2,77

4.2. Pembahasan
Praktikum kali ini tentang uji aktivitas antioksidan yang menggunakan 3 sampel jus buah yaitu jambu biji, jus jambu biji dan jus jeruk yang diukur dengan menggunakan metode DPPH. Metode pengukuran aktivitas antioksidan tersebut melihat karakteristik yang berbeda dari beberapa jenis sampel untuk mengetahui jumlah kapasitas antioksidan yang terdapat didalam sampel yang diuji.
Perlakuan untuk sampel dilakukan sebanyak 5 pengenceran dengan konsentrasi 0,01, 0,02, 0,03, 0,04, 0,05. Berdasarkan hasil dari uji aktivitas antioksidan dari beberapa sampel kapasitas antioksidan pada jus jambu biji dengan merk buavita menunjukkan bahwa memiliki perbandingan jumlah kapasitas antioksidan paling besar dibanding dengan sampel jambu biji dan jus jeruk, nilai anktioksidan jus jambu biji 67,61%, 102,02%, 108,50%, 108,90%, 112,14%. Hal ini menunjukkan bahwa jus jambu biji mampu memberikan kesehatan bagi tubuh bukan hanya jus biasa jus jambu juga mampu menambah atau menaikkan trombosit dalam tubuh.
Nilai IC50 yang diperoleh dari rumus regresi grafik untuk sampel jambu biji adalah sebesar -0,027, sampel jus jambu -0,21 dan sampel jus jeruk adalah 2,77. Diketahui bahwa kapasitas antioksidan ketiga sampel yang diuji memiliki perbandingan yang sangat jauh terutama pada sampel jus jeruk. Nilai koefisien IC50 merupakan jumlah jumlah senyawa antioksidan untuk menrendam radikal bebas sebanyak 50%, sehingga nilai IC50 dengan kapasitas antioksidan harus berbanding terbalik.
Dari hasil perhitungan ketiga sampel yang diuji jambu bji, jus jambu biji dan jus jeruk, diketahui bahwa kapasitas antioksidan terbesar adalah pada jus jeruk dan kapasitas antioksidan terkevil terdapat pada sampel uji jus jambu biji. Semakin kecil nilai IC50 maka kapasitas antioksidan sampel semakin besar. Grafik kapasitas antioksidan dan nilai absirbansi naik menandakan sampel yang diuji stabil.




BAB 5
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Absirbansi raddikal DPPH setelah bereaksi dengan antioksidan dapat berkurang karena pengaruh dari cahaya, oksigen dan tipe pelarut.
2.      Hasil jus jambu biji menunjukkan bahwa memiliki antioksidan yang paling besar ditunjukkan dengan % dan memiliki nilai IC50 terkecil.
3.      Hasil uji aktivitas antioksidan memiliki nilai perbedaan antioksidan yang sangat besar, hal ini dipengaruhi oleh cahaya, pada saat memasukkan DPPH harus dalam keadaan gelap atau setelah dimasukkan DPPH langsung dimasukkan kedalah ruang gelap, sehingga tidak mengurangi jumlah kapasitas antioksidannya.
4.      Nilai IC50 terbesar terdapat pada sampel jus jeruk.
5.      Semakin kecil nilai IC50 maka kapasitas antioksidan semakin besar.


DAFTAR PUSTAKA
Redha, Abdi. 2010. Flavonoid: Struktur, sifat antioksidatif dan peranannya
dalam sistem biologi. Jurnal Berlian Vol. 9. No. 2 september. 2010 196-
202.(respository.polnep.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/149/13.
Abadi.pdf)

Prakash, A., et al. 2011. Antioxidant activity. Medallion Laboratories Analytical Progress : 1-4.

Rosyidah, K., et al. 2011. Isolasi Senyawa Antioksidan dari Kulit Batang Tumbuhan Binjai (Mangifera caesia). Sains dan Terapan Kimia 5(1): 8-14.

Harborner, J.B. 2006. Metode Fitokimia. Bandung: Penerbit ITB.

Musa dan Abdullah. 2010. “Antioxidnt Activity of Pink-Flesh Guava (Psidium Guava L.): Effect of Ekstraction Techniques and Solvents. Journal of Food Analytic Methods. 4, 100-107.

Rohman, A, et al. 2009. Penangkap Radikal 2,2-Difenil-1-Pikril Hidrazil oleh Ekstrak Buas Psidium Guava L. dan Averrhoa carambola L. Jurnal Ilmu Kemarfasian Indonesia. 7, (1), 1-5.

Thaipong, Kriengsak, et al. 2006. Comparison of ABTS, DPPH, FRAP, and ORAC assays of Estimating Antioxidnt activity from Guajava Fruit Extracts. Journal of Food Composition an Analysis. 19, 669-675.

Wardonal, D., 2011, Membandingkan Aktivitas Jambu Biji (Psidiumguajava L.) Berdaging Merah dan Berdaging Putih Terhadap Waktu Pembekuan Darah dan Jumlah Trombosit pada Menci Putih Betina. (Skripsi). STIFARM, Padang



Share:

0 komentar:

Post a Comment