Sunday, 10 September 2017

Untuk siapapun yang sedang lelah ber-amanah


Jika hati kita sudah tak lagi disini,
setidaknya tangan ini masih harus menyelesaikan apa yang sudah kita mulai bersama-sama 

Dalam sebuah acara pelatihan yang mendatangkan seorang pemateri bernas nan kondang itu, beliau menyampaikan sebuah materi yang sangat menarik . Beliau menyampaikan bahwa seseorang itu selain dia harus punya value pada dirinya, dia juga harus punya endurance atau daya tahan.

Saya mencoba memikirkanya dengan menyelami setiap kata dipadu-padankan dengan fenomena yang pernah saya alami, hingga pada akhirnnya keterbukaan hati atas pengakuan diri yang penuh alpa ini dapat memberikan sebuah pencerahan, bahwa penyampaian tentang materi itu benar adanya. Nilai atau value yang dimiliki seseorang itu akan memudar seiring berjalanya waktu, relatif. Tergantung seberapa besar endurance yang dimiliki orang tersebut untuk mempertahankan nilai positif yang ada pada dirinya.

Anggaplah kita adalah seorang dengan beberapa value positif yang kita miliki, seperti semangat, disiplin dan cekatan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Maka dalam konteks organisasi untuk menguji value-value tersebut, hadapkanlah pada amanah! Biarkanlah amanah menjadi barometer otomatis yang akan mengukur dengan sendirinya seberapa lama nilai-nilai positif dan value yang ada pada diri kita mampu bertahan.

Ada yang bilang untuk mengetahui kepribadian seseorang maka bersamai orang tersebut dalam beberapa hari perjalanan. Kawan-kawan pecinta alam lebih simple lagi, ajak saja orang tersebut untuk naik gunung. Sebenarnya secara teori kedua cara tersebu memiliki satu momen yang sama, kondisi capek dan bosan!

Tentu ketika kita beberapa hari melakukan perjalanan kita akan menunjukan semua eskpresi dan watak kita kepada orang-orang terdekat. Disaat kita kelelahan, disaat kita lapar, disaat kita mulai capek dan ekspresi jiwa yang lainya. Begitupun halnya dengan kondisi orang yang naik gunung. Dalam kondisi fisik dan jiwa yang drop, kontrol emosi dan ‘kepura-puraan’ itu akan hilang semuanya. Yang pemarah, yang manja, yang cengeng, yang mau menang sendiri semua akan nampak dengan sukarela.

Itu adalah beberapa treatment untuk sekedar mengetahui watak seseorang. Lalu bagaimana untuk menguji. Loh kok kenapa harus diuji? Iya dong, untuk mengetahui sebuah handphone itu kameranya bagus atau tidak, kita cukup melihat berapa megapixel kapasitas kameranya. Tapi untuk mengujinya kita perlu menggunakanya untuk memotret suatu objek, baik dalam keadaan siang,malam, cahaya cerah maupun redup.

Bagaimana dengan menguji integritas dan kapasitas nilai dari seseorang? Apakah nilai yang dia miliki tetap pada garis konsisten meskipun flukuatif, atau terus menurun seiring berjalanya waktu. Simple, beri dia amanah!

Pada akhirnya kita semua akan mengalami penurunan. Tetapi masing-masing kita memiliki standar yang  berbeda. Ada yang integritasnya terjun bebas tanpa batas seketika kebosanan melanda ditengah-tengah menjalankan amanah. Tapi tak jarang ada yang tetap bisa bertahan meskipun dengan terseok-seok. Sekali lagi pemateri itu benar, endrurance lah yang akan menjadi pembeda kita.

Sikap manusiawi tidak untuk dihilangkan, karena kita tetap dianggap manusiawi selama kita masih punya sikap-sikap manusiawi tersebut. Kalau sudah gak punya capek dan gak pernah mengalami kebosanan itu namanya malaikat, ya gak sih? So yang perlu kita lakukan adalah meningkatkan endurance kita agar bisa lebih lama bertahan sampai waktu istirahat itu tiba. Salam hangat!
Share:
Lokasi: Jalan Srijaya Negara, Bukit Lama, Ilir Barat I, Bukit Lama, Ilir Bar. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30128, Indonesia

0 komentar:

Post a Comment