LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM KONSERVASI TANAH DAN AIR
BANGUNAN PENGENDALI EROSI
Wahyu
Sriningsih
05071181419002
PROGAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
INDRALAYA
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sumber daya alam utama yaitu tanah dan air mudah mengalami kerusakan atau degradasi.Tanah
mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai sumber unsure hara bagi tumbuhan,
dan sebagai matriks tempat akar tumbuhan berjangka rdan air tanah tersimpan
(Arsyad S, 1989).Kedua fungsi tersebut dapat menurun atau hilang, hilang atau menurunnya
fungsi tanah ini yang biasa disebut kerusakan tanah atau degradasi tanah.
Hilangnya fungsi tanah sebagai sumber unsure hara bagi tumbuhan dapat terus
menerus diperbaharui dengan pemupukan.Tetapi hilangnya fungsi tanah
sebagai tempat berjangkarnya perakaran dan menyimpan air tanah tidak
mudah diperbaharui karena diperlukan waktu yang lama untuk pembentukan
tanah. Kerusakan air berupa hilangnya
atau mengeringnya sumber air dan menurunnya kualitas air.Hilang atau
mengeringnya sumber air berkaitan erat dengan erosi, sedangkan menurunnya
kualitas air dapat dikarenakan kandungan sedimen yang bersumber dari
erosi atau kandungan bahan-bahan dari limbah industri/pertanian. Dengan
demikian kedua sumberdaya tersebut (tanahdan air) harus dijaga kelestarian fungsinyadengan upaya-upaya konservasi tanah dan
air.
Penerapan teknik
konservasi tanah dan air meliputi teknik vegetatif, sipil teknis dan kimiawi.
Penerapan teknik vegetaif berupa penanaman vegetasi tetap, budidaya tanaman
lorong, strip rumput dan lain–lain, penerapan sipil teknis berupa pembuatan
bangunan dam pengendali, dam penahan, teras, saluran pembuagan air, sumur
resapan, embung, parit buntu (rorak), perlindungan kanan kiri tebing sungai dan
lain–lain, serta penerapan teknik kimiawi berupa pemberian mulsa, bitumen zat
kimia.
Pada
kenyataannya semakin banyak terjadi degradasi lahan dan air yag disebabkan oleh
banyak faktor yang dapat menyebabkan rusaknya atau berkurangnya kualitas dan
kuantitas suatu tanah dan air yang dapat berdampak buruk pada lingkungan kita
bahkan dapat menyebabkan suatu bencan alam seperti longsor yang merupakan
bentuk dari erosi.
Salah
satu kegiatan dalam menyelamatkan lahan dari tingkat erosi yang tinggi adalah
penerapan teknik konservasi tanah dan air disamping kegiatan reboisasi,
penghijauan, pemeliharan dan pengayaan tanaman. Konservasi tanah dan air
merupakan upaya untuk penggunaan lahan sesuai dengan syarat–syarat yang
diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi tanah dan air
mempunyai tujuan utama untuk mempertahankan tanah dan air dari kehilangan dan
kerusakannya.
1.1
Tujuan
Adapun
tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui cara yang efektif untuk
mengurangi erosi di daerah yang memiliki kimiringan.
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Konservasi tanah dan air
Tanah menurut pengertian sehari-hari
ialah tempat berpijak makhluk hidup di darat, fondasi tempat tinggal, dan
sebagainya. Secara ilmiah, tanah merupakan media tempat tumbuh tanaman. Menurut
Simmonson (1957), tanah adalah permukaan lahan yang kontiniu menutpi kerak bumi
kecuali di tempat-tempat berlereng terjal, puncak-puncak pegunungan, daerah
salju abadi. Sedangkan menurut Soil Survey Staff (1973), tanah adalah kumpulan
tubuh alami pada permukaan bumi yang dapat berubah atau dibuat oleh manusia
dari penyusun-penyusunnya, yang meliputi bahan organik yang sesuai bagi
perkembangan akar tanaman.
Menurut Sitanala Arsyad (1989),
konservasi tanah adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan
yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukkannya sesuai dengan
syarat-syarat yang diperluka agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi
tanah mempunyai hubungan yang erat dengan konservasi air. Tanah sebagai
komponen utama usaha tani yang harus dipelihara, dimodifikasi bila perlu,
sangat mempengaruhi produksi dan penampilan tanaman.
Konservasi tanah merupakan penempatan
setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah
tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar
tidak terjadi kerusakan tanah. Upaya konservasi tanah ditujukan untuk (1)
mencegah erosi, (2) memperbaiki tanah yang rusak, dan (3) memelihara serta
meningkatkan produktivitas tanah agar tanah dapat digunakan secara
berkelanjutan. Konservasi
air
adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah dan mengatur waktu aliran air
agar
tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim
kemarau
(Arsyad, 2006).Konservasi tanah secara biologi yang umum dilakukan adalah
dengan menanaman tanaman penutup tanah (TPT) atau legume cover crops (LCC).
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan Tempat
PraktikumKonservasi Tanah dan
Air ini
dilaksanakan setiap hari jum’at mulai
dari bulan akhir November sampai Oktober
2016 pukul 08.00 – 9.40 WIB.
Praktikum ini dilaksanakan di rumah kompos,belakang Laboratorium,
Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya Indralaya.
3.2.
Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang
digunakan pada pratikum tentang pembuatan bangunan pengendali erosi ini yaitu :
1) karung (untuk meletakkan tanah), 2) Nampan plastik datar
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada pada pratikum tentang
pembuatan bangunan pengendali erosi ini yaitu : 1) Air, 2) tanah
3.3.
Cara Kerja
Adapun cara kerja praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Siapkan
alat dan bahan yang akan digunakan
2. Kering
anginkan tanah, setelah itu ayak tanah mineral tersebut hingga halus.
3. Ambil
secukupnya tanah lalu campurakan dengan air. Aduk hingga merata sampai tanah
mudah dibentuk
4. Setelah
campuran tanah sudah rata, bentuk bangunan teras bangku dibaki ukuran sedang
5. Bentuk
teras sampai rapi dan jangan sampai ada retakan.
6. Setelah
bangunan teras bangku selesai kemudian tanami rerumputan
7. Amati
setiap hari dan disiram
BAB
4
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Adapun
hasil yang kami dapatkan dari praktikum tentang bangunan pengendali erosi
adalah :
Gambar
1. Bangunan pengendali erosi menggunakan teknik
guludan
Gambar
1. Bangunan pengendali erosi menggunakan teknik
guludan
|
Pada
praktikum kami menggunakan teknik guludan dimana teknik tersebut dibuat pada
kemiringan lereng dengan cara menaikkan tanah dan dibuat parit-parit agar
bertujuan mengurangi panjang aliran air yang mengalir dari atas. Teknik ini
cukup menekan laju air yang mengalir
dari atas simulasi lereng.Seperti pendapat Dairah,Dkk. 2000 bahwa Fungsi dari teras gulud hampir sama dengan teras bangku, yaitu untukmenahan
laju aliran permukaan dan meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah. Saluran air
dibuat untuk mengalirkan aliran permukaan dari bidang olah keSPA. Untuk
meningkatkan efektivitas teras gulud dalam menanggulangi erosi danaliran
permukaan, serta agar guludan tidak mudah rusak sebaiknya guludandiperkuat
tanaman penguat teras. Biaya pembangunan teras gulud relatif lebih murah
dibandingkan denganteras bangku, yaitu dibutuhkan 65-180 HOK
ha-1 (Agus et al., 1999).
Sistem
gulud adalah sistem dengan menggunakan larikan di mana bagian saluran gulud
dapat berfungsi untuk meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah (infiltrasi)
sedangkan punggung gulud dapat menahan laju aliran permukaan
BAB 5
KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesinpulan yang dapat diperoleh
dari praktikum, yaitu :
1. konservasi
tanah adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai
dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukkannya sesuai dengan
syarat-syarat yang diperluka agar tidak terjadi kerusakan tanah.
2. Secaraumum,
tujuankonservasitanahadalahmeningkatkanproduktivitaslahansecaramaksimal,
memperbaikilahan yang rusak/kritis,
danmelakukanupayapencegahankerusakantanahakibat erosi.
3. Teras berfungsi mengurangi panjang lereng dan menahan air,
sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, dan memungkinkan
penyerapan air oleh tanah. Dengan demikian erosi berkurang.
4. Teras
gulud adalah barisan guludan yang dilengkapi dengan saluran air di bagian
belakang gulud. Metode ini dikenal pula dengan istilah guludan bersaluran.
Bagian-bagian dari teras gulud terdiri atas guludan, saluran air, dan bidang
olah.
5. Yang
lebih efektif untuk mengurangi erosi adalah dengan membuat bangunan pengurangi
erosi berupa teras bangku.
5.2.Saran
Adapun saran yang dapat saya
sampaikan untuk praktikum selanjutnya harus lebih banyak lagi materi yang
disampaikan dan praktikan harus lebih menguasai lagi materinya sebelum
melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Inon Beydha.2002. Konservasi tanah dan air di indonesia kenyataan
dan harapan. Fakultas ilmu sosial dan ilmu politikmjurusan ilmu komunikasi
universitas sumatera utara
Zenyferd Simangunsong.2011. Konservasi
tanah dan air pada perkebunan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq.) Pt Sari Lembah Subur, Pelalawan,
Riau.
I n t e r n a t i o n a l C e n
t r e f o r R e s e a r c h i n A g r o f o r e s t r y
Fahmuddin,
Dkk. 2002.Pilihan Teknologi
Agroforestri/Konservasi Tanah Untuk Areal Pertanian Berbasis Kopi Di
Sumberjaya, Lampung Barat.International
centreforre searchin agroforestry
0 komentar:
Post a Comment