Monday, 18 December 2017

LAPORAN PRAKTIKUM PESTISIDA - PESTISIDA NABATI

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM PESTISIDA
PESTISIDA NABATI








Wahyu Sriningsih
05071181419002





PROGAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA
2017



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Pestisida nabati merupakan kearifan lokal di Indonesia yang sangat potensial untuk dimanfaatkan dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), guna mendukung terciptanya sistem pertanian organik. Secara umum pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah. Pestisida nabati relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas juga oleh karena terbuat dari bahan alami /nabati,maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang.dampak samping lainnya, justru dapat menyelamatkan musuh-musuh alami.
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman.Pestisida ini tidak meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun lingkungan serta dapat di buat dengan mudah menggunakan bahan yang murah dan peralatan yang sederhana Pestisida nabati adalah ramuan alami pembasmi hama yang bahan-bahan aktifnya berasal dari alam seperti ekstrak tanaman tertentu yang sudah diketahui efek positifnya dalam membasmi hama tertentu. Pestisida nabati mulai diminati oleh petani, mengingat semakin tingginya harga pestisida kimiawi. Selain itu, gerakan go-organic yang terus digaungkan menarik minat petani, praktisi dan akademisi pertanian untuk menemukan berbagai ramuan alami yang efektif mengusir hama.
Pestisida nabati semakin diminati karena memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan pestisida sintetis atau kimiawi. Beberapa keunggulan pestisida nabati diantaranya yaitu:
1.         Teknologi pembuatannya lebih mudah dan murah, sehingga memungkinkan untuk dibuat sendiri dalam skala rumah tangga.
2.         Pestisida nabati tidak menimbulkan efek negatif bagi lingkungan maupun terhadap makhluk hidup, sehingga, relatif aman untuk digunakan.
3.         Tidak beresiko menimbulkan keracunan pada tanaman, sehingga, tanaman yang diaplikasikan pestisida nabati jauh lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya.
4.         Tidak menimbulkan resistensi (kekebalan) pada hama. Dalam artian pestisida nabati aman bagi keseimbangan ekosistem.
5.         Hasil petanian yang dihasilkan lebih sehat serta terbebas dari residu pestisida kimiawi.
Bahan antifungi alami yang berasal dari tanaman kini menjadi salah satu alternatif penggunaan fungisida yang aman bagi lingkungan dan tidak membahayakan terutama pada konsumen. Beberapa jenis tanaman dapat menghasilkan metabolit sekunder yang berfungsi sebagai antifungi. Salah satunya adalah metabolit sekunder yang dihasilkan oleh daun tanaman mimba (Azadirachta indica). Ekstrak dari daun mimba dilaporkan mampu mengendalikan serangan hama, berfungsi sebagai fungisida, bakterisida, antivirus, nematisida, dan moluskisida.Maka dari itu dalam praktikum ini akan dilakukan Uji Daya Hambat pestisida nabati berbahan aktif Azadirachtin Terhadap Pertumbuhan Jamur Culvularia sp.
I.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui daya hambat pestisida nabati berbahan aktif Azadirachtin Terhadap Pertumbuhan Jamur  Culvularia sp




BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pestisida Nabati
Kardinan (2008), mengatakan bahwa pestisida nabati merupakan kearifan lokal di Indonesia yang sangat potensial untuk dimanfaatkan dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), guna mendukung terciptanya sistem pertanian organik. Secara umum pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah. Pestisida nabati relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas juga oleh karena terbuat dari bahan alami /nabati,maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang.

  2.2. Tanaman Mimba
Daun mimba (Azadirachta indica)  tersusun spiralis, mengumpul di ujung rantai, merupakan daun majemuk menyirip genap. Daun mimba dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membasmi hama dengan cara yang tradisional yang ramah lingkungan, karena penggunaan daun mimba sebagai pestisida nabati tidak menimbulkan dampak atau pencemaran yang membahayakan masyarakat sekitar.  Mimba, terutama dalam biji dan daunnya mengandung beberapa komponen dari produksi metabolit sekunder yang diduga sangat bermanfaat, baik dalam bidang pertanian (pestisida dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan obat-obatan). Beberapa diantaranya adalah azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin (Ruskin, 1993).
Mimba (Azadirachta indica A. Juss; Mileaceae), merupakan salah satu tumbuhan sumber bahan pestisida (pestisida nabati)  yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Penanaman dapat dilakukan melalui stek, cangkok, dan biji.  Bagian tanaman mimba yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati adalah daun dan bijinya. Ekstrak daun dan biji mimba mengandung senyawa aktif utama azadiraktin. Namun disini saya membahas tentang daun mimba yang bersifat sebagai insektisida, mimba juga memiliki sifat sebagai fungisida, virusida, nematisida, bakterisida, maupun akarisida (Backer dan Van der Brink, 1965).
Mimba memiliki efek anti serangga dengan azadirachtin sebagai komponen yang paling potensi. Ekstrak daun dapat berefek sebagai fungisida alami pada pengendalian penyakit antraknosa pada apel pasca panen, berefek insektisida terhadap larva Aedes aegypti. Ekstrak biji berpengaruh sublethal terhadap struktur mikroanatomi ventrikulus dan pengham batan pertumbuhan Plasmodium berghei pada mencit. Toksisitas Dapat menyebabkan iritasi mata dan jaringan lunak, serta kemungkinan sebagai penyebab konjugtivitas dan inflamasi.
Keunggulan Daun Mimba sebagai Pestisida Nabati Menurut  Rembold (1989) Pengendalian hama dengan menggunakan mimba sebagai insektisida nabati mempunyai beberapa keunggulan antara lain :
·         Di alam senyawa aktif mudah terurai, sehingga menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.
·         Cara kerja spesifik, sehingga relatif aman terhadap vertebrata (manusia, lingkungan dan ternak)
·         Tidak mudah menimbulkan resistensi, karena jumlah senyawa aktif lebih dari satu.
·         Murah dan mudah dibuat oleh petani, , tidak menyebabkan keracunan pada tanaman, sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama, kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.

Cara pembuatan pestisida nabati dari daun mimba :
·         1 kg daun mimba ditumbuk sampai halus
·         Rendam serbuk tersebut dalam 10 lt air, semalam
·         Aduk sampai rata, kemudian saring dengan menggunakan kain halus
·         Larutan siap disemprotkan ke tanaman
·         Tambahkan detergen sebanyak 1 g/lt sebagai pengemulsi



 2.2.1. Sistematika Mimba
Klasifikasi tanaman nimba adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
       Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
       Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
       Ordo                : Sapindales
Famili              : Meliaceae 
Genus              : Azadirachta
Spesies            : Azadirachta indica A.Juss ( Plantamor, 2016)

2.3.Jamur Culvularia sp
Koloni Curvularia sp. berwarna coklat kehitaman dengan permukaan koloni menyerupai beludru atau kapas. Konidiosfor Curvularia sp. biasanya tunggal atau berkelompok memiliki cabang, bentuknya lurus atau merunduk, berwarna coklat dengan ujung coklat muda. Konidiofor memiliki ukuran panjang umumnya 650 μm dan lebar 5 – 9 μm. Konidia dari Curvularia sp. bersepta 3, membengkok pada sel ke dua atau ke tiga yang lebih lebar dan berwarna lebih coklat dari pada sel yang lain, berdinding tipis dan berukuran (20-30) x (9-15) μm (Semangun, 2007)

2.3.1.      Sistematika Culvularia sp
Klasifikasi jamur Culvularia sp adalah sebagai berikut:
Kingdom  : Fungi
Divisi       : Ascomycota
Kelas        : Euascomycetes
Ordo         : Pleosporales
Famili       : Pleosporaceae
Genus       : Curvularia
Spesies     : Curvularia sp ( Wikipedia,2013)

BAB 3
METODELOGI
3.1.   Waktu dan Tempat
Praktikum pestisida yang berjudul Uji Hambat pestisida nabati berbahan aktif Azadirachtin Terhadap Pertumbuhan Jamur Culvularia sp ini dilaksanakan pada hari Senin  , 22 Februari 2016 pukul 14.30 sampai dengan selesai. Praktikum ini bertempat di Laboratorium Fitopatologi Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Indralaya.

3.2. Alat dan Bahan :
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1) Autoclave; 2) bor gabus; 3) cawan petri; 4) Erlenmeyer; 5) gelas ukur; 6) laminar air flow; 7) mikropipet
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1) ekstrak daun nimba dan 2) media PDA 250 ml

3.3. Metode
Adapun metode yang digunakan pada praktikum uji hambat pestisida nabati berbahan aktif Azadirachtin Terhadap Pertumbuhan Jamur Culvularia sp adalah Rancangan Acak Lengkap ( RAL) dengan 3 perlakuan ( 5 ml, 10 ml, 15 ml) dan 6 ulangan.

3.4. Cara kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2.      masukkan 1000 ml aquades dan 40 gr ekstrak PDA aduk sampai homogen
3.      siapkan 6 tabung dengan perlakuan sebagai berikut:
·         untuk tabung 1 isi ekstrak PDA + 5 ml ekstrak nimba
·         untuk tabung 2 masukkan 90 ml ekstrak PDA + 10 ml ekstrak nimba
·         untuk tabung 3 masukkan ekstrak PDA 85 ml + 15 ekstrak nimba
·         Diberi label setiap perlakuan
4        Kemudian semua tabung dan alat lainnya dimasukkan di autoclave
5        Kemudian dinginkan dilaminar airflow
6        Masukkan media ke  cawan petri dan masukkan jamur cuprvularia sp pada media di cawan petri lalu  sterilkan dengan bunsen di autoclave
7        Isolasi dengan solasi dan inkubasi selama 2 hari
8        Amati dan ukur perkembangan jamur.

3.5.  Parameter
Adapun Parameter yang diamati dari praktikum ini adalah pertambahan panjang spora jamur Culvularia dengan cara mengukur pertambahan panjang sporanya menggunakn mistar setiap kali pengamatan. Pengamatan tersebut dilakukan selama 5 hari.



















BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
Tabel Pengamatan Pestisida Nabati
Perlakuan
Ulangan

Hari ke
1
2
3
4
5
5%
1
14mm
28mm
45mm
40mm
50mm
2
10mm
28mm
38mm
41mm
49mm
10 %
1
12mm
18mm
28mm
32mm
42mm
2
14mm
20mm
28mm
30mm
30mm
15%
1
16mm
24mm
31mm
28mm
24mm
2
17mm
25mm
34mm
31mm
35mm
control
1
15mm
15mm
18mm
15mm
14mm
2
19mm
32mm
65mm
64mm
71mm

4.2  Pembahasan
Dalam praktikum kita kali ini yang berjudul uji hambat pestisida nabati terhadap pertumbuhan jamur Curvulariaspkita mendapatkan beberapa kesimpulan dari praktikum kali ini.Seperti yang sudah kita ketahui pestisida nabati lebih ramah lingkungan dibanding pestisida sintetik yang memiliki residu kimia berbahaya baik bagi lingkungan maupun konsumen itu sendiri.
Pestisida nabati yang digunakan dibuat dari ekstrak tanaman mimba. Pada praktikum kali ini kita menggunakan tanaman mimba karna tanaman ini mudah dicari dan relative murah dibanding tanaman lain. Contoh tanaman lain yang dapat kita gunakan selain tanaman mimba adalah daun mindi , cengkeh , serai dan masih banyak lagi , tetapi tanaman yang paling popular ialah tanaman mimba. Selain mudah dicari dan harganya relative murah , tanaman mimba dipilih karna mudah di olah untuk bahan pestisida nabati dan jangka waktu pembuatannya lebih cepat dibanding tanaman lain.
Untuk melihat perbedaan pertumbuhan jamur Curvulariasp menggunakan pestisida nabati kita juga menggunakan perlakuan control untuk perbandingan perlakuan pestisida nabati dengan konsentrasi yang berbeda - beda  yaitu 5% , 10% , dan 15%. Pada percobaan ini kita dapat melihat bahwa pada perlakuan pestisida nabati dengan konsentrasi 15% pertumbuhan jamur Curvularia sp cenderung lebih kecil dibanding pada perlakuan pestisida nabati dengan konsentrasi 5% dan juga konsentrasi 10%. Sebaliknya pada perlakuan control pertumbuhan jamur Curvularia sp cenderung sangat besar.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan kita dapat melihat bahwa pemberian pestisida nabati dapat mempengaruhi pertumbuhan jamur Curvularia spmeskipun relative sedikit. Hal ini membuktikan bahwa tanaman mimba tersebut layak dan patut untuk direkomendasikan sebagai alternative pestisida pengganti pestisida sintetik , meskipun daya pengaruhnya tidak sekuat pestisida sintetik dan cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama. Tetapi yang harus diingat adalah pestisida nabati lebih ramah lingkungan dibanding pestisida sintetik yang berbahan kimia konsentrasi tinggi.Petani dapat menjadikan pestisida nabati berbahan mimba ini sebagai solusi untuk pertanian yang lebih sehat dan dapat menekan pengeluaran petani untuk produksi tanaman hasil panennya.
Zat didalam tanaman mimba dapat menekan pertumbuhan jamur Curvularia spsecara bertahap dengan konsentrasi yang cukup. Semakin tinggi konsentrasi pestisida nabati didapat hasil pertumbuhan yang lebih sedikit , hal ini mengindikasiakan bahwa konsentrasi yang tinggi dapat menekan pertumbuhan jamur secara massif sehingga penggunaan pestisida sintetik dapat dikurangi semaksimal mungkin , dan dapat digunakan dalam areal yang lebih luas lagi misalnya perkebunan tanaman pangan dan hortikultura.


BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1.      Beberapa jenis tanaman dapat menghasilkan metabolit sekunder yang berfungsi sebagai antifungi. Salah satunya adalah metabolit sekunder yang dihasilkan oleh daun tanaman mimba (Azadirachta indica).
2.      Pestisida nabati merupakan kearifan lokal di Indonesia yang sangat potensial untuk dimanfaatkan dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), guna mendukung terciptanya sistem pertanian organic
3.      Daum mimba memiliki bahan aktif azadiraktin yanh digunakan sebagai pestisida nabati
4.      Pertumbuhan panjang jamur culvularia tidak terlalu besar pada setiap perlakuan yang dilakukan.
5.      Pertumbuhan panjang  jamur Culvularia  sangat besar pada perlakuan kontrol

5.2.Saran
Adapun saran dari saya untuk praktikum kali ini adalah sebaiknya dalam melakukan pengukuran baik larutan ataupun spora jamur lebih teliti lagi agar hasil yang didapat tepat.




DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2009. Potensi, Peluang Dan Kendala Pemanfaatan Pestisida Nabati. Sinar Tani Edisi 15 – 21 April 2009. No.3299.Tahun xxxix. Hal.4

Apriyanto. A. 2009. Kearifan Lokal Penggunaan Pestisida Nabati Dalam Pengendalian Hama Tanaman. Sinar Tani Edisi 15 – 21 April 2009. No. 3299. Tahun xxxix. Hal.4.

Plantamor. 2016. Klasifikasi Nimba. http://www.plantamor.com/index. Diakses pada tanggal 23 februari 2016.

Kardinan, A dan A. Dhalimi. 2002. Mimba (Azadirachta indica A.Juss) Tanaman Multi Manfaat. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Perkembangan Teknologi TRO. XV(1).

Ruskin.  1993. Pestisida Nabati. Ramuan Dan Aplikasi. P.T. Penebar Swadaya. Kardinan A. 2008. Pengembangan Kearifan Lokal Pestisida Nabati. Sinar Tani Edisi 15 – 21 April 2009. No. 3299. Tahun xxxix. Hal.5.

Sudarmo S. 2005. Pestisida Nabati. Pembuatan dan Pemanfaatannya. Swadaya

Taryono, Dkk. 2003. Tanaman Mimba. Online. http: // bptsitubondo. wordpress.com /2008/06/05/mimba- azadirachta-indica-ajuss-bag-i/, diakses 26 februari 2016).

Wiwin, S., R. Murtiningsih, N.Gunaeni dan T.Rubiati, 2008. Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan cara pembuatannya untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan. http:// balitkabi. litbang.deptan. go.id/index.php/Info- Aktual/MIMBA- PESTISIDA-NABATI-RAMAHLINGKUNGAN. html diakses pada tanggal 27 Februari 2016


Share:

0 komentar:

Post a Comment