Monday, 18 December 2017

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA TANAH



Oleh :
WAHYU SRININGSIH
05071181419002


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2016


                                            

BAB 1 
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Tanah merupakan hasil transformasi zat-zat mineral dan organik di muka bumi. Tanah terbentuk dibawah pengaruh factor-faktor lingkungan yang bekerja dalam masa yang sangat panjang. Tanah mempunyai organisasi dan morfologi. Tanah merupakan media bagi tumbuhan tingkat tinggi dan pangkalan hidup bagi hewan dan manusia. Tanah merupakan system ruang-waktu bermatra empat.
            Tanah merupakan system tiga fase yaitu padat, cair dan gas yang selalu mengalami dinamisasi dalam kondisi seimbang. Dipandang dari segi pedology, tanah adalah suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara khusus dihubungkan dengan pertumbuhan tanaman. Tanah yang dipelajari dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman disebut edhapology.
        Tanah yang terbentuk dari berbagai proses fisik, kimia dan biology menghasilkan lapisan-lapisan yang berbeda suatu tempat ke tempat lainnya baik sifat fisik, kimia maupun sifat biologinya. Dalam istilah tanah, lapisan tersebut dinamakan horizon. Penampakan vertical dari tanah yang terdiri dari horizon-horizon disebiut profil tanah. Cepat atau lambatnya pembentukan horizon-horizon tanah dipengaruhi oleh factor-faktor pembentuk tanah, yaitu : bahan induk, iklim, biota, topografi dan waktu.
        Kompenen tanah (mineral, organic, air dau udara) tersusun antara satu dan yang membentuk tanah. Tubuh tanah dibedakan atas horizon-horizon yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah sebagai hasil proses pedogenesis.
Kandungan bahan mineral dan bahan organic tanah yang berukuran sangat halus (koloid tanah) sangat mempengaruhi sifat kimia tanah. Utamanya pH, kapasitas tukar karbon (KTK) dan kejenuhan basa. Partikel-partikel koloid yang sangat halus yang dikenal sebagai mikro sel pada umumnya bermuatan negative, sehingga ion-ion yang bermuatan positif akan tertarik dan membentuk lapisan ganda ion.
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah.
Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa disebut Profil Tanah. Maka dari itu praktikum ini dilakukan pengukuran sifat fisik tanah yang berguna untuk kesuburan tanah.

1.2  Tujuan
            Untuk memperoleh informasi mengenai beberapa sifat fisik tanah yang berupa kadar air , ruang pori total , bulk density , permeabilitas tanah , kekerasan tanah , dan lain-lain



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Tanah dan Bor-ring
Profil tanah merupakan irisan issal tanah  dari lapisan paling atas sampai pada lapisan batuan induk tanah (issal).
Syarat-syarat profil tanah :
1.   Tegak (issal)
2.   Baru
3.   Tidak terkena sinar matahari langsung
4.   Tidak tergenang air
5.   Mewakili tapak sekeliling
Tiap tanah di cirikan oleh susunan horizon tertentu.  Secara umum dapat di sebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri atas dua atau lebih horizon utama.  Tiap horizon dapat dibedakan berdasarkan warna, tekstur, struktur dan sifat morfologis lainnya.
Horison tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses pembentukan tanah. Proses pembentukan horison-horison tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Penampang vertikal tanah tersebut akan menunjukan susunan horison yanag disebut profil tanah.
Pengenalan tanah di lapangan dilakukan dengan mengamati menjelaskan sifat-sifat profil tanah. Profil tanah adalah urutan-urutan horison tanah, yakni lapisan-lapisan tanah yang dianggap sejajar permukaan bumi. Profil tanah dipelajari menggali tanah dengan dinding lubang vertikal kelapisan yang lebih bawah.
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan pelapukan bahan-bahan organik pertukaran ion-ion, pergerakan dan pencucian bahan-bahan koloid .
Profil dari tanah mineral yang telah berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison, horison-horison tersebut diantara lain yaitu :
1.   Horison O adalah horison yang terdiri dari bahan serasah atau sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa). Horison ini ditemukan terutama pada tanah-tanah hutan yang masih utuh. Merupakan horison organik yang terbentuk diatas lapisan tanah mineral
2.   Horison A1 adalah horison mineral berbahan organik tanah (BOT) tinggi sehingga berwarna agak gelap. A2 – Horison dimana terdapat pencucian (eluviasi) maksimum terhadap liat, Fe, A dan bahan organik. A3 – Horison peralihan ke B, lebih menyerupai A. Horison dipermukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral. Merupakan horison eluvasi, yaitu horison yang mengalami pencucian.
3.   Horison E adalah horison mineral yang telah tereloviasi (tercuci) sehingga kadar BOT, liat silikat, Fe dan Al rendahtetapi kadar pasir & debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi serta berwarna terang.
4.   Horison B adalah horison illuviasi yaitu horison akumulasi bahan eluvial dari horison diatasnya.
5.   Horison C adalah lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk atau belum terjadi perubahan secara kimiawi.
6.   Horison R adalah batuan keras yang belum dilapuk sehingga tidak dapat ditembus akar tanaman.
Boring adalah pengambilan sample tanah menggunakan ringsample untuk mendapatkan tanah utuh sebagai sampel penelitian di laboratorium

2.2  Kadar air , Bulk density , dan Ruang Pori total
2.2.1 Kadar Air
            Kadar air adalah sejumlah air yang terkandung di dalam suatu benda, seperti tanah (yang disebut juga kelembaban tanah), bebatuan, bahan pertanian, dan sebagainya. Kadar air digunakan secara luas dalam bidang ilmiah dan teknik dan diekspresikan dalam rasio, dari 0 (kering total) hingga nilai jenuh air di mana semua pori terisi air. Nilainya bisa secara volumetrik ataupun gravimetrik (massa), basis basah maupun basis kering.Air merupakan komponen utama tubuh tanaman,bahkan hamper 90% sel-sel tanaman dan mikrobia terdiri dari air.  
Air yang diserap tanaman di samping berfungsi sebagai komponen sel-selnya, juga berfungsi sebagai media reaksi pada hamper seluruh proses metabolismenya yang apabila telah terpakai diuapkan melalui mekanisme transpirasi, yang bersama-sama dengan penguapan dari tanah sekitarnya (evaporasi) disebut evapotranspirasi.
Air merupakan komponen penting dalam tanah yang dapat menguntungkan dan kadangkala merugikan.  Secara garis besar peran air tanah yang menguntungkan meliputi:
1.      sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara dari rhizosfer ke dalam akar kemudian ke daun.
2.       sebagai sarana transportasi dan pendistribusi nutrisi jadi dari daun ke seluruh bagian tanaman.
3.      Sebagai komponen kunci dalam proses fotosintesis , asimilasi, sintesis maupun respirasi tanaman.
4.      Sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan tanah dan diferensiasi horizon.
5.      Sebagai pelarut dan pemicu reaksi kimiawi penyediaan unsur hara tidak tersedia bagi tanaman.
6.      Sebagai penopang aktivitas mikrobaia dalam merombak unsure hara tersedia  Menjadi tersedia bagi tanaman.
7.      Sebagai pembawa oksigen terlarut ke dalam tanaman. (8) sebagai stabilisator temperature tanah.
8.      Mempermudah pengolahan tanah.
9.      di persawahan , genangan air akan menghambat pertumbuhan gulma dan sebagai sarana pemupukan lewat air irigasi (pugasi).
10.   sebagai pelarut pupk dan festisida.
            Kadar air merupakan jumlah air yang terkandung dalam tanah yang dinyatakan dalam (%). Kadar air adalah jumlah air yang masuk kedalam tanah yang dinyatakan dalam persen. Pada volume tanah tertentu kadar air biasanya tinggi, kekurangan udara dapat menjadi penghambat pertumbuhan maksimum pada kelembaban tanah berada pada sekitar kapasistas lapang. Kadar air tanah dibagi menjadi tiga bagian yaitu air berlebihan air tersedia dan air tidak tersedia.
Jumlah air tanah dapat dinyatakan dengan berbagai cara , ada yang menyatakan air tanah dengan menggunakan istilah kapasitas lapang dari suatu kondisi tanah itu berarti memperhatikan kondisi dari sifat fisik suatu tanah tersebut.
            Kapasitas lapang adalah kemampuan dari suatu tanah untuk mengikat air dalam lapisan gravitasi bumi, pada kadar air tinggi kurangnya udara dapat mengakibatkan terjadinya penghambatan pertumbuhan tanaman.  Kecepatan pertumbuhan tanaman mencapai maksimum pada keadaan tanah yang memiliki kelembaban maksimum pada keadaan tanah yang memiliki kelembaban yang berada di sekitar kapasitas lapang.
Air tanah berhubungan langsung dengan gaya adhesi dan gaya kohesi dalam tanah, gaya adhesi merupakan gaya tarik menarik antara partikel-partikel tanah dan molekul
molekul air yang umumnya memiliki bentuk kristal, ada lapisan tipis pada permukaan tanah tidak tersedia untuk tanaman dan untuk permukaan tanah kering berwujud seperti debu dalam kuarsa.  Sedangkan air kohesi dalam tanah diikat oleh gaya tarik menarik antara molekul-molekul air satu dengan yang lainnya melalui ikatan H, ada dalam bentuk cairan didalam lapisan partikel-partikel tanah dalam ruang pori mikro dan mendekati larutan tanah.
            Cara untuk menyatakan jumlah air yang terdapat didalam tanah adalah dengan cara  persentase terhadap tanah kering. Bobot tanah lembab tidak dipakai karena bergelonjak dengan kadar airnya. Kadar air juga dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaaan air bagi tumbuhan pada volume tanah tersebut.
Air tersedia (air yang dapat diserap langsung tanaman) adalah air yang ditahan tanah pada kondisi kapasitas lapang hingga koefisien layu, namun makin mendekati koefisien layu tingkat ketersediaan makin rendah. Oleh karena itu untuk mencukupi kebutuhan tanaman,suplai air harus diberikan apabila 50-85% air tersedia telah habis terpakai, terdiri dari sebagian air kapiler (air adhesi dan sedikit air kohesi) dan seluruh air hidokopis (air kristal).(hanafia,2004)
Rumus :
                KA = (BTBM - BTKM) / BTKM * 100 %

2.2.2 Bulk Density  ( Kerapatan Isi )
Bulk Density atau kerapatan lindak atau bobot isi atau bobot volume menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah dan termasuk volume pori-pori tanah diantaranya. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar. Pada umumnya bulk density berkisar dari 1,1-1,6g/cc. Beberapa jenis tanah mempunyai bulk density kurang dari 0,90 g/cc (misalnya tanah andisol), bahkan ada yang kurang dari 0,10 g/cc (misalnya tanah gambut). Bulk Density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar (Harjdowigeno, 2003).
       Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase, dll. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan. Menghitung kerapatan butir tanah, berarti menentukan kerapatan partikel tanah dimana pertimbangan hanya diberikan untuk partikel yang solid. Oleh karena itu kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel. Untuk kebanyakan tanah mineral kerapatan partikelnya rata–rata sekitar 2,6 gram/cm3. Kandungan bahan organik di dalam tanah sangat mempengaruhi kerapatan butir tanah, akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya lebih kecil dari subsoil. Meskipun demikian kerapatan butir tanah tidak banyak berbeda. Jikaberbeda maka terdapat variasi yang harus mempertimbangkan kandungan tanah organik(Madjid, 2010).
Bulk density sangat berhubungan erat dengan particle density jika particle density tanah sangat besar maka bulk density juga besar pula, hal ini dikarenakan partikel density berbanding lurus dengan bulk density, namun apabila sebuah tanah memilki tingkat kadar air yang tinggi maka partikel density dan bulk density akan rendah hal ini dikarenakan partikel density berbanding terbalik dengan kadar air, dapat kita buktikan apabila di dalam suatu tanah memilki tingkat kadar air yang tinggi dalam menyerap air maka kepadatan tanah juga akan rendah karena pori-pori di dalam tanah besar sehingga tanah yang memilki pori yang besar akan lebih mudah memasukkan air  di dalam  agregat tanah (Hanafiah, 2004).
            Beberapa faktor yang mempengaruhi particle density tanah, diantaranya yaitu tekstur, bahan organik, struktur, bulk density dan topongrafi. Tekstur tanah dapat diartikan sebagai penampilan visual suatu tanah berdasarkan komposisi kualitatif dari ukuran butiran tanah dalam suatu massa tanah tertentu. Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (Hanafiah, 2004).
Bahan organik biasanya berasal dari proses pelapukan batuan. Bahan organik komposisinya di dalam tanah memang sedikit yaitu berkisar 3-5% tapi pengaruhnya sangat besar terhadap perubahan sifat-sifat tanah. Bahan organik tanah terdiri atas bahan organik kasar dan organik halus. Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil alami dari tanah, akibat melekatnya butir-butir primer tanah satu sama lain. Satu unit struktur disebut ped. Cold juga merupakan gumpalan tanah tetapi terbentuknya bukan karena proses (Hanafiah, 2004).
Semakin tinggi bulk density tanah dan bahan or suatu tanah maka particle density dalam tanah tersebut akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya. Konidisi topografi juga berpengaruh dalam kepadatan tanah,  apabila topografinya curam maka tanah akan lebih susah untuk menyerap air sehingga tanah akan memilki volume kepadatan tanah yang besar pula, berbeda dengan tanah yang berada pada topografi datar maka daya serap tanah terhadap air akan besar pula. Topografi di suatu daerah sangat mempengaruhi tinggi rendahnya particle density (Hardjowigeno, 2003).
Tanah-tanah mineral mempunyai kisaran partikel density antara 2,6 – 2,9 gr/cm3. Berat jenis rata-rata butiran tanah dan mineral 2,65 gr/cm3 untuk kepentingan praktis.  Sebagai bahan perbandingan berat jenis tanah-tanah organik jauh lebih kecil yaitu 0,5-0,8 gr/cm3. Berat jenis butiran berubah dengan ukuran butiran atau dengan perubahan pori-pori. Berat jenis tanah mineral rata-rata merupakan berat jenis mineral yang paling banyak terdapat dalam tanah (Madjid, 2010).
Berat ukuran dan cara teraturnya partikel-partikel tanah, tidak berpengaruh terhadap particle density, akan tetapi kandungan bahan organik akan memberi pengaruh yang besar terhadap paticel density sehingga pada awalnya tanah yang ada pada bagian atas mempunyai nilai particle density yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah lapisan bawah. Pada tanah-tanah mineral mempunyainilai particle density yang besar karena pengaruh dari besar jenis mineral itu seperti, dewands, telfan, silikon dan kotiridal (Sutedjo, 2002).

BD : BTKM/v.ring * 100%

2.2.3 RPT ( Ruang Pori Total )
Pori tanah adalah ruang-ruang yang terletak antara padatan bahan tanah. Pori tanah diklasifikasikan berdasar pada ukuran yang setara ruang antar bahan padat tanah. Pengklasifikasian pori tanah dapat dilaksanakan dengan menganggap pori tanah ini sebagai badan tunggal di dalam tubuh tanah. Antar poribesar berukuran setara akan dihubungkan oleh sekumpulan pori-pori berukuran sangat kecil. Pada susunan padat sederhana butiran pasir, dengan pori yang berbentuk dan berukuran serupa, saling berhubungan, maka bidang kerut-tegas yang terlihat dianggap sabagai batas dari suatu pori. Pori dengan O < 30 mikron berperan penting bagi jasad renik tanah dan tanaman, pori dengan O 30-100 mikron penting pada fenomena pergantian udara tanah dan cadangan untuk transpot dan pengagihan air tanah, dan pori dengan O > 100 mikron berperan besar dalam mempercepat laju penetrasi udara ke bagian tubuh tanah sebelah dalam, serta mempercepat pelaluan air. Pori tanah dapat dikelompokkan menjadi delapan kategori, yaitu packing void yang terdiri dari simple packing dan compoud packing, vugh, vesicle, channel dan chamber, plane yang terdiri dari joint, craze dan skew  (Poerwowidodo, 1990). 
Sifat-sifat fisika tanah berhubungan erat dengan kelayakan pada banyak penggunaan (yang diharapkan dari) tanah. Kekokohan dan kekuatan pendukung, drainase dan kapasitas penyimpanan air, plastisitas, kemudian kemudahan ditembus akar, aerasi, dan penyimpanan hara tanaman semuanya secara erat berkaitan dengan kondisi fisika tanah. Oleh karena tiu, erat kaitannya bahwa jika seseorang berhadapan dengan tanah dia harus mengetahui sampai berapa jauh dan dengan cara apa sifat-sifat tersebut dapat diubah. Hal ini berlaku apakah tanah itu akan digunakan sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman atau sebagai bahan struktural dalam pembangunan. 
            Kerapatan ruang pori adalah bobot kering, suatu isi tanah dalam keadaan utuh yang dinyatakan dalam g/cm3. Isi tanah terdiri dari bahan padatan dan isi ruangan diantaranya. Bagian isi tanah yang tidak berisi oleh bahan padat, baik bahan mineral maupun bahan organik disebut ruang pori tanah.
Ruang pori tanah adalah isi seluruh pori-pori dalam suatu isi tanah yang utuh yang dinyatakan dalam persen, yang terdiri atas ruang diantara zarah pasir (sand), debu (silt), liat (clay) serta ruang diantara agregat-agregat tanah.

RPT : ( 1 – BD/PD ) * 100%

2.3 Permeabilitas di Lapangan
   Permeabilitas didefenisikan secara kuantitatif sebagai pengurangan gas-gas , cairan-cairan atau penetrasi akar tanaman atau lawat melalui suatu massa tanah atau lapisan tanah.
Permeabilitas timbul karena adanya pori kapiler yang saling bersambungan satu dengan yang lainnya. Secara kuantitatif permeabilitas dapat dinyatakan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media berpori dalam keadaan jenuh.
Permeabilitas ini merupakan suatu ukuran kemudahan aliran melalui suatu media poreus. Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan dengan koefisien permeabilitas. Banyak peneliti telah mengkaji problema permeabilitas dan mengembangkan beberapa rumus. Permeabilitas intrinsik suatu akifer bergantung pada porositas efektif batuan dan bahan tak terkonsolidasi, dan ruang bebas yang diciptakan oleh patahan dan larutan. Porositas efektif ditentukan oleh distribusi ukuran butiran, bentuk dan kekasaran masing-masing partikel dan susunan gabungannya, tetapi karena sifat-sifat ini jarang seragam, konduktivitas hidrolik suatu akifer yang berkembang dibatasi oleh permeabilitas lapisan-lapisan atau masing-maisng zone, dan mungkin bervariasi cukup besar tergantung pada arah gerakan air.
Pengukuran permeabilitas tanah sangat penting untuk beberapa kepentingan di bidang pertanian, misalnya masuknya air ke dalam tanah, gerak air ke akar tanaman,aliran air drainase, evaporasi air pada permukaan tanah, kesemuanya itu dapat dipengaruhi oleh permeabilitas tanah yang mana berkaitan pula dengan peranan kondektifitas Hidroliknya.
Permeabilitas sebagai sifat suatu benda yang dapat dirembesi oleh cairan (melalui osmosis atau difusi). Sedangkan wikipedia mendefinisikannya sebagai: Permeabilitas pada mekanika fluida dan ilmu tanah (umumnya dilambangkan dengan κ atau k) adalah ukuran dari kemampuan benda berpori (biasanya batu) untuk melewatkan cairan. Wordnetweb Princeton
Satuan permeabilitas dalam satuan internasional (SI) adalah m2 . Satuan lain yang biasa digunakan adalah darcy (D) atau yang lebih umum milidarcy (mD). Satu darcy setara dengan 10-12 m2 . Satuan lain yang biasa digunakan adalah cm2 . (1 m2 = 104 cm2).
Tanah adalah kumpulan partikel padat dengan rongga yang saling berhubungan. Rongga ini memungkinkan air dapat mengalir di dalam partikel melalui rongga dari satu titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. Sifat tanah yang memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju alir tertentu disebut permeabilitas tanah. Sifat ini berasal dari sifat alami granular tanah, meskipun dapat dipengaruhi oleh faktor lain (seperti air terikat di tanah liat). Jadi, tanah yang berbeda akan memiliki permeabilitas yang berbeda.
Hukum Darcy menunjukkan bahwa permeabilitas tanah ditentukan oleh koefisien permeabilitasnya. Koefisein permeabilitas tanah bergantung pada berbagai faktor. Setidaknya, ada enam faktor utama yang memengaruhi permeabilitas tanah, yaitu:
· Viskositas cairan, semakin tinggi viskositasnya, koefisien permeabilitas tanahnya akan semakin kecil.
· Distribusi ukuran pori.semakin merata distribusi ukuran porinya, koefesien permeabilitasnya cenderung semakin kecil.
· Distibusi ukuran butiran, semakin merata distribusi ukuran butirannya, koefesien permeabilitasnya cenderung semakin kecil.
· Rasio kekosongan (void), semakin besar rasio kekosongannya, koefisien permeabilitas tanahnya akan semakin besar.
· Kekasaran partikel mineral, semakin kasar partikel mineralnya, koefisien permeabilitas tanahnya akan semakin tinggi.
· Derajat kejenuhan tanah, semakin jenuh tanahnya, koefisien permeabilitas tanahnya akan semakin tinggi.

2.4 Kekerasan Tanah
            Tingkat kekerasan tanah dapt  diukuur menggunakan alat penetrometer . kekerasan tanah ini berpengaruh terhadap daya tembur akar terhadap tanah . Dalam bidang pertanian, untuk mengetahui ketahanan tanah terhadap penetrasi akar tanaman digunakan penetrometer atau penetrograph. Penggunaan penetrometer dimaksudkan untuk menilai kondisi tanah dalam hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan akar di dalam tanah, hasil panen, dan sifat-sifat fisik tanah lainnya yang berhubungan dengan produksi pertanian. Di bidang teknik sipil, penetrometer dirancang untuk mengetahui ketahanan tanah sampai kedalaman lebih dari satu meter. Penetrasi tanah merupakan refleksi atau gambaran dari kemampuan akar tanaman menembus tanah. Masuknya akar tanaman ke dalam tanah tergantung dari kemampuan akar tanaman itu sendiri, sifatsifat fisik tanah seperti struktur, tekstur dan kepadatan tanah, retakanretakan yang ada di dalam tanah, kandungan bahan organik tanah, dan kondisi kelembapan tanah.








BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1  Waktu dan tempat
            Adapun waktu  Pelaksanaan praktikum fisika tanah ini dimulai dari bulan September – November 2016 .Dilaksanakan setiap hari Senin pukul 14.30 WIB .
            Adapun tempat pelaksanaan praktikum fisika tanah di fakultas pertanian Universitas Sriwijaya .

3.2 Alat dan Bahan
            Adapun alat yang digunakan pada praktikum fisika tanah adalah sebagai berikut :
3.2.1. Alat dan Bahan Profil Tanah dan Metode Boring
     Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum profil tanah dan metode boring, yaitu : 1. Bor Belgi, 2. Buku Munsell Soil Colour, 3. Plastik, 4. Spidol. 5. Baki, 6. Karet gelang, 7. Spidol
3.2.2. Alat dan Bahan KA, BD, RPT
            Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum KA, BD, RPT, yaitu : 1. Cangkul, 2. Ring Sampel, 3. Baki, 4. Karet Gelang, 5. Papan, 6. Kain Kasa, 7. Cutter, 8. Sampel Tanah, 9. Neraca Analitik, 10. Oven, 11. Spidol
3.3.3. Alat dan Bahan Permeabilitas di Lapangan
     Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum permeabilitas dilapangan, yaitu : 1. Bambu, 2. Bola plastik, 3. Bor, 4. Kaleng, 5. Meteran, 6. Stopwatch
3.3. Cara Kerja
3.3.1. Cara Kerja Profil Tanah dan Metode Boring
     Adapun cara kerja pada praktikum profil tanah dan metode boring, yaitu :
1.      Pilih lahan yang akan dijadikan tempat pengeboran.
2.      Bersihkan permukaan atas tanah dari seresah tanaman dengan menggunakan cangkul.
3.      Masukan bor belgi hingga kedalam tanah 20 cm (untuk lapisan 1) dan masukan bor belgi hingga kedalaman tanah 40 cm (untuk lapisan 2).
4.      Keluarkan bor belgi secara perlahan, jangan sampai tanahnya pecah.
5.      Amati warna, struktur dan tekstur tanah. Untuk warna tanah, dicari matriks dan moutling dengan menggunakan buku Munsell Soil Colour.
6.      Masukkan sampel tanah tersebut kedalam plastik lalu ikat menggunakan karet gelang dan kemudian diberi label.
3.3.2. Cara Kerja KA, BD, RPT
3.3.2.1. Cara Kerja Kadar Air
            Adapun cara kerja pada praktikum Kadar Air, yaitu :
1.      Pilih lahan yang akan dijadikan untuk pengambilan sampel tanah.
2.      Siapakan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum.
3.      Gali tanah dengan menggunakan cangkul dengan membuat persegi.
4.      Letakan ring sampel kedalam tanah tersebut. Kemudian letakan papan kayu diatas ring sampel tersebut.
5.      Angkat ring sampel tersebut, tetapi jangan sampai tanah didalam ring sampel tersebut pecah.
6.      Setelah itu, balut ring sampel yang berisi tanah tersebut dengan menggunakan kain kasa dan kemudian diikat dengan karet gelang dan lalu diletakkan di atas baki.
7.      Lakukan cara tersebut untuk pengambilan ring sampel 2 dan 3.
8.      Setelah semua selesai, rendam ring sampel yang berisi tanah tersebut dengan menggunakan ¾ air di atas baki. Diamkan selama 24 jam.
9.      Setelah 24 jam, buang air didalam baki, dan kemudian timbang ring sampel dengan menggunakan neraca analitik.
10.  Kemudian di oven selama 24 jam dengan suhu 105oC.
11.  Setelah selesai, timbang kembali ring sampel tersebut.
3.3.2.2. Cara Kerja Bulk Density dan Ruang Pori Total
Adapun penetapan kadar bulk density (kerapatan isi) dan ruang pori total, yaitu :
1.    Timbang ring sampel yang akan digunakan (A gram).
2.    Ambil sampel tanah utuh dari lapangan dengan menggunakan ring sampel tersebut.
3.    Timbang sampel tanah + ring sampelnya (B gram).
4.    Hitung bobot tanah.
5.    Tetapkan kadar airnya.
3.3.3. Cara Kerja Permeabilitas di Lapangan
     Adapun cara kerja pada praktikum ini permeabilitas dilapangan, yaitu :
1.      Pilih lahan yang akan diamati.
2.      Lubangi tanah dengan menggunakan bor.
3.      Setelah selesai dilubangi, kurangi air yang ada di dalam lubang dengan cup air mineral.
4.      Setelah dirasa cukup, ukur kedalaman air yang tersisa.
5.      Masukkan bola yang telah dipasangkan pada kayu pengukur, lalu tutup dengan kaleng.
6.      Amati kenaikan air yang terjadi.
3.3.4. Cara Kerja Kekerasan Tanah
          Adapun cara kerja pada praktikum kekerasan tanah ini, yaitu :
Menggunakan Soil ponetrometer
1.    Mengkalibrasi penetrometer
CALIB/RUN : RUN
DATA/RUN : RUN
FILE NO : 00
2.    Tekan penetrometer ke dalam tanah sampai mencapai kedalaman maximum 30 cm secara perlahan biasanya ditandai dengan bunyi pada penetrometer.
3.    Sesegera mungkin mengganti tombol Data/Run ke Data.
4.    Untuk menyimpan file ganti FILE NO menjadi 1 dan tekan tombol start dan simpan data yang tertera.
5.    Ulangi step ke tiga untuk kedalaman-kedalam tertentu seperti yang tertera pada tabel.
6.    Ubah data menjadi kpa.










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1  Profil Tanah dan Metode Boring
Lapisan
Kedalaman
Warna
Konsistensi
Tekstur
Struktur
Matrik
Mountling
Kering
Lembab
basah
1
0 cm-
20 cm
10 YR 3/2 Very Dark Greys Brown


ü   

PasirBerlempung
Remah
2
20cm-50cm

10 YR 4/3 brown

ü   

Lempung Liat Berdebu
GumpalBersudut
1
0 cm- 20cm

10 YR 5/4 Yellow Brown

ü   

PasirBelempung
Remah
2
20cm-50cm
10 YR 5/4 Yellow Brown


ü   

Lempung Berdebu
Remah
-
4.1.2 KA,BD,RPT
Adapun hasil dari  Praktikum KA,BD,RPT ini adalah :
Kelompok
Titik
BTB               
BTK
BC

1
T1L1
210,09

35,21
T1L2
248,19

35,90
2
T2L1
232,01

40,84
T2L2
261,84

49,83
3
T3L1
231,60

34,95
T3L2
228,12

43,15
4
T4L1
256,52

40,08
T4L2
264,09

53,07
5
T5L1
247,83

49,79
T5L2
258,71

51,60
6
T6L1
241,83

41,92
T6L2
248,40

48,84


4.3 Permeabilitas di Lapangan
AdapunhasildaripraktikumPermeabilitas di lapanganadalah :

Kelompok
Hair
Waktu
∆H
∆t
1 dan 2
33-37
4 menit 32 detik
4 cm
4 menit 54 detik
33-36
24 detik
3 dan 4
45-47
29 detik
4 cm
1 menit 15 detik
47-48
46 detik
5 dan 6
34-43,5
2 menit 3 detik
9,5 cm
3 menit 3 detik
4.4 Kekerasan Tanah
Adapun hasil dari praktikum kekerasan tanah adalah sebagai berikut :

Jenis Tanah
Tingkatan Ketukan
Jumlah Ketukan
Tanah Rawa Lebak
0-2,3
19 Ketukan
2,3-4,3

4,3-7

7-10,4

10,4-16,7

16,7-20,6

20,6-23,6

23,6-27,6

27,6-31,5

31,5-37,4

37,5-40,9

40,9-43,3

43,3-45,5

45,5-47,5

47,7-50


50-53,5


53,5-57

57-60,5

60,5-63
Tanah Sawit
0-3,4
30 Ketukan

3,4-5,1

5,1-6,5

6,5-7,9

7,9-9,6

9,6-11

11-12,4

12,4-13,9

13,9-15,5

15,5-16,7

16,7-18,3

18,3-19,6

19,6-20,8

20,8-22,1

22,1-23,4

23,4-24,8

24,8-26

26-26,8

26,8-27,6

27,6-28,5

28,5-29,3

29,3-30,2

30,2-31,2

31,2-32,1

32,1-33

33-33,9

33,9-34,5

34,5-36,2

36,2-37

37-38
TanahKebun Percobaan
0-1
23 Ketukan

1-1,9

1,9-2,5

2,5-3,3

3,3-4

4-5

5-6

6-7

7-8,1

8,1-9,3

9,3-10,4

10,4-11,3

11,3-12

12-12,8

12,8-13,5

13,5-14,2

14,2-15

15-15,8

15,8-16,6

16,6-17,9

17,9-18,6

18,6-19,5













































































4.2 Pembahasan
4.2.1 Profil Tanah dan Metode Boring

Berdasarkan hasil yang didapat dari praktikum profil tanah dan metode boring adalah Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga bebatuan induk tanah (regolit),yang biasanya terdiri dari horison-horison O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca  disebut solum tanah, meskipun tanah terdiri dari beberapa horison, namun bagi tetanaman yang sangat penting adalah horizon O-A (lapisan atas) yang biasanya mempunyai ketebalan dibawah 30cm, bahkan bagi tanaman berakar dangkal seperti padi, palawija dan sesayuran yang berperan adalah kedalaman dibawah 20cm .
Di sekitar lahan tanah yang diamati terdapat vegetasi asli/ bukan asli  yang dominannya adalah semak belukar. Posisi penampang bagan yaitu miring ke arah timur. Fisiografi pada lahan ini adalah dataran, penggunaan tanah di lahan ini untuk lahan percobaan dan praktikum.

Sifat fisik dan jenis tanah pada lahan ini dapat dianalisa melalui metode boring Sebelumnya dilakukan dengan pengeboran (boring) yang akan dibuat sedalam 1 meter pada 2 atau 3 tempat berjarak 1 meter yang berguna supaya tercapai keseragaman .Menggali lubang sedemikian  rupa sehingga terbentuk profil tanah dengan ukuran panjang 2 m , lebar 1,5 m dan kedalaman 1,5 m. Di depan bidang pengamatan. Profil dibuat tangga ( trap ) kebawah untuk memudahkan pengamatan turun.Pengamatan dimulai dengan mengukur dalamnya profil di ukur dari lapisan atas sampai lapisan bawah. Penarikan batas horizon atau lapisan tanah dapat di tentukan dengan melihat perbedaan warna atau menusuk – nusukkan  pisau kedalam tanah dengan tekanan tetap. Setelah masing – masing horizon diketahui batasnya, masing – masing lapisan diamati warna, tekstur, struktur, konsistensi, pH, perakaran, kedalaman efektif, benturan istimewa Selain itu yang diamati pada praktikum kali ini adalah :
1.   Warna
Suatu profil tanah terdiri dari horizon-horizon dengan warna beragam antara horizon dan dalam satu horizon. Pada pemerian profil tanah, warna setiap horizon itu haruslah diperi secara lengkap.


2.   Tekstur
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2-0,05 mm, debu dengan ukuran 0,05-0.002 mm dan liat dengan ukuran <0 .002="" .="" br="" mm=""> 3.   Struktur
Struktur tanah menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada partikel-partikel sekunder atau ped disebut juga agregat. Struktur suatu horizon yang berbeda satu profil tanah merupakan satu ciri penting tanah, seperti warna tekstur atau komposisi kimia.
4.   Konsistensi
Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah.
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Terdapat 10 ordo tanah dalam sistem Taksonomi Tanah USDA 1975,yaitu: Alfisol,Aridisol, Entisol, Histosol, Inceptisol, Mollisol, Oxisol, Spodosol, Ultisol, Vertisol .

 

4.2.2 KA,BD,RT
Kemudian yang kedua pada pengamatan kadar air tanah (Ka) diperoleh perbandingan perhitungan, untuk lapisan topsoil adalah Ka = 31,5 % dan untuk lapisan subsoil adalah Ka = 13,9%. Penetapan kadar air tanah dilakukan dengan metode gravimetrik, menggunakan perbandingan diantar berat air dengan berat tanah. Kandungan air tanah ditetapkan dengan cara menimbang sejumlah sampel tanah dalam botol timbang dengan berat tertentu. Lalu disimpan atau dilakukan pengeringan dalam oven pada suhu 100 - 110 C sampai beratnya tetap, selama 24 jam. Kemudian sampel tanah tersebut ditimbang kembali (berat kering).
Kemudian yang ketiga pada pengamatan bulk density (BD) diperoleh perbandingan perhitungan, untuk lapisan subsoil adalah BD = 1,5 gr/cm3. Tanah dengan vegetasi hutan yang kaya akan kandungan bahan organik cenderung mempunyai tingkat kepadatan tanah yang rendah dengan nilai bulk density yang rendah. Bulk density adalah berat suatu volume tanah dalam keadaan utuh. Bulk density pada tanah-tanah berpasir bisa sebesar 1,6 gr/cm3, sedangkan pada tanah agregat lempung dan tanah liat, bulk density bisa lebih rendah mencapai 1,1 gr/cm3 Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi Bulk density berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umumnya Bulk density kurang dari 0,85.
Kemudian yang keempat pada pengamatan ruang porositas tanah (RPT) diperoleh perbandingan perhitungan, adalah RPT = 43,8 %. Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanah erat kaitanya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar. Lalu apa keuntungan kita mengetahui porositas suatu tanah? Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut.Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak.
Kemudian yang kelima pada pengamatan permeabilitas tanah (K) diperoleh perbandingan perhitungan, adalah K = 7,4 cm/jam. Permeabilitas secara kuantitatif diartikan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media yang berpori dalam keadaan jenuh. Permeabilitas adalah tanah yang dapat menunjukkan kemampuan tanah meloloskan air. Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat menaikkan laju infiltrasi sehingga menurunkan laju air larian. Pada ilmu tanah, permeabilitas didefenisikan secara kualitatif sebagai pengurangan gas-gas, cairan-cairan atau penetrasi akar tanaman atau lewat.
4.2.3 Permeabilitas Tanah
Setelah dilakukan pengamatan pada lapisan-lapisan tanah, dilakukan lagi pengamatan dan perhitungan pada pH tanah, Kadar air tanah, Bulk density, Porositas tanah dan permeabilitas tanah, maka diperoleh perbandingan perhitungan untuk lapisan Topsoil dan Subsoil pada masing-masing pengamatan.
Yang pertama pada pengamatan pH tanah , untuk topsoil diperoleh pHnya = 7, berarti tanah untuk topsoil tersebut bersifat netral  dan untuk subsoil diperoleh pHnya= 6, berarti tanah untuk subsoil tersebut bersifat basa.
Kemudian yang kedua pada pengamatan kadar air tanah (Ka) diperoleh perbandingan perhitungan, untuk lapisan topsoil adalah Ka = 31,5 % dan untuk lapisan subsoil adalah Ka = 13,9%. Penetapan kadar air tanah dilakukan dengan metode gravimetrik, menggunakan perbandingan diantar berat air dengan berat tanah. Kandungan air tanah ditetapkan dengan cara menimbang sejumlah sampel tanah dalam botol timbang dengan berat tertentu. Lalu disimpan atau dilakukan pengeringan dalam oven pada suhu 100 - 110 C sampai beratnya tetap, selama 24 jam. Kemudian sampel tanah tersebut ditimbang kembali (berat kering).
Kemudian yang ketiga pada pengamatan bulk density (BD) diperoleh perbandingan perhitungan, untuk lapisan subsoil adalah BD = 1,5 gr/cm3. Tanah dengan vegetasi hutan yang kaya akan kandungan bahan organik cenderung mempunyai tingkat kepadatan tanah yang rendah dengan nilai bulk density yang rendah. Bulk density adalah berat suatu volume tanah dalam keadaan utuh. Bulk density pada tanah-tanah berpasir bisa sebesar 1,6 gr/cm3, sedangkan pada tanah agregat lempung dan tanah liat, bulk density bisa lebih rendah mencapai 1,1 gr/cm3 Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi Bulk density berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umumnya Bulk density kurang dari 0,85.
Kemudian yang keempat pada pengamatan ruang porositas tanah (RPT) diperoleh perbandingan perhitungan, adalah RPT = 43,8 %. Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanah erat kaitanya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar. Lalu apa keuntungan kita mengetahui porositas suatu tanah? Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut.Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak.
Kemudian yang kelima pada pengamatan permeabilitas tanah (K) diperoleh perbandingan perhitungan, adalah K = 7,4 cm/jam. Permeabilitas secara kuantitatif diartikan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media yang berpori dalam keadaan jenuh. Permeabilitas adalah tanah yang dapat menunjukkan kemampuan tanah meloloskan air. Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat menaikkan laju infiltrasi sehingga menurunkan laju air larian. Pada ilmu tanah, permeabilitas didefenisikan secara kualitatif sebagai pengurangan gas-gas, cairan-cairan atau penetrasi akar tanaman atau lewat.

4.2.4 Kekerasan Tanah
                Tanah adalah material yang tidak padat yang terletak di permukaan bumi, sebagai media untuk menumbuhkan tanaman (SSSA, Glossary of Soil Science Term). Tanah sebagai tubuh alam mempunyai berbagai macam fungsi utama, diantaranya pertama sebagai media tumbuhan tanaman yang menyediakan hara dan air. Berdasarkan data yang didapa bahawa di lahan rawa hanya di dapat 19 ketukan ,di lahan kebun percobaan sebanyak 30 ketukan dan dilahan karet sebanyak 25 ketukan.Tanah itu pada berbagai tempat tebalnya tidak sama, tergantung dari letak tanah itu sendiri. Tanah yang baik untuk pertanian adalah tanah yang terletak didaerah lembah, sedang dilereng-lereng akan tampak lapisan bahan induk tanah  atau lapisan batuan induk. Pada lapisan-lapisan tersebut terdapat batasan lapisan yang menunjukkan perbedaan antarlapisan. Dalam pengamatan di lapangan, diperoleh bahwa batasan antar lapisan nyata,jelas,dan baur.Secara umum, lapisan atas lebih gelap dibandingkan dengan lapisan yang ada di bawahnya.Adanya perbedaan warna ini merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut.
Berdasarkan hasil yang di dapat bahwa kekerasan tanah berpebgaruh terhadap banyaknya ketukan yang didapat,semakin keras suatu tanah maka semakin banyak juga jumlah ketukan yang didapat,terlihat jelas pada tanah kebun percobaan yang mana  pada kebun ini sering diolah tanahnya maka tanahnya akan semakin keras san semakin padat .
Konsistensi tanah pada setiap lapisan juga menunjukkkan perbedaan. Konsistensi tanah pada sampel ini adalah  lepas, gembur, dan teguh oleh kandungan air pada setiap lapisan tanah. Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Dalam praktek di lapangan, diperoleh struktur tanah tiap lapisan agak berbeda.



BAB V
PENUTUP

5.1   Kesimpulan
Adapun kesimpulan nya adalah sebagai berikut :
1.       Air merupakan komponen utama tubuh tanaman,bahkan hamper 90% sel-sel tanaman dan mikrobia terdiri dari air.  
2.       Tingkat kekerasan tanah dapat  diukur menggunakan alat penetrometer
3.       Penggunaan penetrometer dimaksudkan untuk menilai kondisi tanah dalam hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan akar di dalam tanah, hasil panen, dan sifat-sifat fisik tanah lainnya yang berhubungan dengan produksi pertanian
4.       Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan dengan koefisien permeabilitas.
5.      Permeabilitas tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara lambat sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1), sedangkan di lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1).

5.2  Saran
Sebaiknya  pada saat melakukan praktikum lebih jelas lagi apa saja yang harus dipratikumkan




DAFTAR PUSTAKA

Buckman, H. O., and Brady. 1982. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara : Jakarta.

Hakim. N., dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung : Lampung.

Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Rajawali Pers : Jakarta.

Hardjowigeno.  S., 1993. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo Jakarta.

Madjid. 2010. http://repository.usu.ac.id.pdf//Kadar-Air-Tanah diakses tanggal 08 Desember 2016

Sutedjo dan Kartasapoetra AG. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Penerbit Rineka
Cipta. Jakarta.

Foth. D Henry. 1985. Dasar-dasar ilmu tanah Gadjah madah \Universitas ; Yogjakarta

Hardjowigeno, S 2003. Ilmu Tanah. Akademik Persindo. Jakarta




Share:

0 komentar:

Post a Comment