Oleh : Bayu Apriliawan
|| Mahasiswa Unsri 2013
Pesta demokrasi Unsri telah bergulir sejak beberapa minggu yang lalu dengan rangkaian agenda kampanye dari para calon presiden dan calon wakil presiden mahasiswa yang mendaftar sebagai kandidatdalam kontetasi politik mahasiswa ini. Dan esok hari, selasa 07/11/2017 pemira akan dihelat diseluruh kampus Universitas Sriwijaya.
Ketika KPU mahasiswa unsri membuka pendaftaran bakal calon penerus roda kepemimpinan di Unsri, ketika itu pula gong pesta telah ditabuh, dan para pesserta mulai berdansa kesana-kemari menikmati pesta, ada yang memainkan alat music, ada yang mendirikan tenda dan ada yang sekedar bersorak sorai menjadi penonton di tepi panggung.
Secara pribadi saya sangat menghargai sekaligus salut kepada kedua pasang calon yang berani memilih menempatkan diri sebagai pelaku an pemain dalam pesta demokrasi ini. Trisno-Reza dan Deri-Ugi adalah orang-orang luar biasa yang berani memantapkan langkah ketika yang lain sudah mulai heboh dan sibuk mengurusi kuliah. Trisno-Reza dan Deri-Ugi adalah orang-orang luar biasa yang berani berfikir lebih keras untuk KM Unsri ketika yang lain juga berfikir keras untuk segera melaksankan seminar proposal dan atau bahkan sekedar menonton drama korea dikosan.
Memilih pemimpin itu bukan perkaran memilih mana yang paling ganteng atau mana yang paling popular. Bukan juga memilih karena terhegemoni dengan angapan mana yang paling pinter ngomong dan yang paling jago berdiplomasi. Memilih pemimpin adalah tentang menganalisis asas kebutuhan dan ketersediaan.
Satu contoh, semua orang Palembang mayoritas dalam kondisi umum sangat menyukai pempek, maka pempek adalah makanan yang cukup ideal dikonsumsi dalam kondisi umum. Tapi dalam kondisi konsumen yang belum makan dua hari, atau yang alergi terhadap bau ikan, maka secara analisis khusus dan asas kebutuhan, konsumen lebih butuh singkong, nasi uduk atau bahkan sekedar nasi putih plus kecap.
Begitupun dengan cara fikir kita dalam menganalisis kebutuhan KM Unsri dalam konteks pemimpin itu yang seperti apa yang dibutuhkan. Secara umum beberapa syarat utama yang tidak bisa kita bantah lagi adalah dia harus kompeten. Kompetensi dan kemapanan karakter kepemimpinan itu salah satu jalan untuk meraihnya adalah melalui pengalaman. Maka KM Unsri hari ini jelas membutuhkan sosok seorang pemimpin yang berpengalaman dalam mengelola dan memanajmen organisasi besar yang terdapat banyak SDM dibawahnya.
Trisno-Reza dan Deri-Ugi memehuni kualifikasi itu, mereka berempat memiliki pengalaman dibidang itu. Maka variable penilaian berikutnya adalah dari yang sama-sama berpengalaman ini mana yang paling berpengalaman, atau setidaknya mana yang lebih berpengalaman, anda sendiri yang menilai!
Gen kepemimpinan itu diraih bukan di warisi, olehnya lah kita memahami bahwa proses memegang peranan penting dalam pembentukan karakter kepemimpinan dimanapun dan kapanpun itu. Dari kematangan proses kita akan melihat kematangan sikap seseorang. Dan sikap ini adalah cerminan dari karakter. Orang yang memiliki karakter keras dia akan cenderung labil dalam hal mengelola emosi, itu sebagai contoh. Dan orang yang memiliki karakter yang matang dia pun akan memiliki karakter yang sopan, humble, ramah dan nyaman berinteraksi dengan siapapun. So, karakter ini penting dalam klasifikasi seorang pemimpin, maka sebagai pemilih anda harus bisa menilai karakter dari semua kandidat yang ada. Beberapa cara singkat dan sederhana untuk memahami karakter seseorang adalah lihat aktifitas media sosialnya dan perhatikan cara dia berbicara. Trisno-Reza dan Deri-Ugi adalah orang-orang luar biasa dan saya yakin anda akan kebingungan menilai mana karakter yang lebih baik diantara mereka.
Universitas sriwijaya adalah kampus yang besar, terluas se-asia tenggara dan memiliki 6 kampus, ada yang baru tau? Kampus inderalaya, kampus KM5, FK madang, FKIP Ogan, FP Padang selasa dan Kampus bukit. Anda fikir mudah memanajemen 30.000 mahasiswa yang tersebar di titik sebanyak itu? So, KM Unsri butuh orang yang luar biasa dengan link dan jaringan yang luas. Silahkan anda amati kedua pasang calon, mana yang memiliki jaringan yang luas di ke-enam kampus itu, bahkan periksa juga jaringan nasional mereka, berapa kali mereka ber-empat ini ikut aksi regional, dan aksi-aksi nasional. Jangan memandang remeh aksi sebagai ajang meluapkan aspirasi saja kawan, aksi juga akan menambah jaringan dan link kita, kenal dengan presma-presma kampus se-Indonesia adalah salah satu benefitnya.
Nah , tidak banyak yang bisa saya tulis, mungkin beberapa kategori dan klasifikasi yang saya sampaikan setidaknya menjadi jawaban atas pertanyaan “tipe pemimpin seperti apa yang saat ini dibutuhkan Unsri”. Kriteria diatas hanya sebagai indicator penilaian saja, hasil akhir penilaian di kawan-kawan semua,pastikan kita tidak menjadi beban peradaban dengan memilih golput, dan Hidup Mahasiswa !!!
0 komentar:
Post a Comment