PRAKTIKUM PESTISIDA
PESTISIDA NABATI
Wahyu Sriningsih
05071181419002
PROGAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2017
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Pestisida
nabati merupakan kearifan lokal di Indonesia yang sangat potensial untuk
dimanfaatkan dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), guna
mendukung terciptanya sistem pertanian organik. Secara umum pestisida nabati
diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan
atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah. Pestisida nabati
relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas juga oleh
karena terbuat dari bahan alami /nabati,maka jenis pestisida ini bersifat mudah
terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif
aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang.dampak samping lainnya, justru dapat
menyelamatkan musuh-musuh
alami.
Pestisida nabati adalah pestisida
yang bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik
lainnya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman.Pestisida ini
tidak meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun lingkungan serta
dapat di buat dengan mudah menggunakan bahan yang murah dan peralatan yang
sederhana Pestisida nabati
adalah ramuan alami pembasmi hama yang bahan-bahan aktifnya berasal dari alam
seperti ekstrak tanaman tertentu yang sudah diketahui efek positifnya dalam
membasmi hama tertentu. Pestisida nabati mulai diminati oleh petani, mengingat
semakin tingginya harga pestisida kimiawi. Selain itu, gerakan go-organic
yang terus digaungkan menarik minat petani, praktisi dan akademisi pertanian
untuk menemukan berbagai ramuan alami yang efektif mengusir hama.
Pestisida
nabati semakin diminati karena memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan
dengan pestisida sintetis atau kimiawi. Beberapa keunggulan pestisida nabati
diantaranya yaitu:
1.
Teknologi pembuatannya lebih mudah
dan murah, sehingga memungkinkan untuk dibuat sendiri dalam skala rumah tangga.
2.
Pestisida nabati tidak menimbulkan
efek negatif bagi lingkungan maupun terhadap makhluk hidup, sehingga, relatif
aman untuk digunakan.
3.
Tidak beresiko menimbulkan
keracunan pada tanaman, sehingga, tanaman yang diaplikasikan pestisida nabati
jauh lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya.
4.
Tidak menimbulkan resistensi
(kekebalan) pada hama. Dalam artian pestisida nabati aman bagi keseimbangan
ekosistem.
5.
Hasil petanian yang dihasilkan
lebih sehat serta terbebas dari residu pestisida kimiawi.
Bahan antifungi alami yang berasal dari tanaman
kini menjadi salah satu alternatif penggunaan fungisida yang aman bagi
lingkungan dan tidak membahayakan terutama pada konsumen. Beberapa jenis
tanaman dapat menghasilkan metabolit sekunder yang berfungsi sebagai antifungi.
Salah satunya adalah metabolit sekunder yang dihasilkan oleh daun tanaman mimba
(Azadirachta indica). Ekstrak dari daun mimba dilaporkan mampu
mengendalikan serangan hama, berfungsi sebagai fungisida, bakterisida,
antivirus, nematisida, dan moluskisida.Maka dari itu dalam praktikum ini akan
dilakukan Uji Daya Hambat pestisida nabati berbahan aktif Azadirachtin Terhadap
Pertumbuhan Jamur Culvularia sp.
I.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui
daya hambat pestisida nabati berbahan aktif Azadirachtin Terhadap Pertumbuhan
Jamur Culvularia sp
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Pestisida Nabati
Kardinan
(2008), mengatakan bahwa pestisida nabati merupakan kearifan lokal di Indonesia
yang sangat potensial untuk dimanfaatkan dalam pengendalian Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT), guna mendukung terciptanya sistem pertanian organik.
Secara umum pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan
dasarnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang
atau buah. Pestisida nabati relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan
pengetahuan yang terbatas juga oleh karena terbuat dari bahan alami
/nabati,maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam
sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak
peliharaan karena residunya mudah hilang.
2.2. Tanaman
Mimba
Daun mimba (Azadirachta indica)
tersusun spiralis, mengumpul di ujung rantai, merupakan daun majemuk
menyirip genap. Daun mimba dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membasmi hama
dengan cara yang tradisional yang ramah lingkungan, karena penggunaan daun mimba
sebagai pestisida nabati tidak menimbulkan dampak atau pencemaran yang
membahayakan masyarakat sekitar. Mimba, terutama dalam biji dan daunnya
mengandung beberapa komponen dari produksi metabolit sekunder yang diduga
sangat bermanfaat, baik dalam bidang pertanian (pestisida dan pupuk), maupun
farmasi (kosmetik dan obat-obatan). Beberapa diantaranya adalah azadirachtin,
salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin (Ruskin, 1993).
Mimba (Azadirachta indica A. Juss;
Mileaceae), merupakan salah satu tumbuhan sumber bahan pestisida (pestisida
nabati) yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Penanaman dapat
dilakukan melalui stek, cangkok, dan biji. Bagian tanaman mimba yang
dapat digunakan sebagai pestisida nabati adalah daun dan bijinya. Ekstrak daun
dan biji mimba mengandung senyawa aktif utama azadiraktin. Namun disini saya
membahas tentang daun mimba yang bersifat sebagai insektisida, mimba juga
memiliki sifat sebagai fungisida, virusida, nematisida, bakterisida, maupun
akarisida (Backer dan Van der Brink, 1965).
Mimba memiliki efek anti serangga dengan
azadirachtin sebagai komponen yang paling potensi. Ekstrak daun dapat berefek
sebagai fungisida alami pada pengendalian penyakit antraknosa pada apel pasca
panen, berefek insektisida terhadap larva Aedes aegypti. Ekstrak biji
berpengaruh sublethal terhadap struktur mikroanatomi ventrikulus dan pengham
batan pertumbuhan Plasmodium berghei pada mencit. Toksisitas Dapat menyebabkan
iritasi mata dan jaringan lunak, serta kemungkinan sebagai penyebab konjugtivitas
dan inflamasi.
Keunggulan
Daun Mimba sebagai Pestisida Nabati Menurut Rembold (1989) Pengendalian
hama dengan menggunakan mimba sebagai insektisida nabati mempunyai beberapa
keunggulan antara lain :
·
Di alam senyawa aktif mudah terurai,
sehingga menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida
kimia.
·
Cara kerja spesifik, sehingga relatif
aman terhadap vertebrata (manusia, lingkungan dan ternak)
·
Tidak mudah menimbulkan resistensi,
karena jumlah senyawa aktif lebih dari satu.
·
Murah dan mudah dibuat oleh petani, ,
tidak menyebabkan keracunan pada tanaman, sulit menimbulkan kekebalan terhadap
hama, kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.
Cara
pembuatan pestisida nabati dari daun mimba :
·
1 kg daun mimba ditumbuk sampai halus
·
Rendam serbuk tersebut dalam 10 lt air,
semalam
·
Aduk sampai rata, kemudian saring dengan
menggunakan kain halus
·
Larutan siap disemprotkan ke tanaman
·
Tambahkan detergen sebanyak 1 g/lt sebagai
pengemulsi
2.2.1. Sistematika Mimba
Klasifikasi tanaman nimba adalah sebagai berikut:
Kingdom :
Plantae (Tumbuhan)
Divisi :
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida
(berkeping dua / dikotil)
Ordo : Sapindales
Spesies : Azadirachta indica A.Juss ( Plantamor, 2016)
2.3.Jamur Culvularia
sp
Koloni
Curvularia sp. berwarna coklat kehitaman dengan permukaan koloni
menyerupai beludru atau kapas. Konidiosfor Curvularia sp. biasanya
tunggal atau berkelompok memiliki cabang, bentuknya lurus atau merunduk,
berwarna coklat dengan ujung coklat muda. Konidiofor memiliki ukuran panjang
umumnya 650 μm dan lebar 5 – 9 μm. Konidia dari Curvularia sp. bersepta
3, membengkok pada sel ke dua atau ke tiga yang lebih lebar dan berwarna lebih
coklat dari pada sel yang lain, berdinding tipis dan berukuran (20-30) x (9-15)
μm (Semangun, 2007)
2.3.1. Sistematika Culvularia
sp
Klasifikasi jamur Culvularia
sp adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Ordo : Pleosporales
Famili : Pleosporaceae
Genus : Curvularia
Spesies : Curvularia sp ( Wikipedia,2013)
BAB 3
METODELOGI
3.1.
Waktu
dan Tempat
Praktikum pestisida yang berjudul Uji Hambat pestisida
nabati berbahan aktif Azadirachtin Terhadap Pertumbuhan Jamur Culvularia sp ini
dilaksanakan pada hari Senin , 22
Februari 2016 pukul 14.30 sampai dengan selesai. Praktikum ini bertempat di
Laboratorium Fitopatologi Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya, Indralaya.
3.2. Alat
dan Bahan :
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1)
Autoclave; 2) bor gabus; 3) cawan petri; 4) Erlenmeyer; 5) gelas ukur; 6)
laminar air flow; 7) mikropipet
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
: 1) ekstrak daun nimba dan 2) media PDA 250 ml
3.3. Metode
Adapun metode yang digunakan pada praktikum uji hambat pestisida
nabati berbahan aktif Azadirachtin Terhadap Pertumbuhan Jamur Culvularia sp adalah Rancangan Acak Lengkap ( RAL) dengan
3 perlakuan ( 5 ml, 10 ml, 15 ml) dan 6 ulangan.
3.4.
Cara kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini
adalah sebagai berikut:
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. masukkan 1000 ml aquades dan 40 gr ekstrak PDA aduk
sampai homogen
3. siapkan 6 tabung dengan perlakuan sebagai berikut:
·
untuk
tabung 1 isi ekstrak PDA + 5 ml ekstrak nimba
·
untuk
tabung 2 masukkan 90 ml ekstrak PDA + 10 ml ekstrak nimba
·
untuk
tabung 3 masukkan ekstrak PDA 85 ml + 15 ekstrak nimba
·
Diberi
label setiap perlakuan
4
Kemudian
semua tabung dan alat lainnya dimasukkan di autoclave
5
Kemudian
dinginkan dilaminar airflow
6
Masukkan
media ke cawan petri dan masukkan jamur
cuprvularia sp pada media di cawan petri lalu
sterilkan dengan bunsen di autoclave
7
Isolasi
dengan solasi dan inkubasi selama 2 hari
8
Amati
dan ukur perkembangan jamur.
3.5. Parameter
Adapun Parameter yang diamati dari praktikum ini adalah
pertambahan panjang spora jamur Culvularia dengan cara mengukur pertambahan panjang sporanya
menggunakn mistar setiap kali pengamatan. Pengamatan tersebut dilakukan selama
5 hari.
BAB
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
Tabel
Pengamatan Pestisida Nabati
Perlakuan
|
Ulangan
|
|
Hari ke
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
5%
|
1
|
14mm
|
28mm
|
45mm
|
40mm
|
50mm
|
2
|
10mm
|
28mm
|
38mm
|
41mm
|
49mm
|
|
10 %
|
1
|
12mm
|
18mm
|
28mm
|
32mm
|
42mm
|
2
|
14mm
|
20mm
|
28mm
|
30mm
|
30mm
|
|
15%
|
1
|
16mm
|
24mm
|
31mm
|
28mm
|
24mm
|
2
|
17mm
|
25mm
|
34mm
|
31mm
|
35mm
|
|
control
|
1
|
15mm
|
15mm
|
18mm
|
15mm
|
14mm
|
2
|
19mm
|
32mm
|
65mm
|
64mm
|
71mm
|
4.2 Pembahasan
Dalam
praktikum kita kali ini yang berjudul uji hambat pestisida nabati terhadap
pertumbuhan jamur Curvulariaspkita
mendapatkan beberapa kesimpulan dari praktikum kali ini.Seperti yang sudah kita
ketahui pestisida nabati lebih ramah lingkungan dibanding pestisida sintetik
yang memiliki residu kimia berbahaya baik bagi lingkungan maupun konsumen itu
sendiri.
Pestisida
nabati yang digunakan dibuat dari ekstrak tanaman mimba. Pada praktikum kali
ini kita menggunakan tanaman mimba karna tanaman ini mudah dicari dan relative
murah dibanding tanaman lain. Contoh tanaman lain yang dapat kita gunakan
selain tanaman mimba adalah daun mindi , cengkeh , serai dan masih banyak lagi
, tetapi tanaman yang paling popular ialah tanaman mimba. Selain mudah dicari
dan harganya relative murah , tanaman mimba dipilih karna mudah di olah untuk
bahan pestisida nabati dan jangka waktu pembuatannya lebih cepat dibanding
tanaman lain.
Untuk
melihat perbedaan pertumbuhan jamur Curvulariasp menggunakan
pestisida nabati kita juga menggunakan perlakuan control untuk perbandingan
perlakuan pestisida nabati dengan konsentrasi yang berbeda - beda yaitu 5% , 10% , dan 15%. Pada percobaan ini
kita dapat melihat bahwa pada perlakuan pestisida nabati dengan konsentrasi 15%
pertumbuhan jamur Curvularia sp
cenderung lebih kecil dibanding pada perlakuan pestisida nabati dengan
konsentrasi 5% dan juga konsentrasi 10%. Sebaliknya pada perlakuan control
pertumbuhan jamur Curvularia sp
cenderung sangat besar.
Dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan kita dapat melihat bahwa pemberian pestisida nabati dapat
mempengaruhi pertumbuhan jamur Curvularia
spmeskipun relative sedikit. Hal ini membuktikan bahwa tanaman mimba
tersebut layak dan patut untuk direkomendasikan sebagai alternative pestisida
pengganti pestisida sintetik , meskipun daya pengaruhnya tidak sekuat pestisida
sintetik dan cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama. Tetapi yang harus
diingat adalah pestisida nabati lebih ramah lingkungan dibanding pestisida
sintetik yang berbahan kimia konsentrasi tinggi.Petani dapat menjadikan
pestisida nabati berbahan mimba ini sebagai solusi untuk pertanian yang lebih
sehat dan dapat menekan pengeluaran petani untuk produksi tanaman hasil
panennya.
Zat didalam tanaman mimba dapat
menekan pertumbuhan jamur Curvularia spsecara
bertahap dengan konsentrasi yang cukup. Semakin tinggi konsentrasi pestisida
nabati didapat hasil pertumbuhan yang lebih sedikit , hal ini mengindikasiakan
bahwa konsentrasi yang tinggi dapat menekan pertumbuhan jamur secara massif
sehingga penggunaan pestisida sintetik dapat dikurangi semaksimal mungkin , dan
dapat digunakan dalam areal yang lebih luas lagi misalnya perkebunan tanaman
pangan dan hortikultura.
BAB
5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1.
Beberapa jenis tanaman dapat
menghasilkan metabolit sekunder yang berfungsi sebagai antifungi. Salah satunya
adalah metabolit sekunder yang dihasilkan oleh daun tanaman mimba (Azadirachta
indica).
2.
Pestisida
nabati merupakan kearifan lokal di Indonesia yang sangat potensial untuk
dimanfaatkan dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), guna
mendukung terciptanya sistem pertanian organic
3.
Daum
mimba memiliki bahan aktif azadiraktin yanh digunakan sebagai pestisida nabati
4.
Pertumbuhan
panjang jamur culvularia tidak
terlalu besar pada setiap perlakuan yang dilakukan.
5.
Pertumbuhan
panjang jamur Culvularia sangat besar pada
perlakuan kontrol
5.2.Saran
Adapun
saran dari saya untuk praktikum kali ini adalah sebaiknya dalam melakukan
pengukuran baik larutan ataupun spora jamur lebih teliti lagi agar hasil yang
didapat tepat.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonimous, 2009. Potensi, Peluang Dan Kendala Pemanfaatan
Pestisida Nabati. Sinar Tani Edisi 15 – 21 April 2009. No.3299.Tahun xxxix.
Hal.4
Apriyanto. A. 2009.
Kearifan Lokal Penggunaan Pestisida
Nabati Dalam Pengendalian Hama Tanaman. Sinar Tani Edisi 15 – 21 April
2009. No. 3299. Tahun xxxix. Hal.4.
Plantamor. 2016. Klasifikasi
Nimba. http://www.plantamor.com/index. Diakses pada tanggal 23 februari 2016.
Kardinan,
A dan A. Dhalimi. 2002.
Mimba
(Azadirachta indica A.Juss) Tanaman Multi Manfaat. Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Perkembangan Teknologi TRO. XV(1).
Ruskin. 1993.
Pestisida Nabati. Ramuan Dan Aplikasi.
P.T. Penebar Swadaya. Kardinan A. 2008. Pengembangan Kearifan Lokal
Pestisida Nabati. Sinar Tani Edisi 15 – 21 April 2009. No. 3299. Tahun xxxix.
Hal.5.
Sudarmo S. 2005. Pestisida Nabati. Pembuatan dan
Pemanfaatannya. Swadaya
Taryono, Dkk. 2003. Tanaman Mimba. Online. http: // bptsitubondo. wordpress.com /2008/06/05/mimba- azadirachta-indica-ajuss-bag-i/, diakses 26 februari 2016).
Wiwin,
S., R. Murtiningsih, N.Gunaeni dan T.Rubiati, 2008. Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan cara pembuatannya untuk
pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan.
http:// balitkabi. litbang.deptan. go.id/index.php/Info- Aktual/MIMBA-
PESTISIDA-NABATI-RAMAHLINGKUNGAN. html diakses pada tanggal 27 Februari 2016
0 komentar:
Post a Comment