Membangun Karakter,Pemikiran Dan Keberlangsungan Generasi
Muda Indonesia Melalui Pendidikan Islami, Budaya Literasi Dan Gerakan Sosial
Peduli Gizi Untuk Peradaban Negeriku
Bayu Apriliawan || Baktnusa VII || Universitas Sriwijaya
Pendahuluan
Peradaban,
adalah entitas yang segaris lurus dengan sejauh mana komunitas masyarakat
setempat menginternalisasikan kemajuan cara berfikirnya dalam laku konkrit.
Saya adalah seorang anak petani yang 22 tahun lalu lahir dan besar dipedesaan
tertinggal nun jauh dari peradaban kota yang maju. Merasa begitu bersyukur
karena bisa merasakan pendidikan diperguruan tinggi di Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian Universitas Sriwijaya setelah
menunda pendaftaran selama satu tahun karena harus bekerja untuk
mengumpulkan uang pendaftaran SBMPTN 2013.
Pernah
menjadi Ketua Osis ketika masih SMP (2007-2008) dan SMA (2009-2011) membuat
saya mencari cari organisasi sejenis yang ada dikampus kuning ini.Semester
pertama mendaftar menjadi staf di BEM Fakultas pertanian, bergerak dan mengabdi
sampai waktu membawa saya pada semester VI dimana saya terpilih sebagai
Gubernur Mahasiswa fakultas pertanian 2016. Fokusnya adalah mewadahi aspirasi
mahasiswa dan menghidupkan iklim berorganisasi difakultas hijau ini,
Alhamdulillah dimasa amanah ini, organisasi mahasiswa yang berjumlah 6 ormawa
berhasil mendapatkan sekretariat secara adil dan merata setelah beberapa bulan
proses advokasi berjalan.
Satu
tahun mengabdi di BEM Fakultas Pertanian telah usai. Keinginan untuk
berkontribusi dalam ruang lingkup yang lebih besar membawa saya pada amanah
saya sekarang, Wakil Presiden Mahasiswa BEM KM Universitas Sriwijaya. Saya
meyakini, bahwa pengalaman-pengalaman selama berorganisasi ini akan memberikan
bekal yang berharga untuk menopang wacana besar saya untuk berkontribusi bagi
Agama, Bangsa dan Negara kedepanya .
Pemuda dan Peradaban
Guliran
waktu yang terakumulasi dalam bentuk sejarah telah mengukuhkan bahwa pemuda
memiliki peran penting disetiap periodesasinya. Cenderung kedalam peran-peran
positif, sebagai salah satu faktor perubahan sekaligus sebagai pihak yang
selalu dijadikan tumpuan harapan untuk masa depan. Kemerdekaan Republik ini
telah menjadi bukti tak terbantahkan lagi bahwa pemuda selalu punya peran yang
bisa dimaksimalkan dalam setiap keberadaanya dimanapun ia berada.
Esensi
konsistensinya suatu peradaban terletak pada seberapa kuat suatu generasi bisa
berpegang pada Standart Of Procedure (SOP) kualitas pengkaderan yang telah dicanangkan oleh generasi sebelumnya.
Dalam hal ini, pemuda dan anak-anak adalah sasaran penjagaan sekaligus
pengkaderan yang mesti diseriusi perkembanganya. Jika pemuda dan anak-anak
suatu bangsa telah rusak kualitas moral dan kualitas intelektualnya, maka
habislah suatu peradaban.
Mewacanakan
tentang peradaban maka kitaberbicaratentanggagasan-gagasan jangka panjang untuk
kemudian yang berkesinambungan serta harus komperehensif dan runut. Jika kunci
dari suatu sikap pribadi adalah ilmu dan tingkat kepemahaman seseorang , maka
doktrin adalah metode mainstream yang banyak digunakan dalam pembentukan
karakter dan mental suatu generasi. Maka menjadi tidak berlebihan jika selain
mengkaji terhadap ketersediaan fisik yang kuat dan sehat dari generasi muda
suatui bangsa, ketersediaan otak yang jernih dengan pemahaman yang benar pun
menjadi bahasan yang prioritasnya tidak bisa dikesampingkan untuk mimpi
peradaban yang lebih bagi negeri ini.
**Gagasan kontribusi untuk agama**
Saya
meyakini bahwa agama adalah kontrol nilai yang berkembang dimasyarakat, karena
terkadang norma yang berlaku dimasyarakat terus berubah-ubah standarnya
mengikuti alur zaman. Sehingga pengembangan dan usaha untuk membumikan
nilai-nilai islam harus terus menerus digalakkan sesuei dengan tantangan zaman.
Ulama terdahulu mempelopori sistem pendidikan ‘nyantri’ (pesantren), Rasulullah
mengkader para penerus-penerus risalah dakwahnya dengan sistem Halaqah,dan pendidikan modern menggunakan sistem
pendidikan paruh waktu yang disebut dengan sekolah.
Metode
pendidikanhalaqah
yang diterapkan oleh Rasulullah SAW juga metode nyantri yang ada dipesantren, adalah bagian dari salah satu
bukti kekayaan islam akan tokoh-tokoh hebat dalam bidang sistematika
pengkaderan. Namun penting untuk dperhatikan pula bagaimana relevansinya dengan
zaman. Kecendrungan masyarakat indonesia yang lebih terbawa arus mana yang
mayoritas itulah yang diikuti membuat kita mesti berfikir ulang bagaimana
formula yang bagus dalam mengemas suatu metode pendidikan yang ‘lunak’ tapi
sesuei targetan.
Dimasa
mendatang, saya mencita-citakan perpaduan dari ketiganya. Memadukan konsep
sekolah modern berbasis IT(Islam Terpadu) dengan tetap menginternalisasikan
esensi halaqah melalui
kelompok-kelompk diskusi dalam rangka memudahkan proses doktrinasi kepada generasi penerus bangssa ini.
Bahasan
membumikan nilai-nilai keislaman dalam pendidikan menjadi sangat penting dan
krusial ketika kita mengaitkanya dengan masa depan peradaban bangsa ini. Karena
sejatinya pendidikan adalah gerbang peradaban, sehingga saya memilih untuk
turut berkontribusi bagi islam melalui pendidikan dengan mengembangkan
sekolah-sekolah bernafaskan islam yang difollow up dengan halaqoh-halaqoh diluar jam sekolahnya.
Melalui
sekolah-sekolah semacam inilah, kita bisa melakukan counter terhadap pemahaman-pemahaman yang mereka dapat dari
luar sekolah, juga paham sekulerismeyang selama ini mem-frameing bahwa islam dan pendidikan, islam dengan politik,
ataupun islam dengan lainya itu terpisah dan berbeda. Output yang
diharapkan dari sistem pendidikan ini adalah pembangunan karakter generasi muda kita yang akan membawa kita kepada esensi
pendidikan yang sebenarnya, yaitu pendidikan yang berorientasi pada peradaban,
karena pendidikan yag tidak ditempatkan pada lansekap peradaban hanyalah
aktivitas tanpa makna dan tidak relevan dengan misi hidup (mission of life) dan tujuan penciptaan manusia (puprose of life).
**Gagasan kontribusi untuk bangsa **
Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang besar. Keberagaman adalah berkah tak terperikan
yang menjadi nilai plus sekaligus tantangan bagi bangsa tercinta ini. Isu
perpecahan yang sering kali di viralkan oleh pihak-pihak luar adalah tantangan
kebhineka-an kita yang paling nyata. Isu-isu perpecahan itu memilik satu pola
yang sama, menebar kebencian, fitnah dan selalu menggunakan media (media
sosial, media cetak, media elektronik). Kita harus melakukan perlawanan jika
ingin bangsa besar ini tetap aman,damai dan bersatu.
Tak
ada antitesis yang paling tepat selain perlawanan dengan metode yang sama,
tulisan. Sayang sekali kemampuan untuk menulis dan bermedia dikalangan anak
bangsa ini masih sangt minim. Apa lagi ketika kita bicara kemampuan untuk frame-ing. Counter issue dan pencerdasan terhadap isu isu negatif terhadap
islam khususnya dan terhadap kelompok-kelompok Suku, Ras, Agama dan kelompok
lainya secara umum itu sangat penting dalam rangka menjaga keutuhan bangsa.
Peradaban
dibelahan dunia ini pun saat ini dipengaruhi oleh perkembangan media yang
begitu pesat. Celakanya lagi selain memecah belah keutuhan bangsa ini, melalui
media musuh-musuh indonesia telah berhasil meracuni pemikiran-pemikiran
generasi muda bangsa ini menjadi generasi yang pesimis, letoy dan tidak
kreatif.
Adakah
yang lebih tajam dari sebilah pedang selain tulisan, karena efek segores tinta
dapat mengubah mindset berfikir, mengetuk hati, bahkan mengubah kebijakan. Lalu
pada akhirnya kita akan menyadari bahwa saat ini urgensimenguasai seni menjadi seorang petarung melalui
tulisan sudah sama pentingnya dengan menguasai seni berperang secara fisik.
Dalam
beberapa tahun kedepan, perang pemikiran
melalui media dan tulisan tulisan akan semakin deras arusnya. Sehingga saya
memandang bahwa bangsa kita harus melek literasi dan mahir dalam bernarasi. Gagasan
konkrit dan cita-cita saya untuk bangsa ini adalah berkontribusi dalam
meningkatkan iklim literasi, hobi menulis, dan semangat bernarasi melalui
komunitas blog dan kelompok-kelompok diskusi kepenulisan. Saya yakin, dari
menulis akan bisa merubah pola fikir dan cara pandang bangsa ini.
Menghimpun
orang-orang lalu membuat komunitas pelatihan penulisan adalah hal mainstreamyang sering dilakukan dikampus-kampus. Selain
membutuhkan waktu dan biaya yang lama, konsistensi adalah tantangan berikutnya.
Tapi gagasan saya untuk menyatukan para bloger adalah semacam jalan pintas yang
dipadukan dengan iklim kekinian. Dimana para bloger hanya perlu dilakukan
penyamaan frame dan
visi saja untuk menghasilkan suatu karya bersama. Seorang bloger adalah penulis
dengan karaktersitik bakat alamiah yang tidak perlu dilakukan pembinaan dari
nol. Ini akan menghemat waktu dan tenaga.
Komunitas
bloger dengan visi yang sama akan menjadi dua mata pedang yang sama tajam, pertama
visi untuk membangun peradaban akan lebih masif dengan pemanfaatan publikasi
melalui blog masing-masing. Kedua bakat alamiah yang dikembangkan akan menjadi
letupan-letupan potensi yang luar biasa yang akan sangat realsitis jika
dikombinasikan untuk menghasilkan karya bersama dalam bentuk buku yang menginspirasi banyak orang.
**Gagasan kontribusi untuk negara**
Negara
Indonesia adalah negara yang besar dengan melimpahnya sumber daya
bumi dan lautnya yang kita miliki. Nyatanya dengan sumber daya yang melimpah
itu kesejahteraan masih tidak merata. Kementrian Bappenas mengatakan tingkat kemiskinan di daerah Papua sebesar 31,11 persen.
Adapun tingkat kemiskinan nasional saat ini adalah 11,96 persen. Akar masalahnya adalah
akses, minimnya infrastruktur dan rendahnya pendidikan. Kemiskinan
didaerah-daerah tertinggal akan bermuara pada permasalahan lain yang lebih
mengerikan, seperti busung lapar, gizi buruk dan lain-lainya.
Sesuai
dengan disiplin ilmu yang saat ini sedang saya geluti, saya memilih untuk
bermain gagasan di permasalahan hilir, gizi
buruk. Sebagai calon sarjana ilmu pangan, saya berencana untuk melanjutkan
S.2 ilmu gizi, mendalaminya lalu mengejawantahkanya dalam bentuk laku nyata,
membentuk gerakan sosial peduli gizi buruk anak indonesia. Gerakan sosial ini
fokus kepada anak-anak didaerah tertinggal rawan gizi buruk. Saya percaya bahwa
anak anak ditimur indonesia adalah generasi emas yang sama cerdasnya dan sama
hak nya untuk terus bertumbuh dan berkembang, karena kedepanya bisa jadi
merekalah yang akan menjayakan indonesia.
Gerakan
sosial ini sekilas memiliki beberapa kesamaan dengan gerakan sosial lainya.
Begitulah gerakan sosial, nafas dan alunan geraknya senada, namun sasaran
adalah kunci perbedaanya. Komunitas peduli gizi buruk Indonesia adalah wacana
sosial yang memiliki satu goal setting yang tajam dan jauh, peradaban. Kita mesti sepakat
bahwa dua gagasan yang saya lontarkan diatas adalah gaagasan besar yang menyasar pada sistempembentukan
karakter dan pemikiran. Lalu
gagasan tentang kepedulian terhadap gizi buruk ini adalah gagasan yang menyasar
pada kesehatananak-anak yang rentan
gizi buruk yang ouptut akhirnya adalah jika permasalahan gizi buruk ini
teratasi, maka angka harapan hidup anak-anak akan naik. Disini efek domino akan
timbul, dengan tingginya angka harapan hidup anak-anak, maka secara kuantitas
stok pemuda yang menjadi penggerak peradaban akan meningkat pula.
Penutup
Sekilas lalu, gagasan-gagasan yang saya ajukan ini
akan menjadi ide-ide yang sangat realistis namun bisa juga menjadi wacana yang
utopis. Action dan gerak nyata adalah variabel pembedanya. Membangun
karakter,pemikiran dan keberlangsungan generasi muda indonesia melalui
pendidikan islami, budaya literasi dan gerakan sosial peduli gizi adalah
trisula penyokong cita-cita peradaban untuk
Indonesia yang adil dan beradab.
0 komentar:
Post a Comment