Thursday, 14 December 2017

Catatan perjalanan Musi Merah

Oleh : Bayu Apriliawan (Wakil Presiden Mahasiswa Unsri 2017)

Dilantik oleh Kongres sebagai mandat tertinggi KM Unsri (Des.2016)

Hidup Mahasiswa !
Sebuah perjalanan telah terhenti sejak tinta terakhir goresan kata ini kering mengalir. Selamat melegenda kisah kita, kisah sebuah kapal tiga warna, Musi Merah.

Memasuki musim semi pergerakan diawal januari, Kabinet ini diplokamirkan dengan disaksikan kampus-kampus se-sumatera selatan, stakeholder pemerintahan Ogan Ilir dan seluruh simpul massa Universitas Sriwijaya. Tali tambat kapal ini dilepas dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahim oleh seluruh hadirin dipimpin bapak Rektor Kampus kuning yang terhormat. Kami sekeluarga telah berlayar mengarungi fase-fase perjuangan dengan iringan doa dan harapan.

Pelantikan Jajaran dihadapan Rektor dan para tamu Undangan
Januari, sembari mengatur strategi tim memulai langkah dengan merekonsoliasi kekuatan yang ada dan tersisa, menganalisis dan menghelat perekrutan akbar untuk memaksimalkan kekuatan dan memaksimalkan kinerja satu tahun kedepan. Proses rekrtumen, pembekalan dan pemahaman usai dilakukan dipenghujung bulan. Penjagaan dan pengkaryaan akan menjadi tugas yang panjang lagi membutuhkan ketelatenan yang berkelindan.

Februari sampai menjelang gerbang April, reharmonisasi dalam cakupan yang lebih luas di galakkan. Forum komunikasi ormawa, Sriwijaya saling sapa, On In SC, Silaturahmi keliling, solidasi Pejuang Advokasi Kampus, Solidasi Garda Sriwijaya, Kemendagri Cup sampai inovasi fenomenal Sriwijaya Super Leauge menjadi lorong-lorong, gerbong-gerbong, dan rumah-rumah yang pada akhirnya menjadi media terbaik untuk menyatukan segala potensi kekuatan KM Unsri yang tercecer.


Pasca dari bulan itu, akselerasi dan ekspansi ranah kontribusi Kapal ini telah memasuki dua perkara yang cukup melelahkan. Penerimaan mahasiswa baru, Pengenalan kehidupan kampus, dan semua badai perjuangan yang mewarnainya. Perencanaan , konsolidasi dan inovasi terbaik serta kerja sama dari semua pihak telah memberi dampak terlaksananya rangkaian penerimaan mahasiswa baru yang lebih efisien dan ‘terawasi’. Beberapa gebrakan ‘pesan kemanusiaan’, serba-serbi rekor muri yang tertunda, sampai insiden Spanduk UKT dan sabotase Micropone presma, menjadi persembahan tak terlupakan yang pada akhirnya memberikan pendidikan eksklusif kepada mahasiswa baru tentang pergerkan mahasiswa yang  tentu ada pro-kontranya.

Momentum PK2, awal dari serangan negara api
Pesta sambut mahasiswa baru ternyata menjadi awal dari pergulatan perjuangan ini. Sampai memasuki 3 bulan lamanya isu UKT belum juga menemukan sebuah tiitk temu. Empat kali audiensi tidak sanggup menemukan satu kata sepakat antara dua hati yang sebenarnya saling menyayangi namun berbeda persepsi. Mahasiswa terus beraspirasi, bahkan gelombang-gelombang ini riuhnya lebih besar dari pada keriuhan penghuni kapal. Sampai kemudian nahkoda kapal dan seisi keluarga  memilih terjun kelaut lepas, memilih ikut berenang bersama , berjuang dan lalu hampir terhempas, terbuang.

Kursi rektorat, Kursi DPRD Sumsel, sampai kursi Kemenristekdikti pernah diduduki sebagai bukti ikhtiar kesungguhan ini. Diluar ruangan-ruangan Ber-AC itu, ada aspal Rektorat, aspal DPRD dan aspal seluruh kampus se-jagat perjuangan ini yang ikut berteriak menghamba keadilan. Kami baru menyadari bahwa tiga huruf inilah yang akan menjadi cerita tersendiri dalam perjalanan kabinet ini. Dan tiga huruf itu adalah ‘UKT’. Semua waktu, keringat dan semua hormon adrenalin rasanya telah terkuras pada kasus ini. Tidak kurang dari dua orang menteri Kabinet ini menjadi ‘tumbal’ dari deadlocknya solusi . Hanya tentang waktu untuk mengakui bahwa semua dinamika itu adalah bagian dari cerita inda tak terlupakan yang kebetulan sempat viral dibeberapa media nasional itu.
Hampir semua media nasional memberitakan kasus UKT ini (in frame : Bayu apriliawan)
Oktober pertengahan, semua pasang mulai surut di ikuti gelombang nan ombak yang tidak lagi mengganas. Semua puing tsunami beberapa bulan lalu telah ditata ulang kembali. Ada bekas reruntuhan dan luka yang mungkin terlanjur sulit di obati lagi, tapi akan tetap ada bisikan maaf yang terlontar tulus disela-sela doa demi kebaikan bersama universitas sriwijaya dan pendidikan tinggi Indonesia.

Oktober-November, adalah pembuktian bahwa kapal yang bocor dimana-mana masih bisa berlayar sampai ke Andalusia mengitari Malawi, sudan dan korea selatan. Ya dengan reruntuhan kekuatan yang ada, dua agenda nasional dan satu agenda interansional berhasil di helat. Senang sekali rasanya bisa memperkenalkan Universitas Sriwijaya pada mahasiswa korea, Malaysia, sudan, Malawi dan Thailand itu. Lalu kemarin, 24 jam sebelum laporan pertanggung jawaban ini dibacakan. Kapal menutup perjalananya dengan kembali memberikan persembahan hangat untuk keluarga yang telah menanti di tepi pantai ini.

2 Agenda Nasional, 1 Agenda internasional dan 1 Rangkaian agenda konser musik,
pesta kuliner gratis menjadi penutup yang istimewa dikabinet ini
Terimakasih Allah SWT, Orang tua, Guru-guru, keluarga kabinet Musi Merah dan seluruh keluarga mahasiswa universitas sriwijaya atas kepercayaan ,doa dan harapanya. Lebih dari 7000 mahasiswa telah memilih saya dan saudara Presma pada pemira kemarin, hampir 1000 mahasiswa selalu membersamai aksi-aksi kabinet ini, tak kurang dari 50 ormawa bersedia berpegang tangan bersama mewujudkan perbaikan, 10 fakultas berpartisipasi, BEM, LDF, UKM-UKK, dan rekan-rekan MAPALA telah terlibat dan berpartisipasi bersama memeriahkan perjalanan satu tahun kebelakang.

Hampir semua pihak telah terlibat  baik internal maupun eskternal telah menjadi bagian yang amat penting dalam semua capaian ini. Betapa indahnya diskusi-diskusi dikala ‘UKT’ merebak, kawan-kawan GMNI, KAMMI, HMI, dan semua rekan-rekan pergerakan se sumsel telah ikut andil membersamai kami. Tak kurang dari 30 kedaerahan secara random telah bergabung, berpartisipasi secara aktif dalam kebersamaan yang berfaedah ini. Khamsa hamida.

Sekapur sirih ini saya sampaikan dengan narasi perjalanan yang ringkas. Semuanya tidak sesederhana kata. Kinerja lengkap dan seluruh pertanggung jawabanya kami sampaikan secara lengkap dilembar-lembar laporan pertanggung jawaban yang saat ini tersimpan rapi di sekretariat DPM Unsri.  Salam hangat, Mahasiswa biasa J


Catatan panjang ini disampaikan secara langsung oleh penulis
dalam momen sakral “ Kongres Mahasiswa Universitas Sriwijaya ”
pada hari dipertengahan bulan yang akhir tahun itu.
Share:

0 komentar:

Post a Comment