Monday, 18 December 2017

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM KONSERVASI TANAH DAN AIR BANGUNAN PENGENDALI EROSI

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM KONSERVASI TANAH DAN AIR
BANGUNAN PENGENDALI EROSI





Wahyu Sriningsih
05071181419002




PROGAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2016



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sumber daya alam utama yaitu tanah dan air mudah mengalami kerusakan atau degradasi.Tanah mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai sumber unsure hara bagi tumbuhan, dan sebagai matriks tempat akar tumbuhan berjangka rdan air tanah tersimpan (Arsyad S, 1989).Kedua fungsi tersebut  dapat menurun atau hilang, hilang atau menurunnya fungsi tanah ini yang biasa disebut kerusakan tanah atau degradasi tanah.
Hilangnya fungsi tanah sebagai sumber unsure hara bagi tumbuhan dapat terus menerus diperbaharui dengan pemupukan.Tetapi hilangnya fungsi tanah sebagai tempat berjangkarnya perakaran dan menyimpan air tanah tidak mudah diperbaharui karena diperlukan waktu yang lama untuk pembentukan tanah. Kerusakan air berupa  hilangnya atau mengeringnya sumber air dan menurunnya kualitas air.Hilang atau mengeringnya sumber air berkaitan erat dengan erosi, sedangkan menurunnya kualitas air dapat dikarenakan kandungan sedimen yang bersumber dari erosi atau kandungan bahan-bahan dari limbah industri/pertanian. Dengan demikian kedua sumberdaya tersebut (tanahdan air) harus dijaga kelestarian  fungsinyadengan upaya-upaya konservasi tanah dan air.

Penerapan teknik konservasi tanah dan air meliputi teknik vegetatif, sipil teknis dan kimiawi. Penerapan teknik vegetaif berupa penanaman vegetasi tetap, budidaya tanaman lorong, strip rumput dan lain–lain, penerapan sipil teknis berupa pembuatan bangunan dam pengendali, dam penahan, teras, saluran pembuagan air, sumur resapan, embung, parit buntu (rorak), perlindungan kanan kiri tebing sungai dan lain–lain, serta penerapan teknik kimiawi berupa pemberian mulsa, bitumen zat kimia.
Pada kenyataannya semakin banyak terjadi degradasi lahan dan air yag disebabkan oleh banyak faktor yang dapat menyebabkan rusaknya atau berkurangnya kualitas dan kuantitas suatu tanah dan air yang dapat berdampak buruk pada lingkungan kita bahkan dapat menyebabkan suatu bencan alam seperti longsor yang merupakan bentuk dari erosi.
Salah satu kegiatan dalam menyelamatkan lahan dari tingkat erosi yang tinggi adalah penerapan teknik konservasi tanah dan air disamping kegiatan reboisasi, penghijauan, pemeliharan dan pengayaan tanaman. Konservasi tanah dan air merupakan upaya untuk penggunaan lahan sesuai dengan syarat–syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi tanah dan air mempunyai tujuan utama untuk mempertahankan tanah dan air dari kehilangan dan kerusakannya.

1.1  Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui cara yang efektif untuk mengurangi erosi di daerah yang memiliki kimiringan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Konservasi tanah dan air
Tanah menurut pengertian sehari-hari ialah tempat berpijak makhluk hidup di darat, fondasi tempat tinggal, dan sebagainya. Secara ilmiah, tanah merupakan media tempat tumbuh tanaman. Menurut Simmonson (1957), tanah adalah permukaan lahan yang kontiniu menutpi kerak bumi kecuali di tempat-tempat berlereng terjal, puncak-puncak pegunungan, daerah salju abadi. Sedangkan menurut Soil Survey Staff (1973), tanah adalah kumpulan tubuh alami pada permukaan bumi yang dapat berubah atau dibuat oleh manusia dari penyusun-penyusunnya, yang meliputi bahan organik yang sesuai bagi perkembangan akar tanaman.
Menurut Sitanala Arsyad (1989), konservasi tanah adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukkannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperluka agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi tanah mempunyai hubungan yang erat dengan konservasi air. Tanah sebagai komponen utama usaha tani yang harus dipelihara, dimodifikasi bila perlu, sangat mempengaruhi produksi dan penampilan tanaman.
Konservasi tanah merupakan penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Upaya konservasi tanah ditujukan untuk (1) mencegah erosi, (2) memperbaiki tanah yang rusak, dan (3) memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah agar tanah dapat digunakan secara berkelanjutan. Konservasi
air adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah dan mengatur waktu aliran air
agar tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim
kemarau (Arsyad, 2006).Konservasi tanah secara biologi yang umum dilakukan adalah dengan menanaman tanaman penutup tanah (TPT) atau legume cover crops (LCC).

BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1.  Waktu dan Tempat
PraktikumKonservasi Tanah dan Air ini dilaksanakan setiap hari jum’at  mulai dari bulan akhir November sampai Oktober  2016 pukul 08.00 – 9.40  WIB.
Praktikum ini dilaksanakan di rumah kompos,belakang Laboratorium, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya Indralaya.

3.2.  Alat dan Bahan
Adapun alat-alat  yang digunakan pada pratikum tentang pembuatan bangunan pengendali erosi ini yaitu : 1) karung (untuk meletakkan tanah), 2) Nampan plastik datar
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada pada pratikum tentang pembuatan bangunan pengendali erosi ini yaitu : 1) Air, 2) tanah

3.3.  Cara Kerja
 Adapun cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.      Kering anginkan tanah, setelah itu ayak tanah mineral tersebut hingga halus.
3.      Ambil secukupnya tanah lalu campurakan dengan air. Aduk hingga merata sampai tanah mudah dibentuk
4.      Setelah campuran tanah sudah rata, bentuk bangunan teras bangku dibaki ukuran sedang
5.      Bentuk teras sampai rapi dan jangan sampai ada retakan.
6.      Setelah bangunan teras bangku selesai kemudian tanami rerumputan
7.      Amati setiap hari dan disiram


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun hasil yang kami dapatkan dari praktikum tentang bangunan pengendali erosi adalah :
Gambar 1. Bangunan pengendali erosi menggunakan teknik  guludan


Gambar 1. Bangunan pengendali erosi menggunakan teknik  guludan

Pada praktikum kami menggunakan teknik guludan dimana teknik tersebut dibuat pada kemiringan lereng dengan cara menaikkan tanah dan dibuat parit-parit agar bertujuan mengurangi panjang aliran air yang mengalir dari atas. Teknik ini cukup menekan laju  air yang mengalir dari atas simulasi lereng.Seperti pendapat Dairah,Dkk. 2000 bahwa Fungsi dari teras gulud hampir sama dengan teras bangku, yaitu untukmenahan laju aliran permukaan dan meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah. Saluran air dibuat untuk mengalirkan aliran permukaan dari bidang olah keSPA. Untuk meningkatkan efektivitas teras gulud dalam menanggulangi erosi danaliran permukaan, serta agar guludan tidak mudah rusak sebaiknya guludandiperkuat tanaman penguat teras. Biaya pembangunan teras gulud relatif lebih murah dibandingkan denganteras bangku, yaitu dibutuhkan 65-180 HOK ha-1 (Agus et al., 1999).
Sistem gulud adalah sistem dengan menggunakan larikan di mana bagian saluran gulud dapat berfungsi untuk meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah (infiltrasi) sedangkan punggung gulud dapat menahan laju aliran permukaan


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesinpulan yang dapat diperoleh dari praktikum, yaitu :
1.      konservasi tanah adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukkannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperluka agar tidak terjadi kerusakan tanah.
2.      Secaraumum, tujuankonservasitanahadalahmeningkatkanproduktivitaslahansecaramaksimal, memperbaikilahan yang rusak/kritis, danmelakukanupayapencegahankerusakantanahakibat erosi. 
3.      Teras berfungsi mengurangi panjang lereng dan menahan air, sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, dan memungkinkan penyerapan air oleh tanah. Dengan demikian erosi berkurang.
4.      Teras gulud adalah barisan guludan yang dilengkapi dengan saluran air di bagian belakang gulud. Metode ini dikenal pula dengan istilah guludan bersaluran. Bagian-bagian dari teras gulud terdiri atas guludan, saluran air, dan bidang olah.
5.      Yang lebih efektif untuk mengurangi erosi adalah dengan membuat bangunan pengurangi erosi berupa teras bangku.

5.2.Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan untuk praktikum selanjutnya harus lebih banyak lagi materi yang disampaikan dan praktikan harus lebih menguasai lagi materinya sebelum melakukan praktikum.





DAFTAR PUSTAKA

Inon Beydha.2002. Konservasi tanah dan air di indonesia kenyataan dan harapan. Fakultas ilmu sosial dan ilmu politikmjurusan ilmu komunikasi universitas sumatera utara

Zenyferd Simangunsong.2011. Konservasi tanah dan air pada perkebunan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq.) Pt Sari Lembah Subur, Pelalawan, Riau.

I n t e r n a t i o n a l C e n t r e f o r R e s e a r c h i n A g r o f o r e s t r y
Fahmuddin, Dkk. 2002.Pilihan Teknologi Agroforestri/Konservasi Tanah Untuk Areal Pertanian Berbasis Kopi Di Sumberjaya, Lampung Barat.International centreforre searchin agroforestry
Share:
Lokasi: Jalan Srijaya Negara, Bukit Lama, Ilir Barat I, Bukit Lama, Ilir Bar. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30128, Indonesia

0 komentar:

Post a Comment