LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA TANAH
Oleh :
WAHYU SRININGSIH
05071181419002
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah
merupakan hasil transformasi zat-zat mineral dan organik di muka bumi. Tanah
terbentuk dibawah pengaruh factor-faktor lingkungan yang bekerja dalam masa
yang sangat panjang. Tanah mempunyai organisasi dan morfologi. Tanah merupakan
media bagi tumbuhan tingkat tinggi dan pangkalan hidup bagi hewan dan manusia.
Tanah merupakan system ruang-waktu bermatra empat.
Tanah
merupakan system tiga fase yaitu padat, cair dan gas yang selalu mengalami
dinamisasi dalam kondisi seimbang. Dipandang dari segi pedology, tanah adalah
suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara khusus dihubungkan dengan
pertumbuhan tanaman. Tanah yang dipelajari dalam hubungannya dengan pertumbuhan
tanaman disebut edhapology.
Tanah yang terbentuk dari berbagai proses fisik, kimia dan
biology menghasilkan lapisan-lapisan yang berbeda suatu tempat ke tempat
lainnya baik sifat fisik, kimia maupun sifat biologinya. Dalam istilah tanah,
lapisan tersebut dinamakan horizon. Penampakan vertical dari tanah yang terdiri
dari horizon-horizon disebiut profil tanah. Cepat atau lambatnya pembentukan
horizon-horizon tanah dipengaruhi oleh factor-faktor pembentuk tanah, yaitu :
bahan induk, iklim, biota, topografi dan waktu.
Kompenen tanah (mineral, organic, air dau udara) tersusun
antara satu dan yang membentuk tanah. Tubuh tanah dibedakan atas
horizon-horizon yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah sebagai hasil
proses pedogenesis.
Kandungan bahan
mineral dan bahan organic tanah yang berukuran sangat halus (koloid tanah)
sangat mempengaruhi sifat kimia tanah. Utamanya pH, kapasitas tukar karbon
(KTK) dan kejenuhan basa. Partikel-partikel koloid yang sangat halus yang
dikenal sebagai mikro sel pada umumnya bermuatan negative, sehingga ion-ion
yang bermuatan positif akan tertarik dan membentuk lapisan ganda ion.
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses
pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara
larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media
gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia,
hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi
tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang
berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman
memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu
memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar
tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan
tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan
tanah ke bawah.
Fungsi
utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah
dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah,
diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang
dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan
struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah
dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka
akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan
biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang terbentuk
dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa disebut
Profil Tanah. Maka dari itu praktikum ini dilakukan pengukuran sifat fisik
tanah yang berguna untuk kesuburan tanah.
1.2 Tujuan
Untuk memperoleh informasi mengenai beberapa
sifat fisik tanah yang berupa kadar air , ruang pori total , bulk density ,
permeabilitas tanah , kekerasan tanah , dan lain-lain
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil Tanah dan Bor-ring
Profil tanah merupakan irisan issal tanah dari lapisan paling atas sampai pada lapisan
batuan induk tanah (issal).
Syarat-syarat profil
tanah :
1. Tegak (issal)
2. Baru
3. Tidak terkena sinar matahari langsung
4. Tidak tergenang air
5. Mewakili tapak sekeliling
Tiap tanah di cirikan
oleh susunan horizon tertentu. Secara
umum dapat di sebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri atas dua atau lebih
horizon utama. Tiap horizon dapat
dibedakan berdasarkan warna, tekstur, struktur dan sifat morfologis lainnya.
Horison tanah adalah lapisan-lapisan
tanah yang terbentuk karena hasil dari proses pembentukan tanah. Proses
pembentukan horison-horison tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang
disebut tanah. Penampang vertikal tanah tersebut akan menunjukan susunan
horison yanag disebut profil tanah.
Pengenalan
tanah di lapangan dilakukan dengan mengamati menjelaskan sifat-sifat profil
tanah. Profil tanah adalah urutan-urutan horison tanah, yakni lapisan-lapisan
tanah yang dianggap sejajar permukaan bumi. Profil tanah dipelajari menggali
tanah dengan dinding lubang vertikal kelapisan yang lebih bawah.
Profil tanah
merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat
lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan
keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang
terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces)
terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan pelapukan bahan-bahan
organik pertukaran ion-ion, pergerakan dan pencucian bahan-bahan koloid .
Profil dari tanah
mineral yang telah berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison,
horison-horison tersebut diantara lain yaitu :
1. Horison O adalah horison yang
terdiri dari bahan serasah atau sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah
(BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa). Horison ini ditemukan terutama pada
tanah-tanah hutan yang masih utuh. Merupakan horison organik yang terbentuk
diatas lapisan tanah mineral
2. Horison A1 adalah horison mineral
berbahan organik tanah (BOT) tinggi sehingga berwarna agak gelap. A2 – Horison
dimana terdapat pencucian (eluviasi) maksimum terhadap liat, Fe, A dan bahan
organik. A3 – Horison peralihan ke B, lebih menyerupai A. Horison dipermukaan
tanah yang terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral. Merupakan horison
eluvasi, yaitu horison yang mengalami pencucian.
3. Horison E adalah horison mineral
yang telah tereloviasi (tercuci) sehingga kadar BOT, liat silikat, Fe dan Al
rendahtetapi kadar pasir & debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten
lainnya tinggi serta berwarna terang.
4. Horison B adalah horison illuviasi
yaitu horison akumulasi bahan eluvial dari horison diatasnya.
5. Horison C adalah lapisan yang bahan
penyusunnya masih sama dengan bahan induk atau belum terjadi perubahan secara
kimiawi.
6. Horison R adalah batuan keras yang
belum dilapuk sehingga tidak dapat ditembus akar tanaman.
Boring adalah pengambilan sample tanah
menggunakan ringsample untuk mendapatkan tanah utuh sebagai sampel penelitian
di laboratorium
2.2 Kadar air , Bulk density , dan Ruang
Pori total
2.2.1 Kadar Air
Kadar air adalah sejumlah air yang terkandung di dalam suatu benda, seperti tanah (yang disebut juga
kelembaban tanah), bebatuan, bahan pertanian, dan sebagainya. Kadar air
digunakan secara luas dalam bidang ilmiah dan teknik dan diekspresikan dalam
rasio, dari 0 (kering total) hingga nilai jenuh air di mana semua pori terisi
air. Nilainya bisa secara volumetrik ataupun gravimetrik (massa), basis basah
maupun basis kering.Air merupakan komponen utama tubuh tanaman,bahkan
hamper 90% sel-sel tanaman dan mikrobia terdiri dari air.
Air yang diserap tanaman di samping berfungsi
sebagai komponen sel-selnya, juga berfungsi sebagai media reaksi pada hamper
seluruh proses metabolismenya yang apabila telah terpakai diuapkan melalui
mekanisme transpirasi, yang bersama-sama dengan penguapan dari tanah sekitarnya
(evaporasi) disebut evapotranspirasi.
Air merupakan komponen penting dalam tanah yang
dapat menguntungkan dan kadangkala merugikan. Secara garis besar
peran air tanah yang menguntungkan meliputi:
1. sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara dari rhizosfer ke dalam akar
kemudian ke daun.
2. sebagai sarana transportasi dan pendistribusi nutrisi jadi dari
daun ke seluruh bagian tanaman.
3. Sebagai komponen kunci dalam proses
fotosintesis , asimilasi, sintesis maupun respirasi tanaman.
4. Sebagai agen pemicu pelapukan bahan
induk, perkembangan tanah dan diferensiasi horizon.
5. Sebagai pelarut dan pemicu reaksi
kimiawi penyediaan unsur hara tidak tersedia bagi tanaman.
6. Sebagai penopang aktivitas mikrobaia
dalam merombak unsure hara tersedia Menjadi tersedia bagi tanaman.
7. Sebagai pembawa oksigen terlarut ke
dalam tanaman. (8) sebagai stabilisator temperature tanah.
8. Mempermudah pengolahan tanah.
9. di persawahan , genangan air akan menghambat pertumbuhan gulma dan
sebagai sarana pemupukan lewat air irigasi (pugasi).
10. sebagai pelarut pupk dan festisida.
Kadar
air merupakan jumlah air yang terkandung dalam tanah yang dinyatakan dalam (%).
Kadar air adalah jumlah air yang masuk kedalam tanah yang dinyatakan dalam
persen. Pada volume tanah tertentu kadar air biasanya tinggi, kekurangan udara
dapat menjadi penghambat pertumbuhan maksimum pada kelembaban tanah berada pada
sekitar kapasistas lapang. Kadar air tanah dibagi menjadi tiga bagian yaitu air
berlebihan air tersedia dan air tidak tersedia.
Jumlah air tanah dapat dinyatakan dengan berbagai cara , ada yang
menyatakan air tanah dengan menggunakan istilah kapasitas lapang dari suatu
kondisi tanah itu berarti memperhatikan kondisi dari sifat fisik suatu tanah
tersebut.
Kapasitas
lapang adalah kemampuan dari suatu tanah untuk mengikat air dalam lapisan
gravitasi bumi, pada kadar air tinggi kurangnya udara dapat mengakibatkan
terjadinya penghambatan pertumbuhan tanaman. Kecepatan pertumbuhan
tanaman mencapai maksimum pada keadaan tanah yang memiliki kelembaban maksimum
pada keadaan tanah yang memiliki kelembaban yang berada di sekitar kapasitas
lapang.
Air tanah berhubungan langsung dengan gaya adhesi dan gaya kohesi dalam
tanah, gaya adhesi merupakan gaya tarik menarik antara partikel-partikel tanah
dan molekul
molekul air yang umumnya memiliki bentuk kristal, ada lapisan tipis pada
permukaan tanah tidak tersedia untuk tanaman dan untuk permukaan tanah kering
berwujud seperti debu dalam kuarsa. Sedangkan air kohesi dalam tanah
diikat oleh gaya tarik menarik antara molekul-molekul air satu dengan yang
lainnya melalui ikatan H, ada dalam bentuk cairan didalam lapisan
partikel-partikel tanah dalam ruang pori mikro dan mendekati larutan tanah.
Cara
untuk menyatakan jumlah air yang terdapat didalam tanah adalah dengan
cara persentase terhadap tanah kering. Bobot tanah lembab tidak
dipakai karena bergelonjak dengan kadar airnya. Kadar air juga dapat dinyatakan
dalam persen volume yaitu persentase air terhadap volume tanah. Cara ini
mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaaan air
bagi tumbuhan pada volume tanah tersebut.
Air tersedia (air yang dapat diserap langsung
tanaman) adalah air yang ditahan tanah pada kondisi kapasitas lapang hingga
koefisien layu, namun makin mendekati koefisien layu tingkat ketersediaan makin
rendah. Oleh karena itu untuk mencukupi kebutuhan tanaman,suplai air harus
diberikan apabila 50-85% air tersedia telah habis terpakai, terdiri dari
sebagian air kapiler (air adhesi dan sedikit air kohesi) dan seluruh air
hidokopis (air kristal).(hanafia,2004)
Rumus :
KA = (BTBM - BTKM) / BTKM * 100 %
KA = (BTBM - BTKM) / BTKM * 100 %
2.2.2 Bulk
Density ( Kerapatan Isi )
Bulk Density atau kerapatan lindak
atau bobot isi atau bobot volume menunjukkan perbandingan antara berat tanah
kering dengan volume tanah dan termasuk volume pori-pori tanah diantaranya.
Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi
bulk density, berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar. Pada
umumnya bulk density berkisar dari 1,1-1,6g/cc. Beberapa jenis tanah mempunyai
bulk density kurang dari 0,90 g/cc (misalnya tanah andisol), bahkan ada yang
kurang dari 0,10 g/cc (misalnya tanah gambut). Bulk Density penting untuk
menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang
didasarkan pada berat tanah per hektar (Harjdowigeno, 2003).
Bulk density atau kerapatan massa
tanah banyak mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya
dukung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase, dll. Sifat fisik tanah ini
banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan. Menghitung
kerapatan butir tanah, berarti menentukan kerapatan partikel tanah dimana
pertimbangan hanya diberikan untuk partikel yang solid. Oleh karena itu
kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi
menurut jumlah ruang partikel. Untuk kebanyakan tanah mineral kerapatan
partikelnya rata–rata sekitar 2,6 gram/cm3. Kandungan bahan
organik di dalam tanah sangat mempengaruhi kerapatan butir tanah,
akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya lebih kecil dari
subsoil. Meskipun demikian kerapatan butir tanah tidak banyak
berbeda. Jikaberbeda maka terdapat variasi yang harus
mempertimbangkan kandungan tanah organik(Madjid, 2010).
Bulk density sangat berhubungan erat dengan
particle density jika particle density tanah sangat besar maka bulk density
juga besar pula, hal ini dikarenakan partikel density berbanding lurus dengan
bulk density, namun apabila sebuah tanah memilki tingkat kadar air yang tinggi
maka partikel density dan bulk density akan rendah hal ini dikarenakan partikel
density berbanding terbalik dengan kadar air, dapat kita buktikan apabila di
dalam suatu tanah memilki tingkat kadar air yang tinggi dalam menyerap air maka
kepadatan tanah juga akan rendah karena pori-pori di dalam tanah besar sehingga
tanah yang memilki pori yang besar akan lebih mudah memasukkan air di
dalam agregat tanah (Hanafiah, 2004).
Beberapa
faktor yang mempengaruhi particle density tanah, diantaranya yaitu tekstur,
bahan organik, struktur, bulk density dan topongrafi. Tekstur tanah dapat
diartikan sebagai penampilan visual suatu tanah berdasarkan komposisi
kualitatif dari ukuran butiran tanah dalam suatu massa tanah tertentu. Tekstur
tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (Hanafiah, 2004).
Bahan organik biasanya berasal
dari proses pelapukan batuan. Bahan organik komposisinya di dalam tanah memang
sedikit yaitu berkisar 3-5% tapi pengaruhnya sangat besar terhadap perubahan
sifat-sifat tanah. Bahan organik tanah terdiri atas bahan organik kasar dan
organik halus. Struktur tanah
merupakan gumpalan-gumpalan kecil alami dari tanah, akibat melekatnya
butir-butir primer tanah satu sama lain. Satu unit struktur disebut ped. Cold
juga merupakan gumpalan tanah tetapi terbentuknya bukan karena proses
(Hanafiah, 2004).
Semakin tinggi bulk density tanah
dan bahan or suatu tanah maka particle density dalam tanah tersebut akan
semakin rendah, begitu pula sebaliknya. Konidisi topografi juga berpengaruh
dalam kepadatan tanah, apabila
topografinya curam maka tanah akan lebih susah untuk
menyerap air sehingga tanah akan memilki volume kepadatan tanah yang besar
pula, berbeda dengan tanah yang berada pada topografi datar maka daya serap
tanah terhadap air akan besar pula. Topografi di suatu daerah sangat
mempengaruhi tinggi rendahnya particle density (Hardjowigeno, 2003).
Tanah-tanah mineral mempunyai kisaran partikel density antara 2,6 – 2,9
gr/cm3. Berat jenis rata-rata butiran tanah dan mineral 2,65 gr/cm3 untuk
kepentingan praktis. Sebagai bahan perbandingan berat jenis
tanah-tanah organik jauh lebih kecil yaitu 0,5-0,8 gr/cm3. Berat
jenis butiran berubah dengan ukuran butiran atau dengan perubahan pori-pori.
Berat jenis tanah mineral rata-rata merupakan berat jenis mineral yang paling
banyak terdapat dalam tanah (Madjid, 2010).
Berat ukuran dan cara teraturnya partikel-partikel
tanah, tidak berpengaruh terhadap particle density, akan tetapi kandungan bahan
organik akan memberi pengaruh yang besar terhadap paticel density sehingga pada
awalnya tanah yang ada pada bagian atas mempunyai nilai particle density yang
lebih rendah dibandingkan dengan tanah lapisan bawah. Pada tanah-tanah mineral
mempunyainilai particle density yang besar karena pengaruh dari besar jenis
mineral itu seperti, dewands, telfan, silikon dan kotiridal (Sutedjo, 2002).
BD : BTKM/v.ring * 100%
2.2.3 RPT ( Ruang Pori Total )
Pori tanah adalah ruang-ruang yang terletak antara
padatan bahan tanah. Pori tanah diklasifikasikan berdasar pada ukuran yang
setara ruang antar bahan padat tanah. Pengklasifikasian pori tanah dapat
dilaksanakan dengan menganggap pori tanah ini sebagai badan tunggal di dalam
tubuh tanah. Antar poribesar berukuran setara akan dihubungkan oleh sekumpulan
pori-pori berukuran sangat kecil. Pada susunan padat sederhana butiran pasir,
dengan pori yang berbentuk dan berukuran serupa, saling berhubungan, maka
bidang kerut-tegas yang terlihat dianggap sabagai batas dari suatu pori. Pori
dengan O < 30 mikron berperan penting bagi jasad renik tanah dan tanaman,
pori dengan O 30-100 mikron penting pada fenomena pergantian udara tanah dan
cadangan untuk transpot dan pengagihan air tanah, dan pori dengan O > 100
mikron berperan besar dalam mempercepat laju penetrasi udara ke bagian tubuh
tanah sebelah dalam, serta mempercepat pelaluan air. Pori tanah dapat
dikelompokkan menjadi delapan kategori, yaitu packing void yang terdiri dari
simple packing dan compoud packing, vugh, vesicle, channel dan chamber, plane
yang terdiri dari joint, craze dan skew (Poerwowidodo, 1990).
Sifat-sifat fisika tanah berhubungan erat dengan
kelayakan pada banyak penggunaan (yang diharapkan dari) tanah. Kekokohan dan
kekuatan pendukung, drainase dan kapasitas penyimpanan air, plastisitas,
kemudian kemudahan ditembus akar, aerasi, dan penyimpanan hara tanaman semuanya
secara erat berkaitan dengan kondisi fisika tanah. Oleh karena tiu, erat
kaitannya bahwa jika seseorang berhadapan dengan tanah dia harus mengetahui
sampai berapa jauh dan dengan cara apa sifat-sifat tersebut dapat diubah. Hal
ini berlaku apakah tanah itu akan digunakan sebagai medium untuk pertumbuhan
tanaman atau sebagai bahan struktural dalam pembangunan.
Kerapatan
ruang pori adalah bobot kering, suatu isi tanah dalam keadaan utuh yang
dinyatakan dalam g/cm3. Isi tanah terdiri dari bahan padatan dan isi ruangan
diantaranya. Bagian isi tanah yang tidak berisi oleh bahan padat, baik bahan
mineral maupun bahan organik disebut ruang pori tanah.
Ruang pori tanah adalah isi seluruh pori-pori dalam suatu isi tanah yang utuh yang dinyatakan dalam persen, yang terdiri atas ruang diantara zarah pasir (sand), debu (silt), liat (clay) serta ruang diantara agregat-agregat tanah.
Ruang pori tanah adalah isi seluruh pori-pori dalam suatu isi tanah yang utuh yang dinyatakan dalam persen, yang terdiri atas ruang diantara zarah pasir (sand), debu (silt), liat (clay) serta ruang diantara agregat-agregat tanah.
RPT : ( 1 – BD/PD ) * 100%
2.3 Permeabilitas di Lapangan
Permeabilitas
didefenisikan secara kuantitatif sebagai pengurangan gas-gas , cairan-cairan
atau penetrasi akar tanaman atau lawat melalui suatu massa tanah atau lapisan
tanah.
Permeabilitas timbul karena adanya
pori kapiler yang saling bersambungan satu dengan yang lainnya. Secara
kuantitatif permeabilitas dapat dinyatakan sebagai kecepatan bergeraknya suatu
cairan pada media berpori dalam keadaan jenuh.
Permeabilitas ini merupakan suatu
ukuran kemudahan aliran melalui suatu media poreus. Secara kuantitatif
permeabilitas diberi batasan dengan koefisien permeabilitas. Banyak peneliti
telah mengkaji problema permeabilitas dan mengembangkan beberapa rumus.
Permeabilitas intrinsik suatu akifer bergantung pada porositas efektif batuan
dan bahan tak terkonsolidasi, dan ruang bebas yang diciptakan oleh patahan dan
larutan. Porositas efektif ditentukan oleh distribusi ukuran butiran, bentuk
dan kekasaran masing-masing partikel dan susunan gabungannya, tetapi karena
sifat-sifat ini jarang seragam, konduktivitas hidrolik suatu akifer yang
berkembang dibatasi oleh permeabilitas lapisan-lapisan atau masing-maisng zone,
dan mungkin bervariasi cukup besar tergantung pada arah gerakan air.
Pengukuran permeabilitas tanah
sangat penting untuk beberapa kepentingan di bidang pertanian, misalnya
masuknya air ke dalam tanah, gerak air ke akar tanaman,aliran air drainase,
evaporasi air pada permukaan tanah, kesemuanya itu dapat dipengaruhi oleh permeabilitas
tanah yang mana berkaitan pula dengan peranan kondektifitas Hidroliknya.
Permeabilitas sebagai sifat suatu
benda yang dapat dirembesi oleh cairan (melalui osmosis atau difusi). Sedangkan
wikipedia mendefinisikannya sebagai: Permeabilitas pada mekanika fluida dan
ilmu tanah (umumnya dilambangkan dengan κ atau k) adalah ukuran dari kemampuan
benda berpori (biasanya batu) untuk melewatkan cairan. Wordnetweb Princeton
Satuan permeabilitas dalam satuan
internasional (SI) adalah m2 .
Satuan lain yang biasa digunakan adalah darcy (D) atau yang lebih umum
milidarcy (mD). Satu darcy setara dengan 10-12 m2 . Satuan lain yang biasa digunakan
adalah cm2 . (1 m2 = 104 cm2).
Tanah adalah kumpulan partikel
padat dengan rongga yang saling berhubungan. Rongga ini memungkinkan air dapat
mengalir di dalam partikel melalui rongga dari satu titik yang lebih tinggi ke
titik yang lebih rendah. Sifat tanah yang memungkinkan air melewatinya pada
berbagai laju alir tertentu disebut permeabilitas tanah. Sifat ini berasal dari
sifat alami granular tanah, meskipun dapat dipengaruhi oleh faktor lain
(seperti air terikat di tanah liat). Jadi, tanah yang berbeda akan memiliki
permeabilitas yang berbeda.
Hukum Darcy menunjukkan bahwa
permeabilitas tanah ditentukan oleh koefisien permeabilitasnya. Koefisein
permeabilitas tanah bergantung pada berbagai faktor. Setidaknya, ada enam
faktor utama yang memengaruhi permeabilitas tanah, yaitu:
· Viskositas cairan, semakin tinggi viskositasnya, koefisien
permeabilitas tanahnya akan semakin kecil.
· Distribusi ukuran pori.semakin merata distribusi ukuran
porinya, koefesien permeabilitasnya cenderung semakin kecil.
· Distibusi ukuran butiran, semakin merata distribusi ukuran
butirannya, koefesien permeabilitasnya cenderung semakin kecil.
· Rasio kekosongan (void), semakin besar rasio kekosongannya,
koefisien permeabilitas tanahnya akan semakin besar.
· Kekasaran partikel mineral, semakin kasar partikel
mineralnya, koefisien permeabilitas tanahnya akan semakin tinggi.
· Derajat kejenuhan tanah, semakin jenuh tanahnya, koefisien
permeabilitas tanahnya akan semakin tinggi.
2.4 Kekerasan Tanah
Tingkat kekerasan tanah
dapt diukuur menggunakan alat
penetrometer . kekerasan tanah ini berpengaruh terhadap daya tembur akar
terhadap tanah . Dalam bidang pertanian,
untuk mengetahui ketahanan tanah terhadap penetrasi akar tanaman digunakan
penetrometer atau penetrograph. Penggunaan penetrometer dimaksudkan untuk
menilai kondisi tanah dalam hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan
akar di dalam tanah, hasil panen, dan sifat-sifat fisik tanah lainnya yang
berhubungan dengan produksi pertanian. Di bidang teknik sipil, penetrometer
dirancang untuk mengetahui ketahanan tanah sampai kedalaman lebih dari satu
meter. Penetrasi tanah merupakan refleksi atau gambaran dari kemampuan akar
tanaman menembus tanah. Masuknya akar tanaman ke dalam tanah tergantung dari
kemampuan akar tanaman itu sendiri, sifatsifat fisik tanah seperti struktur,
tekstur dan kepadatan tanah, retakanretakan yang ada di dalam tanah, kandungan bahan
organik tanah, dan kondisi kelembapan tanah.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan tempat
Adapun waktu
Pelaksanaan praktikum fisika tanah ini dimulai dari bulan September –
November 2016 .Dilaksanakan setiap hari Senin pukul 14.30 WIB .
Adapun tempat pelaksanaan praktikum fisika tanah di
fakultas pertanian Universitas Sriwijaya .
3.2 Alat dan Bahan
Adapun
alat yang digunakan pada praktikum fisika tanah adalah sebagai berikut :
3.2.1. Alat
dan Bahan Profil Tanah dan Metode Boring
Adapun
alat dan bahan yang digunakan pada praktikum profil tanah dan metode boring,
yaitu : 1. Bor Belgi, 2. Buku Munsell Soil Colour, 3. Plastik, 4. Spidol. 5.
Baki, 6. Karet gelang, 7. Spidol
3.2.2. Alat
dan Bahan KA, BD, RPT
Adapun alat dan bahan yang
digunakan pada praktikum KA, BD, RPT, yaitu : 1. Cangkul, 2. Ring Sampel, 3.
Baki, 4. Karet Gelang, 5. Papan, 6. Kain Kasa, 7. Cutter, 8. Sampel Tanah, 9.
Neraca Analitik, 10. Oven, 11. Spidol
3.3.3. Alat
dan Bahan Permeabilitas di Lapangan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan pada praktikum permeabilitas dilapangan, yaitu :
1. Bambu, 2. Bola plastik, 3. Bor, 4. Kaleng, 5. Meteran, 6. Stopwatch
3.3. Cara Kerja
3.3.1. Cara
Kerja Profil Tanah dan Metode Boring
Adapun
cara kerja pada praktikum profil tanah dan metode boring, yaitu :
1. Pilih lahan yang akan dijadikan tempat
pengeboran.
2. Bersihkan permukaan atas tanah dari seresah
tanaman dengan menggunakan cangkul.
3. Masukan bor belgi hingga kedalam tanah 20 cm
(untuk lapisan 1) dan masukan bor belgi hingga kedalaman tanah 40 cm (untuk
lapisan 2).
4. Keluarkan bor belgi secara perlahan, jangan
sampai tanahnya pecah.
5. Amati warna, struktur dan tekstur tanah.
Untuk warna tanah, dicari matriks dan moutling dengan menggunakan buku Munsell
Soil Colour.
6. Masukkan sampel tanah tersebut kedalam
plastik lalu ikat menggunakan karet gelang dan kemudian diberi label.
3.3.2. Cara
Kerja KA, BD, RPT
3.3.2.1. Cara
Kerja Kadar Air
Adapun cara kerja pada praktikum
Kadar Air, yaitu :
1. Pilih lahan yang akan dijadikan untuk
pengambilan sampel tanah.
2. Siapakan alat dan bahan yang akan digunakan
pada praktikum.
3. Gali tanah dengan menggunakan cangkul dengan
membuat persegi.
4. Letakan ring sampel kedalam tanah tersebut.
Kemudian letakan papan kayu diatas ring sampel tersebut.
5. Angkat ring sampel tersebut, tetapi jangan
sampai tanah didalam ring sampel tersebut pecah.
6. Setelah itu, balut ring sampel yang berisi
tanah tersebut dengan menggunakan kain kasa dan kemudian diikat dengan karet
gelang dan lalu diletakkan di atas baki.
7. Lakukan cara tersebut untuk pengambilan ring
sampel 2 dan 3.
8. Setelah semua selesai, rendam ring sampel
yang berisi tanah tersebut dengan menggunakan ¾ air di atas baki. Diamkan
selama 24 jam.
9. Setelah 24 jam, buang air didalam baki, dan
kemudian timbang ring sampel dengan menggunakan neraca analitik.
10. Kemudian di oven selama 24 jam dengan suhu
105oC.
11. Setelah selesai, timbang kembali ring sampel
tersebut.
3.3.2.2. Cara Kerja Bulk Density dan Ruang Pori Total
Adapun penetapan kadar bulk density
(kerapatan isi) dan ruang pori total, yaitu :
1. Timbang ring sampel yang akan digunakan (A
gram).
2. Ambil sampel tanah utuh dari lapangan dengan
menggunakan ring sampel tersebut.
3. Timbang sampel tanah + ring sampelnya (B
gram).
4. Hitung bobot tanah.
5. Tetapkan kadar airnya.
3.3.3. Cara
Kerja Permeabilitas di Lapangan
Adapun cara kerja pada
praktikum ini permeabilitas dilapangan, yaitu :
1. Pilih lahan yang akan diamati.
2. Lubangi tanah dengan menggunakan bor.
3. Setelah selesai dilubangi, kurangi air yang
ada di dalam lubang dengan cup air mineral.
4. Setelah dirasa cukup, ukur kedalaman air yang
tersisa.
5. Masukkan bola yang telah dipasangkan pada
kayu pengukur, lalu tutup dengan kaleng.
6. Amati kenaikan air yang terjadi.
3.3.4. Cara
Kerja Kekerasan Tanah
Adapun cara
kerja pada praktikum kekerasan tanah ini, yaitu :
Menggunakan Soil
ponetrometer
1. Mengkalibrasi penetrometer
CALIB/RUN : RUN
DATA/RUN : RUN
FILE NO : 00
2. Tekan penetrometer ke dalam tanah sampai
mencapai kedalaman maximum 30 cm secara perlahan biasanya ditandai dengan bunyi
pada penetrometer.
3. Sesegera mungkin mengganti tombol Data/Run ke
Data.
4. Untuk menyimpan file ganti FILE NO menjadi 1
dan tekan tombol start dan simpan data yang tertera.
5. Ulangi step ke tiga untuk kedalaman-kedalam
tertentu seperti yang tertera pada tabel.
6. Ubah data menjadi kpa.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
4.1.1 Profil Tanah dan Metode Boring
Lapisan
|
Kedalaman
|
Warna
|
Konsistensi
|
Tekstur
|
Struktur
|
|||
Matrik
|
Mountling
|
Kering
|
Lembab
|
basah
|
||||
1
|
0 cm-
20 cm
|
10 YR 3/2 Very Dark Greys Brown
|
|
|
ü
|
|
PasirBerlempung
|
Remah
|
2
|
20cm-50cm
|
|
10 YR 4/3 brown
|
|
ü
|
|
Lempung Liat Berdebu
|
GumpalBersudut
|
1
|
0 cm- 20cm
|
|
10 YR 5/4 Yellow Brown
|
|
ü
|
|
PasirBelempung
|
Remah
|
2
|
20cm-50cm
|
10 YR 5/4 Yellow Brown
|
|
|
ü
|
|
Lempung Berdebu
|
Remah
|
-
4.1.2
KA,BD,RPT
Adapun hasil dari Praktikum KA,BD,RPT ini adalah :
Kelompok
|
Titik
|
BTB
|
BTK
|
BC
|
1
|
T1L1
|
210,09
|
|
35,21
|
T1L2
|
248,19
|
|
35,90
|
|
2
|
T2L1
|
232,01
|
|
40,84
|
T2L2
|
261,84
|
|
49,83
|
|
3
|
T3L1
|
231,60
|
|
34,95
|
T3L2
|
228,12
|
|
43,15
|
|
4
|
T4L1
|
256,52
|
|
40,08
|
T4L2
|
264,09
|
|
53,07
|
|
5
|
T5L1
|
247,83
|
|
49,79
|
T5L2
|
258,71
|
|
51,60
|
|
6
|
T6L1
|
241,83
|
|
41,92
|
T6L2
|
248,40
|
|
48,84
|
4.3
Permeabilitas di Lapangan
AdapunhasildaripraktikumPermeabilitas di
lapanganadalah :
Kelompok
|
Hair
|
Waktu
|
∆H
|
∆t
|
1 dan 2
|
33-37
|
4 menit 32 detik
|
4 cm
|
4 menit 54 detik
|
33-36
|
24 detik
|
|||
3 dan 4
|
45-47
|
29 detik
|
4 cm
|
1 menit 15 detik
|
47-48
|
46 detik
|
|||
5 dan 6
|
34-43,5
|
2 menit 3 detik
|
9,5 cm
|
3 menit 3 detik
|
4.4
Kekerasan Tanah
Adapun hasil
dari praktikum kekerasan tanah adalah sebagai berikut :
|
||
Jenis Tanah
|
Tingkatan Ketukan
|
Jumlah Ketukan
|
Tanah Rawa Lebak
|
0-2,3
|
19 Ketukan
|
2,3-4,3
|
||
|
4,3-7
|
|
|
7-10,4
|
|
|
10,4-16,7
|
|
|
16,7-20,6
|
|
|
20,6-23,6
|
|
|
23,6-27,6
|
|
|
27,6-31,5
|
|
|
31,5-37,4
|
|
|
37,5-40,9
|
|
|
40,9-43,3
|
|
|
43,3-45,5
|
|
|
45,5-47,5
|
|
|
47,7-50
|
|
|
50-53,5
|
|
|
53,5-57
|
|
|
57-60,5
|
|
|
60,5-63
|
|
Tanah
Sawit
|
0-3,4
|
30 Ketukan
|
|
3,4-5,1
|
|
|
5,1-6,5
|
|
|
6,5-7,9
|
|
|
7,9-9,6
|
|
|
9,6-11
|
|
|
11-12,4
|
|
|
12,4-13,9
|
|
|
13,9-15,5
|
|
|
15,5-16,7
|
|
|
16,7-18,3
|
|
|
18,3-19,6
|
|
|
19,6-20,8
|
|
|
20,8-22,1
|
|
|
22,1-23,4
|
|
|
23,4-24,8
|
|
|
24,8-26
|
|
|
26-26,8
|
|
|
26,8-27,6
|
|
|
27,6-28,5
|
|
|
28,5-29,3
|
|
|
29,3-30,2
|
|
|
30,2-31,2
|
|
|
31,2-32,1
|
|
|
32,1-33
|
|
|
33-33,9
|
|
|
33,9-34,5
|
|
|
34,5-36,2
|
|
|
36,2-37
|
|
|
37-38
|
|
TanahKebun Percobaan
|
0-1
|
23 Ketukan
|
|
1-1,9
|
|
|
1,9-2,5
|
|
|
2,5-3,3
|
|
|
3,3-4
|
|
|
4-5
|
|
|
5-6
|
|
|
6-7
|
|
|
7-8,1
|
|
|
8,1-9,3
|
|
|
9,3-10,4
|
|
|
10,4-11,3
|
|
|
11,3-12
|
|
|
12-12,8
|
|
|
12,8-13,5
|
|
|
13,5-14,2
|
|
|
14,2-15
|
|
|
15-15,8
|
|
|
15,8-16,6
|
|
|
16,6-17,9
|
|
|
17,9-18,6
|
|
|
18,6-19,5
|
|
|
4.2
Pembahasan
4.2.1
Profil Tanah dan Metode Boring
Berdasarkan hasil yang didapat dari praktikum profil tanah dan metode
boring adalah Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling
atas hingga bebatuan induk tanah (regolit),yang biasanya terdiri dari
horison-horison O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi
cuaca disebut solum tanah, meskipun tanah terdiri dari beberapa horison,
namun bagi tetanaman yang sangat penting adalah horizon O-A (lapisan atas) yang
biasanya mempunyai ketebalan dibawah 30cm, bahkan bagi tanaman berakar dangkal
seperti padi, palawija dan sesayuran yang berperan adalah kedalaman dibawah
20cm .
Di sekitar lahan tanah yang diamati terdapat vegetasi asli/ bukan asli
yang dominannya adalah semak belukar. Posisi penampang bagan yaitu miring ke
arah timur. Fisiografi pada lahan ini adalah dataran, penggunaan tanah di lahan
ini untuk lahan percobaan dan praktikum.
Sifat fisik dan jenis tanah pada lahan ini dapat dianalisa melalui metode
boring Sebelumnya dilakukan dengan pengeboran (boring) yang akan dibuat sedalam
1 meter pada 2 atau 3 tempat berjarak 1 meter yang berguna supaya tercapai
keseragaman .Menggali lubang sedemikian rupa sehingga terbentuk profil
tanah dengan ukuran panjang 2 m , lebar 1,5 m dan kedalaman 1,5 m. Di depan
bidang pengamatan. Profil dibuat tangga ( trap ) kebawah untuk memudahkan pengamatan
turun.Pengamatan dimulai dengan mengukur dalamnya profil di ukur dari lapisan
atas sampai lapisan bawah. Penarikan batas horizon atau lapisan tanah dapat di
tentukan dengan melihat perbedaan warna atau menusuk – nusukkan pisau
kedalam tanah dengan tekanan tetap. Setelah masing – masing horizon diketahui
batasnya, masing – masing lapisan diamati warna, tekstur, struktur,
konsistensi, pH, perakaran, kedalaman efektif, benturan istimewa Selain itu
yang diamati pada praktikum kali ini adalah :
1. Warna
Suatu profil tanah terdiri dari horizon-horizon dengan warna beragam antara
horizon dan dalam satu horizon. Pada pemerian profil tanah, warna setiap
horizon itu haruslah diperi secara lengkap.
2. Tekstur
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena
terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang
terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). Dari ketiga jenis fraksi
tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2-0,05 mm,
debu dengan ukuran 0,05-0.002 mm dan liat dengan ukuran <0 .002="" .="" br="" mm="">
3. Struktur
Struktur tanah menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah
primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada partikel-partikel sekunder atau ped
disebut juga agregat. Struktur suatu horizon yang berbeda satu profil tanah
merupakan satu ciri penting tanah, seperti warna tekstur atau komposisi kimia.
4. Konsistensi
Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan
tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan
bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik
antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah.
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir
tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Terdapat 10 ordo
tanah dalam sistem Taksonomi Tanah USDA 1975,yaitu: Alfisol,Aridisol, Entisol,
Histosol, Inceptisol, Mollisol, Oxisol, Spodosol, Ultisol, Vertisol . 0>
4.2.2
KA,BD,RT
Kemudian
yang kedua pada pengamatan kadar air tanah (Ka) diperoleh perbandingan
perhitungan, untuk lapisan topsoil adalah Ka = 31,5 % dan untuk lapisan subsoil
adalah Ka = 13,9%. Penetapan kadar air tanah dilakukan dengan metode
gravimetrik, menggunakan perbandingan diantar berat air dengan berat tanah.
Kandungan air tanah ditetapkan dengan cara menimbang sejumlah sampel tanah
dalam botol timbang dengan berat tertentu. Lalu disimpan atau dilakukan
pengeringan dalam oven pada suhu 100 - 110 o C sampai
beratnya tetap, selama 24 jam. Kemudian sampel tanah tersebut ditimbang kembali
(berat kering).
Kemudian
yang ketiga pada pengamatan bulk density (BD) diperoleh perbandingan
perhitungan, untuk lapisan subsoil adalah BD = 1,5 gr/cm3. Tanah
dengan vegetasi hutan yang kaya akan kandungan bahan organik cenderung
mempunyai tingkat kepadatan tanah yang rendah dengan nilai bulk density yang
rendah. Bulk density adalah berat suatu volume tanah dalam keadaan utuh. Bulk
density pada tanah-tanah berpasir bisa sebesar 1,6 gr/cm3, sedangkan
pada tanah agregat lempung dan tanah liat, bulk density bisa lebih rendah
mencapai 1,1 gr/cm3. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin
padat suatu tanah makin tinggi Bulk density berarti makin sulit meneruskan air
atau ditembus akar tanaman. Pada umumnya Bulk density kurang dari 0,85.
Kemudian
yang keempat pada pengamatan ruang porositas tanah (RPT) diperoleh perbandingan
perhitungan, adalah RPT = 43,8 %. Porositas tanah adalah kemampuan tanah
dalam menyerap air. Porositas tanah erat kaitanya dengan tingkat kepadatan
tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap
air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah
menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar. Lalu apa
keuntungan kita mengetahui porositas suatu tanah? Tinggi rendahnya porositas
suatu tanah ini sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanah
tersebut.Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap
air, maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat
menghambat bahkan merusak.
Kemudian
yang kelima pada pengamatan permeabilitas tanah (K) diperoleh perbandingan
perhitungan, adalah K = 7,4 cm/jam. Permeabilitas secara kuantitatif diartikan
sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media yang berpori dalam
keadaan jenuh. Permeabilitas adalah tanah yang dapat menunjukkan kemampuan
tanah meloloskan air. Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat menaikkan laju
infiltrasi sehingga menurunkan laju air larian. Pada ilmu tanah, permeabilitas
didefenisikan secara kualitatif sebagai pengurangan gas-gas, cairan-cairan atau
penetrasi akar tanaman atau lewat.
4.2.3
Permeabilitas Tanah
Setelah
dilakukan pengamatan pada lapisan-lapisan tanah, dilakukan lagi pengamatan dan
perhitungan pada pH tanah, Kadar air tanah, Bulk density, Porositas tanah dan
permeabilitas tanah, maka diperoleh perbandingan perhitungan untuk lapisan
Topsoil dan Subsoil pada masing-masing pengamatan.
Yang pertama pada pengamatan pH tanah , untuk topsoil diperoleh pHnya = 7, berarti tanah untuk topsoil tersebut bersifat netral dan untuk subsoil diperoleh pHnya= 6, berarti tanah untuk subsoil tersebut bersifat basa.
Yang pertama pada pengamatan pH tanah , untuk topsoil diperoleh pHnya = 7, berarti tanah untuk topsoil tersebut bersifat netral dan untuk subsoil diperoleh pHnya= 6, berarti tanah untuk subsoil tersebut bersifat basa.
Kemudian
yang kedua pada pengamatan kadar air tanah (Ka) diperoleh perbandingan
perhitungan, untuk lapisan topsoil adalah Ka = 31,5 % dan untuk lapisan subsoil
adalah Ka = 13,9%. Penetapan kadar air tanah dilakukan dengan metode
gravimetrik, menggunakan perbandingan diantar berat air dengan berat tanah.
Kandungan air tanah ditetapkan dengan cara menimbang sejumlah sampel tanah
dalam botol timbang dengan berat tertentu. Lalu disimpan atau dilakukan
pengeringan dalam oven pada suhu 100 - 110 o C sampai
beratnya tetap, selama 24 jam. Kemudian sampel tanah tersebut ditimbang kembali
(berat kering).
Kemudian
yang ketiga pada pengamatan bulk density (BD) diperoleh perbandingan
perhitungan, untuk lapisan subsoil adalah BD = 1,5 gr/cm3. Tanah
dengan vegetasi hutan yang kaya akan kandungan bahan organik cenderung
mempunyai tingkat kepadatan tanah yang rendah dengan nilai bulk density yang
rendah. Bulk density adalah berat suatu volume tanah dalam keadaan utuh. Bulk
density pada tanah-tanah berpasir bisa sebesar 1,6 gr/cm3, sedangkan
pada tanah agregat lempung dan tanah liat, bulk density bisa lebih rendah
mencapai 1,1 gr/cm3. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin
padat suatu tanah makin tinggi Bulk density berarti makin sulit meneruskan air
atau ditembus akar tanaman. Pada umumnya Bulk density kurang dari 0,85.
Kemudian yang
keempat pada pengamatan ruang porositas tanah (RPT) diperoleh perbandingan
perhitungan, adalah RPT = 43,8 %. Porositas tanah adalah kemampuan tanah
dalam menyerap air. Porositas tanah erat kaitanya dengan tingkat kepadatan
tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap
air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah
menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar. Lalu apa
keuntungan kita mengetahui porositas suatu tanah? Tinggi rendahnya porositas
suatu tanah ini sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanah
tersebut.Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap
air, maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat
menghambat bahkan merusak.
Kemudian
yang kelima pada pengamatan permeabilitas tanah (K) diperoleh perbandingan
perhitungan, adalah K = 7,4 cm/jam. Permeabilitas secara kuantitatif diartikan
sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media yang berpori dalam
keadaan jenuh. Permeabilitas adalah tanah yang dapat menunjukkan kemampuan
tanah meloloskan air. Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat menaikkan laju
infiltrasi sehingga menurunkan laju air larian. Pada ilmu tanah, permeabilitas
didefenisikan secara kualitatif sebagai pengurangan gas-gas, cairan-cairan atau
penetrasi akar tanaman atau lewat.
4.2.4 Kekerasan Tanah
Tanah adalah material
yang tidak padat yang terletak di permukaan bumi, sebagai media untuk
menumbuhkan tanaman (SSSA, Glossary
of Soil Science Term).
Tanah sebagai tubuh alam mempunyai berbagai macam fungsi utama, diantaranya
pertama sebagai media tumbuhan tanaman yang menyediakan hara dan air.
Berdasarkan data yang didapa bahawa di lahan rawa hanya di dapat 19 ketukan ,di
lahan kebun percobaan sebanyak 30 ketukan dan dilahan karet sebanyak 25
ketukan.Tanah itu pada berbagai tempat tebalnya tidak sama, tergantung dari
letak tanah itu sendiri. Tanah yang baik untuk pertanian adalah tanah yang
terletak didaerah lembah, sedang dilereng-lereng akan tampak lapisan bahan
induk tanah atau lapisan batuan induk. Pada lapisan-lapisan tersebut
terdapat batasan lapisan yang menunjukkan perbedaan antarlapisan. Dalam
pengamatan di lapangan, diperoleh bahwa batasan antar lapisan nyata,jelas,dan
baur.Secara umum, lapisan atas lebih gelap dibandingkan dengan lapisan yang ada
di bawahnya.Adanya perbedaan warna ini merupakan petunjuk untuk beberapa sifat
tanah karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam
tanah tersebut.
Berdasarkan
hasil yang di dapat bahwa kekerasan tanah berpebgaruh terhadap banyaknya
ketukan yang didapat,semakin keras suatu tanah maka semakin banyak juga jumlah
ketukan yang didapat,terlihat jelas pada tanah kebun percobaan yang mana pada kebun ini sering diolah tanahnya maka
tanahnya akan semakin keras san semakin padat .
Konsistensi tanah pada setiap lapisan
juga menunjukkkan perbedaan. Konsistensi tanah pada sampel ini adalah
lepas, gembur, dan teguh oleh kandungan air pada setiap lapisan tanah.
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Dalam praktek
di lapangan, diperoleh struktur tanah tiap lapisan agak berbeda.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan nya adalah sebagai berikut :
1.
Air merupakan komponen utama tubuh
tanaman,bahkan hamper 90% sel-sel tanaman dan mikrobia terdiri dari
air.
2.
Tingkat kekerasan tanah dapat diukur menggunakan alat penetrometer
3.
Penggunaan penetrometer dimaksudkan untuk
menilai kondisi tanah dalam hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan
akar di dalam tanah, hasil panen, dan sifat-sifat fisik tanah lainnya yang
berhubungan dengan produksi pertanian
4.
Secara kuantitatif permeabilitas diberi
batasan dengan koefisien permeabilitas.
5.
Permeabilitas tanah
memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara lambat sampai
agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1), sedangkan di lapisan bawah tergolong agak
lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1).
5.2 Saran
Sebaiknya pada saat melakukan praktikum lebih jelas
lagi apa saja yang harus dipratikumkan
DAFTAR PUSTAKA
Buckman, H. O., and Brady.
1982. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara : Jakarta.
Hakim. N., dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung :
Lampung.
Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Rajawali
Pers : Jakarta.
Hardjowigeno. S., 1993. Ilmu Tanah. Penerbit
Akademika Pressindo Jakarta.
Sutedjo dan Kartasapoetra AG. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Penerbit
Rineka
Cipta. Jakarta.
Foth. D
Henry. 1985. Dasar-dasar ilmu tanah Gadjah madah \Universitas ; Yogjakarta
Hardjowigeno, S 2003. Ilmu Tanah. Akademik Persindo. Jakarta
0 komentar:
Post a Comment