Sunday, 30 July 2017

Laporan Kimia Analitik : Teknik Penggunaan labu ukur, takar dan buret

I. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Labu ukur adalah sebuah alat dengan kapasitas 5 ml hingga 5 L. Alat ini dapat kita temui di pasaran dengan warna bening atau amber (gelap).  Karena merupakan alat ukur bukan sebagai alat penampung maka labu ukur tersedia dalam kelas A ataupun kelas B untuk membedakan tingkat akurasinya (Mulyono, 2013). Labu ukur ini berfungsi untuk mengencerkan bahan kimia. Bahan kimia biasanya didapat dalam bentuk larutan pekat. Larutan ini dirasa terlalu pekat jika langsung dipakai, oleh karena itu dilakukanlah pengenceran bahan kimia dengan menggunakan labu ukur. Dalam proses pengenceran ini larutan yang pekat akan ditambah dengan pelarut hingga akhirnya volume zat yang didapat menjadi lebih besar (Serra, 2009). Ada beberapa tahap dalam menggunakan labu ukur ini, antara lain zat larutan ditimbang dahulu lalu dimasukkan ke dalam labu ukur. Setelahnya zat tersebut ditambahkan aquadest. Goyangkan labu ukur agar campuran menjadi larut. Jika sudah ditambah air lagi, gunakan pipet untuk menambah air secara hati-hati hingga volume zat cair berhimpit dengan garis tanda yang terdapat di bagian leher labu. Sumbat labu lalu kocok agar didapat larutan yang seragam (Anne, 2012).

Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Peralatan gelas ini biasanya digunakan untuk titrasi. Meskipun saat ini sudah dapat ditemukan berbagai macam alat titrasi yang berbasis elektronik tapi alat ini masih digunakan di banyak laboratorium karena tentu saja lebih murah. Buret bisa kita temukan dari bahan kaca juga dari bahan plastik ada juga yang berwarna bening serta gelap atau biasa disebut amber (Miura, 2011). Buret sangatlah akurat, buret kelas A memiliki akurasi sampai dengan 0,05 cm. Karena presisi buret yang tinggi, kehati-hatian pengukuran volume dengan buret sangatlah penting untuk menghindari galat sistematik. Ketika membaca buret, mata harus tegak lurus dengan permukaan cairan untuk menghindari galat paralaks. Bahkan ketebalan garis ukur juga mempengaruhi, bagian bawah meniskus cairan harus menyentuh bagian atas garis. Oleh karena presisinya yang tinggi, satu tetes cairan yang menggantung pada ujung buret harus ditransfer ke labu penerima, biasanya dengan menyentuh tetasan itu ke sisi labu dan membilasnya ke dalam larutan dengan pelarut (Fajar, 2013).

B.     Tujuan
Praktikum kali ini bertujuan untuk memperkenalkan cara penggunaan labu ukur dan buret dalam membuat suatu larutan.

II. METODOLOGI PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
            Praktikum Teknik Penggunaan Labu Ukur/Takar dan Buret telah dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 6 Maret 2014 pukul 10.00 WIB s/d. 11.40 WIB bertempat di Laborarium Kimia Hasil Pertanian P.S. Teknologi Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

B.     Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: 1) Beaker glass, 2) Buret, 3) Labu ukur, 4) Spatula kaca.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah: 1) Aquadest, dan 2) NaCl.

C.    Cara Kerja
Cara kerja praktikum kali ini adalah:
Perhatikan cara menggunakan labu ukur dan buret seperti dipergakan oleh dosen atau asisten. Saudara diminta berlatih menggunakan labu ukur dengan menggunakan aquadest. Jangan biasakan membuang cairan dari dalam labu ukur apabila saudara terlalu banyak mengisikan cairan ke dalam labu ukur sampai melewati garis tanda. Yang harus saudara lakukan adalah mengulangi dari awal lagi. Apabila saudara sudah terampil maka buatlah larutan NaCl 5 % sebanyak 100 ml dengan menggunakan labu ukur.
Tuliskan tahap-tahap saudara membuat larutan NaCl 5 % sebanyak 100 ml.




III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
Hasil praktikum kali ini adalah:
Cara-cara membuat larutan NaCl 5 % sebanyak 100 ml adalah:
1.      Timbang garam (NaCl) sebanyak 5 gram.
2.      Masukkan ke dalam beaker glass.
3.      Masukkan aquadest sebanyak 90 ml ke dalam beaker glass yang sudah berisi garam.
4.      Aduk garam tersebut dengan batang pengaduk sampai garam terlarut.
5.      Tuangkan larutan garam ke dalam labu ukur 100 ml.
6.      Tambahkan aquadest ke dalam beaker glass untuk melarutkan sisa garam yang ada pada beaker glass.
7.      Masukkan larutan tersebut ke dalam labu ukur yang sudah berisi larutan garam tadi sampai garis tanda batas. Homogenkan.

B.     Pembahasan
Alat ukur adalah sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengukur sesuatu. Alat ukur ini banyak macamnya, seperti alat ukur massa, alat ukur panjang, alat ukur berat, alat ukur volume dan sebagainya. Kali ini yang kita pergunakan dalam praktikum adalah alat ukur volume. Alat ukur volume yang digunakan terdiri dari labu ukur/takar dan buret.
Seperti yang telah kita ketahui, labu ukur dapat digunakan untuk mengencerkan larutan yang bersifat pekat. Namun labu ukur juga memiliki kegunaan lain yakni sebagai alat untuk menghomogenkan suatu larutan. Larutan yang dihasilkan akan memiliki volume sesuai dengan kapasitas dari labu ukur yang kita pergunakan.
Sebelumnya, kita harus tahu terlebih dahulu bagaimana menggunakan labu ukur. Labu ukur memiliki garis tanda di bagian lehernya yang berguna sebagai penanda batas akhir volume pelarut yang harus ditambahkan ketika kita ingin melarutkan suatu zat. Dalam sistem pengenceran, untuk zat yang tidak berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada di leher labu. Untuk zat yang berwarna, penambahan aquadest hingga dasar meniskus yang menyentuh leher labu (meniskus berada di atas garis leher). Sebelum memasukkan larutan ke dalam labu ukur, labu ukur harus dicuci terlebih dahulu. Lebih baik menggunakan sabun agar zat - zat yang tidak dibutuhkan dapat terlarut dan akhirnya terbuang. Dalam keadaan bagaimanapun, labu ukur yang kering sangatlah baik untuk digunakan.
Ada beberapa langkah dalam mempersiapkan pengenceran suatu zat. Zat terlarut ditimbang teliti ke dalam labu ukur. Kemudian ditambahkan aquadest sampai sebelum garis batas. Campuran digoyang melingkar ( diolek ) untuk melarutkan zat terlarut. Setelah itu ditambahkan aquadest lagi dengan menggunakan pipet tetes untuk menambahkan aquadest dengan hati - hati sampai volume permukaan cairan tepat berimpit dengan tanda lingkaran pada leher labu. Kemudian labu disumbat dan kemudian dikocok agar larutan seragam. Ketika larutan yang kita masukkan ke dalam labu ukur melebihi tanda garis batas, jangan kita membuang volume berlebih tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi hasil akhir pengenceran. Kita harus membuang keseleruhan larutan dan mengulangi perlakuan dari awal.
Praktikum kali ini kita membuat larutan NaCl sebanyak 100 ml. Untuk membuat larutan NaCl 5 % sebanyak 100 ml, kita menggunakan 5 gram NaCl. 5 gram ini didapatkan dari 5 % dikali 100 ml. Karena berdasarkan teori, 100 ml merupakan keseluruhan dari larutan yang berarti sama dengan 100 %. Ketika kita ingin membuat larutan NaCl 5 %, berarti 5/100 dari keseluruhan larutan adalah NaCl.
Setelah NaCl ditimbang sebanyak 5 gram di dalam beaker glass 100 ml, kemudian ditambahkan aquadest sebanyak 90 ml. Penambahan aquadest ini hanya bertujuan untuk melarutkan NaCl di dalam beaker glass. Larutan yang terbentuk di dalam beaker glass ini bukan merupakan larutan NaCl 5 %. Larutan diaduk dengan menggunakan spatula kaca. Kemudian larutan dituangkan ke dalam labu ukur 100 ml. Volume larutan yang terdapat di dalam labu ukur belum sampai berhimpit pada garis tanda. Karenanya kita masukkan lagi aquadest < 10 ml ke dalam beaker glass untuk melarutkan sisa-sisa garam yang masih tertinggal. Kemudian tuang lagi ke dalam labu ukur. Dengan menggunakan pipet tetes, tambahkan sedikit demi sedikit aquadest sampai garis meniskus larutan berada di atas garis tanda. Labu ukur kemudian ditutup dan dikocok sampai NaCl benar-benar larut. Larutan NaCl di dalam labu ukur inilah yang disebut sebagai larutan NaCl 5 % sebanyak 100 ml.


IV. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1.      Buret merupakan alat ukur volume yang memiliki keakuratan tinggi.
2.      Buret digunakan untuk proses titrasi karena memiliki keakuratan yang tinggi.
3.      Labu ukur dapat digunakan sebagai tempat pengenceran larutan yang bersifat pekat.
4.      Labu ukur dapat digunakan sebagai tempat untuk membuat suatu larutan dengan cara menghomogenkan zat terlarut dan zat pelarut.
5.      Pengukuran volume di dalam labu ukur harus tepat berhimpit dengan garis tanda, jika kelebihan maka larutan harus dibuang dan perlakuan dilakukan kembali dari awal.

  



DAFTAR PUSTAKA
Anne. 2012. Alat Ukur Volume. (online) (http://www.anneahira.com/alat-ukur-volume.ht
            m, diakses pada tanggal 7 Maret 2014).

Fajar, I. 2013. Laporan Praktikum Biokimia. (online) (http://www.scribd.com/doc/190162
            982/Laporan-praktikum-biokimia, diakses pada tanggal 8 Maret 2014).

Miura, Z. 2011. Fungsi Alat. (online) (http://www.scribd.com/doc/71402819/fungsi-alat,di
akses pada tanggal 8 Maret 2014).

Mulyono, S. 2013. Alat-alat Laboratorium. (online) (http://jasakalibrasi.net/alat-alat-labora
            torium, diakses pada tanggal 7 Maret 2014).

Serra. 2009. Alat-alat Pengukur Volume. (online) (http://antiserra.wen.su/alkes.html, diak
            ses pada tanggal 7 Maret 2014).


Share:

0 komentar:

Post a Comment