Monday, 18 December 2017

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM PANGAN FUNGSIONAL DAN FITOKIMIA PANGAN ANALISIS KAROTEN

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM PANGAN FUNGSIONAL DAN
FITOKIMIA PANGAN
ANALISIS KAROTEN




NAMA
0503XXXXX
Kelompok 1/A
                               






TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karotenoid adalah pigmen alami yang disentesis oleh tanaman, algae dan bakteri fotosintetik yang memberikan warna kuning, jingga, dan merah. Karotenoid yang umum dikonsumsi, antara lain : α-karoten, β-karoten, β-kriptosantin, lutein, likopen dan zeasantin. α-karoten, β-karoten, β-kriptosantin, lutein, likopen dan zeasantin merupakan provitamin A yang berarti dapat dikonversi menjadi retinol (Vitamin A). Karotenoid dibagi menjadi dua, yaitu karoten (α-karoten, β-karoten dan likopen) dan santofil (β-kriptosantin, lutein, dan zeasantin). Karotenoid memiliki beberapa manfaat, antara lain : aktivitas vitamin A, aktivitas antioksidan, filter cahaya, pencegah penyakit kanker, paru-paru dan prostat, penyakit kardovaskuler, serta katarak (Muchtadi, 2012).
Karoteniud merupakan senyawa isoprenoid yang dihasilkan dari salah satu jalur asam mevalonat. Jalur asam mevalonat tidak hanya membentuk senyawa iprenoid saja tetapi juga membentuk senyawa metabolit lain, diantaranya isovlavon, indol alkaloid, diterpenoid, dan triterpenoid (Kurniawan, 2010).
Pengukuran karotenoid dan klorofil menggunakan metode yang sama. Perbedaan pengukuran karotenoid dan klorofil hanya terdapat pada panjang gelombang  yang dipakai pada metode spektrofotometri. Spektrofotometri sinar tampak merupakan pengukuran sejumlah serapan elektromagnetik monokromatis pada panjang gelombang tertentuoleh suatu molekul atau zat kimia penyerap dimana nilai serapan sebanding dengan konsentrasi zat penyerap tersebut. Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 480, 645 dan 663. Spectrum ultra violet dan cahaya tampak suatu zat pada umumnya tidak mempunyai derajat spesifikasi tinggi, walaupun demikian spectrum tesebut untuk pemeriksa kuantitatif (Mufsiroh, 2009)

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar karotenoid dari beberapa sampel tumbuhan.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karotenoid
Karotenoid merupakan pigmen alam tumbuhan yang menghasilkan warna merah, kuning, orange, dan hijau tua pada buah dan sayuran. Warna-warna terlihat pada buah dan sayuran disebabkan oleh adanya ikatan rangkap duaterkonjugasi dari karotenoid yang menyerap cahaya (Hock-Eng, et al., 2011). Semakin banyak ikatan ganda terkonjugasi, maka makin pekat warna pada karotenoid tersebut yang mengarah ke warna  merah (Heriyanto, 2009).
2.2. Daun Jambu
Daun jambu sejak lama digunkan untuk pengobatan tradisional, dan sudah banyak produk herbal dari sediaan jambu. Menurut Sudarsono et al, (2002), daun jambu mengandung flavonoid, tannin (17,4%), fenolat (575,3 mg/g) dan minyak atsiri. Efek farmakologis dari daun jambu biji yaitu anti inflamasi, antidiare, analgesik, antibakteri, antidiabetes dan penambah trombosit.adapun salah satu senyawa dari flavonoid yang terkandung dalam daun jambu adalah kuersetin, yang memiliki titik lebur 310ºC, sehingga kuersetin tahan terhadap pemanasan (Daud et al., 2011).
2.3. Daun Mangga
Tanaman mangga (Mangifera Indica L) menunjukkan perbedaan warna dalam pertumbuhan daunnya. Daun pada pucuk biasanya berwarna kemerahan, keunguan, atau kekuningan, daun muda berwarna hijau kekuningan, dan daun tua berwarna hijau gelap. Perbedaan warna daun menunjukkan adanya perbedaan kandungan pigmen daun termasuk pigmen klorofil. Kajian analisis kandungan klorofil ini masih terbatas, penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi ilmiah tentang kandungan klorofil daun mangga (Mangifera indica L.) pada tingkat perkembangan daun yang berbeda Informasi ini merupakan data awal atau pembanding untuk penelitian yang berhubungan dengan kandungan klorofil pada suatu tumbuhan.
2.4. Daun Pepaya
Tanaman pepaya (Carica papaya, L) merupakan jenis tanaman yang tidak asing bagi masyarakat banyak sekali manfaatnya mulai dari buah, bunga dan daunnya. Salah satu bagian tanaman pepaya yang banyak dimanfaatkan adalah daun pepaya. Daun pepaya muda dapat dibuat sebagai bahan berbagai ragam sayuran. Bagi sebagian orang makan dengan sayur lalap daun pepaya dapat menambah nafsu makan (Nurdin et al, 2009).
Pada daun pepaya yang berwarna hijau banyak mengandung klorofil. Kandungan klorofil pada tumbuhan memiliki jumlah yang banyak yaitu rata-rata 1% berat kering ( Rozak ,M. et.al, 2008). Analisis kandungan klorofil a, klorofil b, dan klorofil total pada beberapa tanaman sayuran menyimpulkan bahwa kandungan klorofil terbesar pada daun pepaya dan memiliki potensi sebagai food suplemen. Klorofil merupakan pigmen tanaman berwarna hijau dan terdapat pada kloroplas di dalam sel daun tanaman dan bagian lain yang berwarna hijau. Klorofil terdapat lima macam yaitu klorofil a, klorofil b, klorofil c, klorofil d dan klorofil e. Klorofil a dan klorofil b terdapat pada tanaman tingkat tinggi sedangkan klorofil c, d, dan e terdapat pada tanaman ganggang (Pitojo, S. dalam Madani, 2011)

2.5. Daun Sirih
Sirih (Piper betle) merupakan tumbuhan obat yang sangat besar manfaatnya. Mengandung zat antiseptik pada seluruh bagiannya. Daunnya banyak digunakan sebagai bahan obat tradisional. Khasiat daun sirih sudah banyak dikenal dan telah teruji. Daun  sirih memiliki  kemampuan antiseptik antioksidasi dan fungisida. Manfaat daun sirih sebagai obat tradisional dapat digunakan untuk mengatasi bau badan, bau mulut, sariawan, mimisan, bisul penekan kekebalan tubuh. Tanaman sirih terdapat banyak kandungan minyak yang disebut minyak atsiri. Kandungan terbesar minyak atsiri adalah kavikol dan betlephenol. Ada juga kandungan tannin pada daunnya yang bermanfaat melindungu fungsi hati dan mencegah diare (Saraswati, 2011).


2.6. Daun Sirsak
Tanaman sirsak (Annona muricata L.) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat kanker. Senyawa fitokimia yang menjadi anggota acetogenin seperti muricereacin dan murihexocin C memiliki kekuatan yang melebihi kefektifan dari adreamycin (obat kemoterapi). Daun sirsak mempunyai khasiat yang manjur untuk mnyembuhkan penyakit kanker. Daun sirsak menjadi alternatif banyak pasien untuk mengobati yang mana daunnya mudah di dapat dan rasanya juga enak. Kandungan acetoginin dalam daun sirsak mempunyai manfaat untuk menyerang sel kanker dengan aman dan efektif secara alami, tanpa rasa mual, berat badan turun, rambut rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemo. Daun sirsak bersifat seperti kemoterapi dan mempunyai kemampuan untuk membunuh sel-sel yang tumbuh abnormal, serta membiarkan sel-sel yang tumbuh normal. Senyawa acetoginin yang terdapat dalam daun sirsak berperan sebagai inhibitor sumber energi  untuk pertumbuhan sel kanker (Utari, 2013).


BAB 3
METEDOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
            Praktikum Pangan Fungsional dan Fitokimia Pangan ini dilaksanakan di laboraturium Kimia Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya. Praktikum ini dimulai pada hari Rabu tanggal 26 Oktober 2016 pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai.

3.2  Bahan dan Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah: 1) gelas ukur, 2) kertas saring, 3) mortar, 4) pipet tetes, 5) pipet ukur, dan 6) spektofotometer.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah: 1) aseton, 2) daun jambu, 3) daun sirsak, 4) daun sirih, 5) daun pepaya dan 6) daun mangga.

3.3  Cara Kerja
Cara kerja dari praktikum analisis klorofil adalah :
1.    Daun segar sebanyak 100 mg dihaluskan dalam mortar yang diberi 2 mL aseton 80%.
2.    Hasil gerusan daun ditambahkan aseton hingga volume larutan menjadi 10 mL, kemudian disaring mengunakan kertas filter Whatman 41.
3.    Filtrat yang diperoleh diukur absorbansinya pada panjang gelombang 480, 645 dan.663 nm.
Karetonoid (mg/L) = 




BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
            Hasil dari praktikum Uji Aktivitas Antioksidan  adalah sebagai berikut :
4.1.1. Tabel hasil uji aktivitas antioksidan beberapa sampel.
4.1.1. Tabel hasil analisa karoten
No.
Sampel
Panjang Gelombang
Karotenoid (mg/L)
480
645
663
1.
Daun Jambu Air
0,698
0,625
0,944
0,034
2.
Daun Sirsak
0,764
0,757
1,189
0,035
3.
Daun Mangga
0,811
0,842
1,308
0,035
4.
Daun Pepaya
1,031
0,896
1,368
0,054
5.
Daun Sirih
0,845
0,329
0,489
0,060
Perhitungan Karotenoid Total (mg/L)

4.2. Pembahasan
Praktikum tentang uji analisa karoten sampel yang digunakan sama dengan uji analisa klorofil yaitu daun mangga, daun jambu air, daun papaya, daun sirsak dan daun sirih. Untuk mengetahui perbandingan total karoten yang terdapat pada sampel, analisa menggunakan metode spektrofotometri yakni mengukur kandungan karoten berdasarkan panjang gelombang 480, 663 dan 645 nm.
Hasil analisa kadar karoten menunjukkan bahwa setiap sampel yang diuji memiliki nilai absorbansi yang berbeda, sampel daun jambu dengan panjang gelombang 645 nilai absorbansi yang didapat 0,625 dan 0,944 untuk panjang gelombang 633 sedangkan panjang gelombang 480 menghasilkan absorbansi 0,698 dengan total karoten 0,034 mg.L. Daun sirsak dengan panjang gelombang, 480, 645 dan 663 menghasilkan nilai absorbansi 0,764, 0,757 dan 1,189 dengan total karoten 0,035. Sampel daun mangga mendapatkan hasil absorbansi 0,811, 0,842, 1,308 untuk masing – masing panjang gelobang 480, 645 dan 663 sedangkan nilai total karoten 0,35 mg/L. Daun papaya dengan panjang gelombang 480 nilai absorbansinya 1,031, 645 dengan nilai absorbansi 0,896 dan panjang gelombang 663 nilai absorbansinya 1,368 dengan total karoten 0,54 mg/L. Sedangkan untuk sampel daun sirih dengan panjang gelombang yang berbeda mengasilkan nilai absorbansi 0,845 untuk panjang gelombang 480, 0,329 untuk panjang gelombang 645 dan 0,489 untu panjang gelombang 663, nilai kadar karoten total adalah 0,60.
Total nilai karoten diperoleh berdasarkan hasil tertinggi sampai terendah. Nilai total karoten tertinggi terdapat pada sampel daun sirih yaitu 0,60. Sedangkan yang terendah terdapat pada sampel daun jambu dengan nilai total karoten 0,034.


BAB 5
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Karotenoid banyak dijumpai pada sayur-sayuran jenis dedaunan dan pada buah-buahan yang berwarna kuning, jingga hingga kemerah-merahan.
2.      Karotenoid umumnya dijumpai terakumulasi pada jaringan atau organ penimbun sebagai cadangan makanan.
3.      Metode yang digunakan sama dengan analisa klorofil namun panjang gelombang yang digunakan berbeda, hal ini bertujuan untuk meliahat kadar karoten yang lebih teliti dari sampel yang digunakan.
4.      Total karoten yang diperoleh berdasarkan hasil tertinggi terdapat pada sampel daun sirih dan yang terendah terdapat pada daun jambu.
5.      Warna hijau daun sangat berkaitan erat dengan kandungan klorofil, Akan tetapi dibalik daun hijau terdapat karotenoid yang terakumulasi dijaringan tumbuhan.



DAFTAR PUSTAKA
Daud, M.F., Esti R,S., Endah R. 2011. Pengaruh Pebedaan Metode Ekstraksi Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium Guava L.) Berdaging Buah Putih. Program Studi Farmasi, Universitas Islam Bandung, Jl. Purnawarman No. 63 Bandung 40116. Sains, Teknologi dan Kesehatan. ISSN:2089-3582.

Heriyanto, 2009, Karotenoid (Beta-karoten), (online), (http://repository.usu.ac.id/ bitstream/123456789/20091/4/karotenoid(beta-karoten).pdf, diakses 5 Maret 2012).

Hock-Eng et al., 2011, Carotenoids and Their Isomers: Color Pigments in Fruits and Vegetables, J. Molc., 16, 1710-1738

Madani, Sciena. 2011. Kandungan Kimia Daun Mangga. (Online) (http://www.wa rtamadani.com/2013/02/kandungan-kimia-daun-mangga.html Di Akses 2 Nopember 2014).

Muchtadi, D. 2012. Pangan Fungsional dan Senyawa Bioaktif. Penerbit Alfabeta: Bandung.

Nurdin., Clara M. Kusharto., Ikeu Tanziha dan M. Januwati. 2009. Kandungan Klorofil, Karoten berbagai Jenis Daun Tanaman dan Cu- Turunan Klorofil serta Karakteristik Fisiko-Kimianya. Jurnal Gizi dan Pangan 4(1): 13 – 19.

Rozak, M.A dan Unggul,H. 2008. Ekstraksi Klorofil dari Daun Pepaya dengan Solvent 1-Butanol. [Makalah]. Fakultas Teknik, Universitas Diponerogo, Semarang.

Saraswati, D. 2011. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Sirih Terhadap Daya Hambat Escherichia Coli. Kesmas FIKK UNG. Jurnal Health & Sport, Vol, 3, Nomor 2, Agustus 2011 : 285-362.

Sudarsono et al., 2002. Tumbuhan Obat II (Hasil Penelitian, Sifat-Sifat Dan Pengunaan). Yogyakarta: Pusat Studi Obat Terdisional-Universitas Gajah Mada.

Utari et al., 2013. Kegunaan Daun Sirsak (Annona Muricata L) untuk Membunuh Sel Kanker dan Pengganti Kemoterapi. Program S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Jurnal KesMaDaSka - Juli 2013.




Share:

0 komentar:

Post a Comment