I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan
sehari-hari kegiatan pengenceran selalu terjadi, misalnya ketika ibu sedang
memasak di dapur, apabila sayur yang disiapkan ternyata terlampui asin, maka
ibu kembali menambahkan air ke dalam sayur tersebut. Demikian juga ketika kita
mempersiapkan air teh manis, kadang-kadang yang kita persiapkan terlampau manis
sehingga kita akan menambahkan air ke dalamnya atau sebaliknya, air teh yang
kita persiapkan kurang manis, sehingga kita menambahkan gula ke dalamnya. Dari dua kejadian di
atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa pengenceran adalah berkurangnya rasio
zat terlarut di dalam larutan akibat penambahan pelarut. Sebaliknya pemekatan
adalah bertambahnya rasio konsentrasi zat terlarut di dalam larutan akibat
penambahan zat terlarut.
Dalam
laboratorium kimia selalu terjadi kegiatan pengenceran. Umumnya tersedia zat
padat atau larutan dalam konsentrasi yang besar atau dengan tingkat kemurnian
yang tinggi. Sehingga menyiapkan larutan atau mengencerkan zat menjadi kegiatan
rutin (Zulfikar, 2010).
Pengenceran
adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan
pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan
senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan.
Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu senyawa
dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu
aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan
berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang
dilarutkan/diencerkan. Dalam kimia, pengenceran diartikan pencampuran yang
bersifat homogen antara zat terlarut dan pelarut dalam larutan (Saputra, 2013).
Dalam dunia
analis atau penelitian, pengenceran larutan sudah sangat familiar dan mudah
untuk di lakukan. Tapi dimana ada kemudahan pasti ada kesusahan, masih banyak
yang baru memasuki dunia tersebut sehingga masih belum mengerti mengenai teknik
pengenceran. Baik caranya maupun perhitungannya (Krisnadwi, 2013). Untuk membuat suatu
larutan dalam laboratorium maka diperlukan cara-cara tertentu agar tidak
terjadi kesalahan yang dapat membahayakan diri kita sendiri. Bagi orang-orang
yang telah bekerja di suatu instansi pembuatan larutan mungkin hal biasa namun
tidak bagi semua orang (Seran, 2010). Pengenceran dapat dilakukan dengan menambahkan
aquadest ke dalam larutan. Selain itu, pengenceran dapat dilakukan dengan cara terlebih
dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat. Di dalam
pengenceran suatu larutan berlaku rumus V1M1=V2M2
(Ferdinan, 2013).
B.
Tujuan
Praktikum kali ini
bertujuan untuk memperkenalkan cara pengenceran suatu larutan yang
konsentrasinya pekat.
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum Pengenceran Larutan telah
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Maret 2014 pukul 10.00 WIB s/d. 11.40
WIB bertempat di Laborarium Kimia Hasil Pertanian P.S. Teknologi Hasil
Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
B.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah: 1) Beaker glass, 2) Spatula kaca, 3) Labu ukur, dan
4) Pipet tetes.
Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah: 1) Aquadest, 2) NaOH 0,1 M, dan 3) HCl 0,1 M.
C.
Cara Kerja
Cara kerja praktikum kali ini adalah:
1. Siapkan labu ukur 100
ml dan bilas 2 X dengan aquadest.
2. Pipet larutan NaOH
sebanyak sesuai yang telah Saudara hitung pada perhitungan di atas.
3. Masukkan alikuot ke
dalam labu ukur yang telah disiapkan dan tambahkan aquadest ke dalamnya
sebanyak 50 ml, dan gojog secara perlahan dengan posisi tutup labu di bawah.
4. Tambahkan aquadest
lagi sampai batas tanda pada labu dan gojog kembali secara perlahan.
5. Larutan ini akan
digunakan untuk titrasi.
III. HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil
Hasil praktikum kali ini adalah:
Cara menghitung larutan yang diperlukan untuk pengenceran.
|
|
B.
Pembahasan
Larutan-larutan yang tersedia di dalam laboratorium umumnya
dalam bentuk pekat. Untuk memperoleh larutan yang konsentrasinya lebih rendah
biasanya dilakukan pengenceran. Pengenceran dilakukan dengan menambahkan
aquadest ke dalam larutan yang pekat.
Penambahan aquadest ini mengakibatkan konsentrasi berubah dan volume diperbesar
tetapi jumlah mol zat terlarut tetap.
Pengenceran
adalah proses mencampur larutan (zat terlarut) yang berkonsentrasi tinggi
dengan cara menambahkan zat pelarut hingga diperoleh volume yang lebih besar
dan konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah. Pelarut yang digunakan bersifat netral. Pelarut yang lazim digunakan
pada proses pengenceran adalah seperti penjelasan di atas, yakni aquadest. Pengenceran
juga dapat meningkatkan jumlah pH dalam larutan.
Mengingat
pengenceran di laboratorium sangatlah penting, biasanya digunakan labu ukur dan
pipet ukur untuk menakarnya,
karena beda sedikit saja maka hasil yang di dapatkan tidaklah sempurna. untuk percobaan yang memerlukan ketelitian tinggi
pengambilan larutan sebaiknya menggunakan pipet volume. Pengambilan larutan
dapat juga menggunakan gelas ukur jika larutan tersebut akan digunakan untuk
percobaan yang tidak memerlukan ketelitian tinggi (kualitatif).
Pengenceran dapat dilakukan dengan
mengetahui terlebih dahulu konsentrasi yang diinginkan. Dalam pengenceran
berlaku rumus V1M1=V2M2. Dimana V1
adalah volume awal larutan sebelum diencerkan. M1 adalah konsentrasi
awal larutan sebelum diencerkan. V2 adalah volume akhir larutan yang
telah diencerkan. M2 adalah konsentrasi larutan yang telah
diencerkan.
Praktikum
kali ini kita akan mempraktekkan bagaimana cara mengencerkan suatu larutan.
Larutan yang digunakan kali ini adalah larutan yang telah kita buat pada
praktikum sebelumnya, yakni NaOH 1 M dan HCl 1 M. Masing-masing larutan ini
akan diencerkan menjadi NaOH 0,1 M sebanyak 100 ml dan HCl 0,1 M sebanyak 100
ml. Seperti pada rumus di atas, kita telah mengetahui volume akhir dan
konsentrasi akhir larutan yang kita inginkan. Sehingga selanjutnya kita harus
mengetahui berapa banyak volume larutan NaOH 1 M dan Larutan HCl 1 M yang
diperlukan sebelum digunakan pada proses pengenceran.
Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan bahwa
volume larutan NaOH 1 M dan Larutan HCl 1 M yang diperlukan adalah 10 ml.
Setelah mengetahui volume awal larutan, selanjutnya kita mengambil labu ukur
sesuai dengan volume akhir yang kita inginkan, yakni labu ukur 100 ml. Gunakan
pipet untuk memindahkan larutan terlebih dahulu ke dalam gelas ukur. Proses
selanjutnya kita menambahkan pelarut aquadest kira-kira sampai setengah dari
volume labu ukur. Gojog labu ukur dengan posisi tutup berada di bawah. Selanjutnya
tambahkan lagi aquadest sampai mencapai batas tanda pada leher labu ukur,
kemudian gojog kembali. Larutan NaOH 0,1 M dan HCl 0,1 M pun sudah siap.
Larutan ini kemudian dapat digunakan untuk proses titrasi.
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan
dari praktikum kali ini adalah:
1.
Pengenceran dapat dilakukan
apabila larutan yang akan kita gunakan terlalu pekat.
2.
Pengenceran berarti
memperbanyak jumlah zat pelarut dengan jumlah zat terlarut tetap.
3.
Rumus yang dipakai
pada proses pengenceran adalah V1M1=V2M2.
4.
Pelarut yang digunakan bersifat netral, yang umumnya
menggunakan aquadest.
5.
Pengenceran memerlukan alat yang berketelitian baik,
karena dapat mempengaruhi hasil pengenceran.
6.
Hasil pengenceran dapat digunakan untuk proses
titrasi.
DAFTAR PUSTAKA
dinan/4konsentrasi-larutan, diakses
pada tanggal 23 Maret 2014).
cara-mengencerkan-larutan/, diakses
pada tanggal 23 Maret 2014).
mia-smk/kelas_x/konsentrasi-larutan-2/,
diakses pada tanggal 23 Maret 2014).
kasaputra.web.id/2013/02/laporan-praktikum-pengenceran-asam-kuat.html,
diaks
es pada tanggal 23 Maret 2014).
sehatan/larutan/pengenceran/,
diakses pada tanggal 23 Maret 2014).
0 komentar:
Post a Comment