LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM PANGAN FUNGSIONAL DAN
FITOKIMIA PANGAN
ANALISIS AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
NAMA
05031XXXXXX
Kelompok 1/A
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antioksidan adalah senyawa yang dapat menghambat radikal bebas dengan
berperan sebagai donor H terhadap radikal bebas, sehingga terbentuk senyawa
yang lebih stabil (Harborner, 2006). Antioksidan dapat berupa BHT, vitamin C,
maupun senyawa fitokimia yang secara sengaja maupun tidak sengaja dalam suatu
produk pangan. Jus buah adalah salah satu produk pangan yang potensial
dikembangkan dengan kandungan antioksidan.
Maraknya peredaran jus yang diklaim kaya akan antioksidan menuntut perlu
dilakukan uji antioksidan secara kuantitatif pada sampel jus buah yang dijual
bebas di pasaran. Melalui uji antioksidan ini, dapat memastikan dan
membandingkan kandungan antioksidan pada masing-masing sampel jus buah.
DPPH merupakan metode
sederhana yang dapat dilakukan untuk mengukur kadar antioksidan, sehingga sering digunakan dalam penggunaan
pengukuran aktifitas antioksidan. Metode DPPH dapat digunakan pada sampel padat
atau pun cair dan tidak spesifik untuk satu komponen antioksidan tetapi
penerapan seluruh kapasitas antioksidan dari sampel (Prakash, 2011). Penentuan
suatu senyawa sebagai antioksdan atau tidak ditintukan oleh pengukuran IC50
pada pengukuran DPPH. IC50 merupakan kemampuan senyawa dalam suatu
sampel sebagai antikoksidan untuk meredam 50% radikal bebas sehingga semakin
kecil nilai koefisien IC50, maka semakin tinggi sifat bioaktif
sampel antioksidan tersebut (Rosyidah, 2011).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum
ini adalah untuk menganalisa aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antioksidan
Antioksidan merupakan suatu senyawa yang
memperlambat atau mencegah proses oksidasi. Selain itu antioksidan dapat
dinyataakan sebagai senyawa senyawa yang dapat mecegah reaksi oksidasi dengan
cara menghentikan reaksi radikal bebas. Antioksidan juga diistilahkan dengan
zat perendam atau perangkap radikal bebas yaitu subtitusi atau molekul yang
dapat bereaksi radikal bebas dan berfungsi menetralkan radikal bebas tersebut.
Beberapa jenis daun pandan dimanfaatkan sebagai bahan pewarna dan pewangi
makanan serta memilii kandungan kimia seperti alkaloid, saponin, flavonoid dan
tannin. Daun pandan banyak ditemukan disekitar dekat pantai pada ketinggian
sekitar 100 mdari permukaan laut (Redha, 2010).
2.2. Jambu Biji
Sumber antioksidan alami
seperti buah jambu biji merah sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Buah
jambu biji (Psidium guava L.) sangat
bergizi karena mengandung asam askorbat (50 – 3000 mg / 100 g berat segar),
tiga sampai enam kali lebih tinggi dari pada jeruk (Thaipong et al, 2006). Menurut Musa (2011) yang
meneliti mengenai pengaruh ekstraksi dan pelarut terhadap aktivitas antioksidan
dari daging buah jambu biji merah, daging buah jambu merah memiliki korelasi
yang tinggi antara komposisi fenolik dan aktivitas antioksidan. Rohman et al, (2009) juga telah meneliti
mengenai pengaruh penangkap radikal DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)
oleh ekstrak buah jambu biji, hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
buah jambu biji mengandung senyawa fenolik dan flavonoid total yang tinggi.
Senyawa – senyawa tersebut efektif sebagai penangkap radikal DPPH.
2.3. Jus Jambu Biji Merah
Jambu biji sangat kaya vitamin C dan beberapa jenis mineral yang mampu menangkis berbagai jenis penyakit dan menjaga
kebugaran tubuh. Daun dan kulit batangnya mengandung zat antibakteri yang dapat
menyembuhkan beberapa jenis penyakit.
Selain vitamin C, buah jambu biji juga mengandung potassium dan besi. Selain antioksidan,
vitamin C di sini memiliki fungsi menjaga dan meningkatkan kesehatan pembuluh
kapiler, mencegah anemia, sariawan dan gusi berdarah. Dari penelitian
sebelumnya diketahui jus buah jambu biji dapat meningkatkan jumlah trombosit yang
lebih tinggi (Wardonal, 2011).
BAB 3
METEDOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Pangan Fungsional dan Fitokimia
Pangan ini dilaksanakan di laboraturium Kimia Hasil Pertanian,
Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya,
Indralaya. Praktikum ini dimulai pada hari Rabu tanggal 05 Oktober 2016 pukul 08.00
WIB sampai dengan selesai.
3.2
Bahan dan
Alat
Alat yang digunakan pada praktikum aktifitas antioksidan adalah : 1).
Beaker gelas, 2). Penangas air, 3). Penjepit tabung reaksi, 4). Pipet tetes,
5). Pipet ukur, 6). Rak tabung reaksi, 7). Spektrofotometer, 8). Tabung reaksi,
9). Vortex.
Bahan yang digunakan pada praktikum aktifitas antioksidan adalah : 1).
Aquadest, 2). DPPH, 3). Jus berbagai merek, 4). Metanol.
3.3 Cara Kerja
Cara
kerja dari praktikum ini adalah :
1.
Sebanyak 5 mL sampel uji diencerkan hingga mencapai 50
mL.
2.
Larutan sampel dibuat menjadi 4 seri pengenceran yaitu
0,5,10 dan 15.
3.
Masing-masing seri pengenceran diambeil 1 mL dan diberi
tambahan 7 mL metanol.
4.
Selanjutnya dilakukan penambahan 2 mL larutan DPPH.
5.
Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 517 nm.
6.
Hasil peneraan spektroftometer pada menit ke-30
dicatat.
7.
Kapasitas antioksidan sampel dihitung dengan rumus : Kapasitas Antioksidan = x 100 %
8.
Nilai IC50 ditentukan dengan kurva standar.
BAB
4
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Hasil dari praktikum Uji Aktivitas Antioksidan adalah sebagai
berikut :
4.1.1. Tabel hasil uji aktivitas antioksidan beberapa
sampel.
No.
|
Sampel
|
Konsentrasi
|
X (P1)
|
Y (%)
|
Persamaan
linier
|
Nilai
IC50
|
1.
|
Blanko
|
|
0,741
|
|
|
|
2.
|
Jambu
Biji
|
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
|
0,211
0,131
0,124
0,09
0,009
|
71,52
82,32
83,26
87,85
98,78
|
y = 600,5x + 66,73
R² = 0.925 |
-0,027
|
3.
|
Buavita
Jambu Biji
|
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
|
0,240
-0,015
-0,063
-0,066
-0,090
|
67,61
102,02
108,50
108,90
112,14
|
y = 959,4x + 71,05
R² = 0,680 |
-0,021
|
4.
|
Buavita
Jeruk
|
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
|
0,551
0,453
0,319
0,272
0,112
|
25,64
38,86
56,95
63,29
84,88
|
y = 1429x + 11,05
R² = 0,980 |
2,77
|
4.2.
Pembahasan
Praktikum kali ini tentang
uji aktivitas antioksidan yang menggunakan 3 sampel jus buah yaitu jambu biji,
jus jambu biji dan jus jeruk yang diukur dengan menggunakan metode DPPH. Metode
pengukuran aktivitas antioksidan tersebut melihat karakteristik yang berbeda
dari beberapa jenis sampel untuk mengetahui jumlah kapasitas antioksidan yang
terdapat didalam sampel yang diuji.
Perlakuan untuk sampel
dilakukan sebanyak 5 pengenceran dengan konsentrasi 0,01, 0,02, 0,03, 0,04,
0,05. Berdasarkan hasil dari uji aktivitas antioksidan dari beberapa sampel
kapasitas antioksidan pada jus jambu biji dengan merk buavita menunjukkan bahwa
memiliki perbandingan jumlah kapasitas antioksidan paling besar dibanding
dengan sampel jambu biji dan jus jeruk, nilai anktioksidan jus jambu biji
67,61%, 102,02%, 108,50%, 108,90%, 112,14%. Hal ini menunjukkan bahwa jus jambu
biji mampu memberikan kesehatan bagi tubuh bukan hanya jus biasa jus jambu juga
mampu menambah atau menaikkan trombosit dalam tubuh.
Nilai IC50 yang diperoleh
dari rumus regresi grafik untuk sampel jambu biji adalah sebesar -0,027, sampel
jus jambu -0,21 dan sampel jus jeruk adalah 2,77. Diketahui bahwa kapasitas
antioksidan ketiga sampel yang diuji memiliki perbandingan yang sangat jauh
terutama pada sampel jus jeruk. Nilai koefisien IC50 merupakan jumlah jumlah
senyawa antioksidan untuk menrendam radikal bebas sebanyak 50%, sehingga nilai
IC50 dengan kapasitas antioksidan harus berbanding terbalik.
Dari hasil perhitungan
ketiga sampel yang diuji jambu bji, jus jambu biji dan jus jeruk, diketahui
bahwa kapasitas antioksidan terbesar adalah pada jus jeruk dan kapasitas antioksidan
terkevil terdapat pada sampel uji jus jambu biji. Semakin kecil nilai IC50 maka
kapasitas antioksidan sampel semakin besar. Grafik kapasitas antioksidan dan
nilai absirbansi naik menandakan sampel yang diuji stabil.
BAB 5
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah
sebagai berikut :
1. Absirbansi raddikal DPPH setelah bereaksi
dengan antioksidan dapat berkurang karena pengaruh dari cahaya, oksigen dan
tipe pelarut.
2. Hasil jus jambu biji menunjukkan bahwa
memiliki antioksidan yang paling besar ditunjukkan dengan % dan memiliki nilai
IC50 terkecil.
3. Hasil uji aktivitas antioksidan memiliki nilai
perbedaan antioksidan yang sangat besar, hal ini dipengaruhi oleh cahaya, pada
saat memasukkan DPPH harus dalam keadaan gelap atau setelah dimasukkan DPPH
langsung dimasukkan kedalah ruang gelap, sehingga tidak mengurangi jumlah
kapasitas antioksidannya.
4. Nilai IC50 terbesar terdapat pada sampel jus
jeruk.
5. Semakin kecil nilai IC50 maka kapasitas
antioksidan semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA
Redha, Abdi. 2010. Flavonoid: Struktur, sifat antioksidatif
dan peranannya
dalam sistem biologi. Jurnal Berlian Vol. 9. No. 2 september. 2010 196-
202.(respository.polnep.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/149/13.
Abadi.pdf)
Prakash, A., et al. 2011. Antioxidant activity.
Medallion Laboratories Analytical Progress : 1-4.
Rosyidah, K., et al. 2011. Isolasi Senyawa Antioksidan
dari Kulit Batang Tumbuhan Binjai (Mangifera caesia). Sains dan Terapan Kimia 5(1): 8-14.
Harborner, J.B. 2006. Metode
Fitokimia. Bandung: Penerbit ITB.
Musa
dan Abdullah. 2010. “Antioxidnt Activity of Pink-Flesh Guava (Psidium Guava L.): Effect of Ekstraction
Techniques and Solvents. Journal of Food Analytic Methods. 4, 100-107.
Rohman,
A, et al. 2009. Penangkap Radikal
2,2-Difenil-1-Pikril Hidrazil oleh Ekstrak Buas Psidium Guava L. dan Averrhoa
carambola L. Jurnal Ilmu Kemarfasian Indonesia. 7, (1), 1-5.
Thaipong,
Kriengsak, et al. 2006. Comparison of
ABTS, DPPH, FRAP, and ORAC assays of Estimating Antioxidnt activity from
Guajava Fruit Extracts. Journal of Food Composition an Analysis. 19, 669-675.
Wardonal, D., 2011, Membandingkan
Aktivitas Jambu Biji
(Psidiumguajava L.) Berdaging Merah dan Berdaging Putih Terhadap
Waktu Pembekuan Darah dan
Jumlah Trombosit pada
Menci Putih Betina. (Skripsi).
STIFARM, Padang
0 komentar:
Post a Comment