Monday, 18 December 2017

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM PANGAN FUNGSIONAL DAN FITOKIMIA PANGAN ANALISIS KLOROFIL

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM PANGAN FUNGSIONAL DAN
FITOKIMIA PANGAN
ANALISIS KLOROFIL






NAMA
05031XXXXXXX
Kelompok 1/A
                               

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Klorofil merupakan pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan dan beberapa jenis alga. Struktur dasar klorofil merupakan cincin porifin yang mempunyai sel darah merah atau  heme pada molekul hemoglobin. Akan tetapi, inti molekul dari klorofil adalah Mg atau magnesium, sedangkan pada heme adalah Fe atau besi. Cincin porifin pada struktur klorofil merupakan struktur hidrofilik atau larut air, tetapi klorofil terikat pada gugus hidrokarbon yang tidak larut air atau hidrofobik, yaitu fitol (Muchtadi, 2012).
Pengukuran klorofil secara analisis laboratorium meiliki banyak metode, antara lain : metode kolorimetri yang diperkenalkan oleh Harvey (1934), metode spektrofotometri yang diperkenalkan oleh Richard dan Thomson (1952) dan metode kertas kromatografi yang diperkenalkan oleh Jeffrey dan allen (1967) yang digunakan dalam penelitian khusus. Metode kolorimetri merupakan metode perbandingan warna sampel klorofil dengan larutan standar dengan warna bertingkat denga satandar satuan (HPPU) (Harvey Plant Pigment Unit). Metode kolorimetri mengharuskan kecermatan penelitian terhadap warna, sehingga memiliki unsure subjektif terhadap warna tersebut. Metode spektrofotometri merupakan mengukur klorofil berdasarkan panjang gelombang. Ketelitian metode spektrofotometri ditentukan beberapa faktor, antara lain : a. panjang gelombang, b. kadar zat terlarut yang diperikasa, c. koefisien penyerapan panjang gelombang yang digunakan, d. panjang lintasan cahaya dalam cuvette (Riyono, 2006).

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menganalisa kandungan klorofil pada beberapa sampel tumbuhan.



BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klorofil
Istilah klorofil berasal dari bahasa Yunani yaitu chloros artinya hijau dal phyllos artinya daun. Istilah ini diperkenalkan pada tahun 1818, dan pigmen tersebut diekstrak dari tanaman dengan menggunakan pelarut organik. Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri fotosintetik. Pigmen ini berperan dalam fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan mengubah energy cahaya menjadi energi kimia. Klorofil  mempunyai rantai  fitil  (C20H39O)  yang  akan  berubah menjadi  fitol  (C20H39OH) jika  terkena  air dengan  katalisator  klorofilase.  Fitol  adalah alkohol  primer  jenuh  yang  mempunyai  daya afinitas  yang  kuat  terhadap  O2  dalam  proses reduksi klorofil (Muthalib, 2009)
Sifat fisik klorofil adalah menerima dan atau memantulkan cahaya dengan dengan gelombang yang berbeda. Klorofil banyak menyerap sinar dengan panjang gelombang antara 400-700 nm, terutama sinar merah dan biru. Sedangkan sifat kimia klorofil adalah tidak larut air, melainkan larut dalam pelarut organik, dalam suasana asam dapat membentuk senyawa feofitin yang berwarna coklat (Song aid an Yunia, 2011)
2.2. Daun Jambu
Daun jambu sejak lama digunkan untuk pengobatan tradisional, dan sudah banyak produk herbal dari sediaan jambu. Menurut Sudarsono et al, (2002), daun jambu mengandung flavonoid, tannin (17,4%), fenolat (575,3 mg/g) dan minyak atsiri. Efek farmakologis dari daun jambu biji yaitu anti inflamasi, antidiare, analgesik, antibakteri, antidiabetes dan penambah trombosit.adapun salah satu senyawa dari flavonoid yang terkandung dalam daun jambu adalah kuersetin, yang memiliki titik lebur 310ÂșC, sehingga kuersetin tahan terhadap pemanasan (Daud et al., 2011).

2.3. Daun Mangga
Tanaman mangga (Mangifera indica  L.) menunjukkan perbedaan waktu dalam pertumbuhan daunnya. Daun pada pucuk biasanya berwarna kemerahan, keunguan, atau kekuningan, daun muda baerwana hijau kekuningan, dan daun tua berwarna hijau gelap. Perbedaan warna daun menunjukkan adanya perbedaan kandungan pigmen daun termasuk klorofil. Kajian analisis klorofil masih terbatas, penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi ilmiah tentang kandungan klorofil daun mangga (Mangifera indica L.) pada tingkat perkembangan daun yang berbeda. Informasi ini merupakandata awal atau pembanding untuk penelitian yang berhubungan dengan kandungan klorofil pada suatu tumbuhan (Sumenda et al., 2011).

2.4. Daun Pepaya
Tanaman pepaya (Carica Papaya L.) banyak tumbuh di daerah tropis Indonesia yang bisa dimanfaatkan daribuah dan daunnya. Pada daun pepaya yang berwarna hijau mengandung klorofil. Kandungan klorofil pada tumbuhtumbuhan memiliki jumlah yang banyak yaitu rata-rata 1% berat kering,sehingga sangat berpotensi dikembangkan sebagai suplemen pangan atau kegunaan lainnya.
Klorofil diistilahkan sebagai pewarna hijau alami yang ada pada berbagai macam tumbuhan, susunannya terdapat di dalam kloroplas. Ada 2 jenis klorofil alami (seperti klorofil-a dan klorofil-b). Klorofil biasanya selalu menyatu dengan pigmen lainnya yang berdasarkan dari kelompok karotenoid (Rozak dan Unggul, 2008).

2.5. Daun Sirih
Sirih (Piper betle) merupakan tumbuhan obat yang sangat besar manfaatnya. Mengandung zat antiseptik pada seluruh bagiannya. Daunnya banyak digunakan sebagai bahan obat tradisional. Khasiat daun sirih sudah banyak dikenal dan telah teruji. Daun  sirih memiliki  kemampuan antiseptik antioksidasi dan fungisida. Manfaat daun sirih sebagai obat tradisional dapat digunakan untuk mengatasi bau badan, bau mulut, sariawan, mimisan, bisul penekan kekebalan tubuh. Tanaman sirih terdapat banyak kandungan minyak yang disebut minyak atsiri. Kandungan terbesar minyak atsiri adalah kavikol dan betlephenol. Ada juga kandungan tannin pada daunnya yang bermanfaat melindungu fungsi hati dan mencegah diare (Saraswati, 2011).

2.6. Daun Sirsak
Tanaman sirsak (Annona muricata L.) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat kanker. Senyawa fitokimia yang menjadi anggota acetogenin seperti muricereacin dan murihexocin C memiliki kekuatan yang melebihi kefektifan dari adreamycin (obat kemoterapi). Daun sirsak mempunyai khasiat yang manjur untuk mnyembuhkan penyakit kanker. Daun sirsak menjadi alternatif banyak pasien untuk mengobati yang mana daunnya mudah di dapat dan rasanya juga enak. Kandungan acetoginin dalam daun sirsak mempunyai manfaat untuk menyerang sel kanker dengan aman dan efektif secara alami, tanpa rasa mual, berat badan turun, rambut rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemo. Daun sirsak bersifat seperti kemoterapi dan mempunyai kemampuan untuk membunuh sel-sel yang tumbuh abnormal, serta membiarkan sel-sel yang tumbuh normal. Senyawa acetoginin yang terdapat dalam daun sirsak berperan sebagai inhibitor sumber energi  untuk pertumbuhan sel kanker (Utari, 2013).




BAB 3
METEDOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
            Praktikum Pangan Fungsional dan Fitokimia Pangan ini dilaksanakan di laboraturium Kimia Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya. Praktikum ini dimulai pada hari Rabu tanggal 26 Oktober 2016 pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai.

3.2  Bahan dan Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah: 1) gelas ukur, 2) kertas saring, 3) mortar, 4) pipet tetes, 5) pipet ukur, dan 6) spektofotometer.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah: 1) aseton, 2) daun jambu, 3) daun sirsak, 4) daun sirih, 5) daun pepaya dan 6) daun mangga.

3.3  Cara Kerja
Cara kerja dari praktikum analisis klorofil adalah :
1.    Daun segar sebanyak 100 mg dihaluskan dalam mortar yang diberi 2 mL aseton 80%.
2.    Hasil gerusan daun ditambahkan aseton hingga volume larutan menjadi 10 mL, kemudian disaring mengunakan kertas filter Whatman 41.
3.    Filtrat yang diperoleh diukur absorbansinya pada panjang gelombang 663 dan 645 nm.
Klorofil total (mg/L) = (20,2 x A645) + A663



BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil yang diperoleh adalah Tabel analisa klorofil :
No.
Sampel
Panjang Gelombang
Klorofil Total (mg/L)
645 nm
663 nm
1.
Daun Jambu Air
0,625
0,944
13,569
2.
Daun Sirsak
0,757
1,189
16,480
3.
Daun Mangga
0,842
1,308
18,316
4.
Daun Pepaya
0,869
1,368
18,921
5.
Daun Sirih
0,329
0,489
7,134
Perhitungan Klorofil Total (mg/L) = (20,2 x A645) + A663
4.2. Pembahasan
Sampel yang digunakan dalam praktikum uji analisa klorofil adalah daun mangga, daun jambu air, daun papaya, daun sirsak dan daun sirih. Untuk mengetahui perbandingan total klorofil yang terdapat pada sampel, analisa menggunakan metode spektrofotometri yakni mengukur klorofil berdasarkan panjang gelombang 663 dan 645 nm.
Hasil uji analisa klorofil dari beberapa sampel yang diuji, menghasilkan nilai absorbansi yang sangat bervariasi dengan panjang gelombang 663 dan 645. Diketahui bahwa sampel daun jambu air dengan analisa panjang gelombang 645 dihasilkan nilai absirbansi 0,625, panjang gelombang 663 menghasilkan nilai absirbansi 0,944 dengan nilai total klorofil 13,569 mg/L. Sampel daun sirsak dengan panjang gelombang 645 menghasilkan nilai absorbansi 0,757 dan 1,189 untuk panjang gelombang 663, dengan total klorofil 16,480 mg/L. Untuk sampel daun mangga dengan panjang gelombang 645 absorbansi yang dihasilkan 0,842 dan 1,308 dengan panjang gelombang 645 serta total klorofil 18,316 mg/L. Analisa klorofil daun papaya dengan panjang gelombang 645 menghasilkan nilai absorbansi 0,869 dan 1,368 untuk panjang gelombang 663 dengan nilai total klorofil 18,921. Sedangkan untuk sampel daun sirih dengan panjang gelombang 645 nilai absorbansi yang dihasilkan 0,329 dan 0,489 dengan panjang gelombang 663 dan nilai total klorofil sebesar 7,134 mg/L.
Uji analisa klorofil dengan panjang gelombang yang berbeda menghasilkan nilai absorbansi yang berbeda, dengan nilai total klorofil yang bervariasi hasilnya. Uji analisa klorofil dengan menggunakan metode spektrofotometri dengan panjang gelombang 645 rata-rata mengahasilkan nilai 0, sedangkan dengan panjang gelombang sangat bervariasi tetapi rata-rata 1, dengan total klorofil yang tertinggi terdapat pada sampel daun papaya 18,921 mg/L. Hasil uji analisa klorofil dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, jenis daun yang muda dan tua, tingkat pemilihan daun sangat menentukan nilai total klorofil pada setiap analisa yang dilakukan. Selain itu factor lain yang dapat mempengaruhi hasil nilai total klorofil yaitu perlakuan pertama pada saat setelah diekstrak dan pemberian etanol pada sampel harus dalam keadaan gelap, dan dalam keadaan tertutup agar tidak terjadi oksidasi.



BAB 5
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum analisa klorofil adalah sebagai berikut :
  1. Nilai asorbansi dapat dipengaruhi oleh beberapa perlakuan dan panjang gelombang yang digunakan, sampel yang sudah diberi etanol tidak boleh langsung terkena cahaya, hal tersebut dapat mempengaruhi nilai absorbansi pada setiap sampel.
  2. Nilai total klorofil terendah terletak pada sampel daun sirih dengan nilai 7,134.
  3. Semakin tua umur daun maka semakin tinggi kadar klorofil yang terdapat didalam daun, selain itu intensitas cahaya juga dapat mempengaruhi kandungan klorofil tersebut.
  4. Total klorofil yang diperoleh hasil tertinggi terletak pada sampel daun papaya dan daun mangga dengan nilai 18,921 dan 18,316.
  5. Uji analisa klorofil menggunakan metode spektrofotometri yaitu mengukur kandungan klorofil pada sampel beberapa daun berdasarkan panjang gelombang.

DAFTAR PUSTAKA
Daud, M.F., Esti R,S., Endah R. 2011. Pengaruh Pebedaan Metode Ekstraksi Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium Guava L.) Berdaging Buah Putih. Program Studi Farmasi, Universitas Islam Bandung, Jl. Purnawarman No. 63 Bandung 40116. Sains, Teknologi dan Kesehatan. ISSN:2089-3582.

Muchtadi, D. 2012. Pangan Fungsional dan Senyawa Bioaktif. Penerbit Alfabeta: Bandung.

Riyono, Sumijo H. 2006. Beberapa Metode Pengukuran Klorofil Fitoplankton di Laut. Oseana XXXI (3) : 33-44.

Rozak, M.A dan Unggul,H. 2008. Ekstraksi Klorofil dari Daun Pepaya dengan Solvent 1-Butanol. [Makalah]. Fakultas Teknik, Universitas Diponerogo, Semarang.

Saraswati, D. 2011. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Sirih Terhadap Daya Hambat Escherichia Coli. Kesmas FIKK UNG. Jurnal Health & Sport, Vol, 3, Nomor 2, Agustus 2011 : 285-362.

Sudarsono et al., 2002. Tumbuhan Obat II (Hasil Penelitian, Sifat-Sifat Dan Pengunaan). Yogyakarta: Pusat Studi Obat Terdisional-Universitas Gajah Mada.

Sumenda, L., Henny L.R dan Feky R.M. 2011. Analisis Kandungan Klorofil Daun Mangga (Mangifera indica L.) pada Tingkat Perkembangan Daun yang Berbeda. Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi Manado.

Utari et al., 2013. Kegunaan Daun Sirsak (Annona Muricata L) untuk Membunuh Sel Kanker dan Pengganti Kemoterapi. Program S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Jurnal KesMaDaSka - Juli 2013.


Share:

0 komentar:

Post a Comment