Sunday, 30 July 2017

Laporan Kimia Analitik : Pengenalan Keakuratan Alat-Alat Gelas Laboratorium

I. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Semakin majunya perkembangan teknologi saat ini maka tak lepas pula akan perkembangan sains. Dan pastinya dalam era seperti ini laboratorium sangatlah vital keberadaannya. Disamping untuk belajar laboratorium juga dapat membantu manusia dalam hal penelitian dan praktikum. Sebuah laboratorium tidak bisa disebut sebuah laboratorium jika alat-alatnya tidak lengkap, dengan semakin lengkapnya alat dalam sebuah laboratorium maka akan sangat membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaanya (Mandala, 2013). Alat-alat tersebut memiliki skala yang berbeda dan tentu saja memiliki ketelitian yang berbeda. Semakin kecil skala alat tersebut maka akan semakin besar ketelitiannya (Koesmadji, 2011). Peralatan gelas biasanya sering didapati dalam praktik laboratorium. Banyak yang menggunakan peralatan yang terbuat dari gelas karena gelas bersifat lebih tahan panas dan transparan (Farhan, 2012).

Peralatan-peralatan gelas terbagi berdasarkan fungsinya. Ada yang digunakan untuk menampung zat dan ada yang digunakan untuk mengukur volume larutan. Peralatan gelas yang sering digunakan sebagai pengukur volume larutan adalah buret, labu ukur, erlenmeyer, dan beaker glass (Anne, 2012). Terkadang di dalam penggunaan alat-alat gelas ini, garis larutan yang terdapat di dalamnya tidak lurus atau bisa dikatakan melengkung.  Garis ini disebut sebagai garis meniskus. Meniskus adalah sifat yang dimiliki zat cair berupa penampakan kelengkungan  yang terjadi dan ada pada permukaan zat cair ketika zat berada dalam tabung atau celah yang sempit. Meniskus ini memiliki dua macam jenis yakni meniskus cekung dan meniskus cembung yang disebabkan karena adanya gaya adhesi dan kohesi. Meniskus cekung disebabkan karena gaya adhesi zat cair dan tempatnya lebih besar daripada gaya kohesi antar molekul zat cair, sedangkan meniskus cembung disebabkan karena gaya kohesi zat cair lebih besar ketimbang gaya adhesi antara zat cair dan wadahnya (Ferdian, 2011).

B.     Tujuan
Praktikum kali ini bertujuan untuk membaca ukuran volume, dan membandingkan tingkat akurasi alat gelas laboratorium sebagai wadah pengukur volume larutan.
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
            Praktikum Pengenalan Keakuratan Alat-alat Gelas Laboratorium (Glassware) Sebagai Pengukur Volume Larutan telah dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 6 Maret 2014 pukul 10.00 WIB s/d. 11.40 WIB bertempat di Laborarium Kimia Hasil Pertanian P.S. Teknologi Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

B.     Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: 1) Beaker glass, 2) Buret, 3) Erlenmeyer, dan 4) Labu ukur.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1) Aquadest.

C.    Cara Kerja
Cara kerja perbandingan akurasi buret, gelas beaker dan erlenmeyer adalah:
1.      Ambil buret ukuran 50 ml, dan isilah dengan akuades sebanyak 50 ml. Hilangkan udara yang berada pada ujung buret apabila terlihat ada gelembung udara dengan cara membuka kran buret dan mengalirkan aquadest.
2.      Alirkan aquadest di dalam buret semuanya ke dalam beaker glass 50 ml.
3.      Lakukan hal yang sama ke dalam erlenmeyer.
4.      Amati apakah 50 ml aquadest tepat berada di garis tanda 50 ml, baik pada beaker glass atau erlenmeyer.

Cara kerja perbandingan akurasi labu ukur, gelas beaker dan erlenmeyer adalah:
1.      Ambil labu ukur 50 ml, dan isilah dengan aquadest sampai menuju garis tanda.
2.      Tuangkan semua aquadest ke dalam beaker glass ukuran 50 ml.
3.      Lakukan hal yang sama untuk erlenmeyer.
4.      Amati apakah 50 ml aquadest tepat berada di garis tanda 50 ml baik pada beaker glass atau erlenmeyer.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
Hasil praktikum membandingkan akurasi buret, gelas beaker dan erlenmeyer adalah:
Aquadest yang ada pada buret 50 ml tidak tepat berada pada garis 50 ml di dalam beaker glass dan erlenmeyer.
Urutan peralatan gelas dari yang paling akurat adalah: 1) Buret, 2) Erlenmeyer, dan 3) Beaker glass.

Hasil praktikum membandingkan akurasi buret, gelas beaker dan erlenmeyer adalah:
Aquadest yang ada di erlenmeyer tepat pada garis tanda 50 ml, berarti erlenmeyer memiliki keakuratan yang sama dengan labu ukur, sedangkan pada beaker glass berada pada garis tanda 60 ml.
Urutan peralatan gelas dari yang paling akurat adalah: 1) Labu ukur, 2) Erlenmeyer, dan 3) Beaker glass.


B.     Pembahasan
Dari sekian banyak peralatan gelas yang ada di dalam laboratorium, sebagiannya digunakan sebagai wadah pengukur volume larutan. Alat-alat gelas tersebut contohnya buret, labu ukur, erlenmeyer, dan beaker glass. Alat-alat ini memiliki fungsi dan tingkat ketelitian yang berbeda-beda.
Percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa 50 ml larutan di dalam buret tidak sama jumlahnya apabila dipindahkan ke beaker glass dan erlenmeyer yang sama-sama berkapasitas 50 ml. Pada 50 ml larutan di dalam labu ukur akan sama jumlahnya apabila dipindahkan ke erlenmeyer 50 ml, tetapi tidak akan sama jika dipindahkan ke beaker glass 50 ml. Percobaan di atas dapat menunjukkan bahwa alat yang memiliki garis skala banyak maka tingkat ketelitian alat gelas tersebut akan semakin besar. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Koesmadji. Sehingga urutan  peralatan gelas dari yang paling akurat adalah: 1) Buret, 2) Labu ukur, 3) Erlenmeyer, dan 4) Beaker glass.
            Alat yang pertama adalah buret. Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat kran pada bagian bawahnya. Buret digunakan untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti titrasi. Buret sangatlah akurat. Karenanya ketika membaca buret, mata harus tegak lurus dengan permukaan cairan untuk menghindari galat paralaks (kesalahan penglihatan). Bagian bawah garis meniskus larutan harus tepat berada di atas garis ukur. Yang paling umum, larutan di dalam buret dilebihkan sedikit dari volume buret, karena diumpamakan sebagai volume larutan yang terdapat di dalam ruang kosong antara sumbat kran sampai ujung buret. Skala yang terdapat pada buret sangat banyak. Ini menunjukkan bahwa buret memiliki ketelitian yang besar.
            Alat yang kedua adalah labu ukur. Labu ukur adalah sebuah perangkat yg memiliki kapasitas antara 5 ml sampai 5 L dan biasanya instrumen ini digunakan utk mengencerkan zat tertentu hingga batas leher labu ukur. Karena merupakan alat ukur bukan sebagai penampung, labu ukur dibedakan kelasnya sesuai dengan tingkat akurasinya. Labu ukur seyogyanya digunakan untuk melarutkan suatu larutan. Volume larutan yang dilarutkan tergantung pada ukuran labu ukur yang digunakan. Kelebihan larutan sedikit saja dari tanda garis batas, maka keseluruhan larutan harus dibuang. Ini membuat labu ukur memiliki ketelitian yang cukup baik meskipun tidak memiliki garis skala. Dikatakan baik karena jika larutan yang menggunakan labu ukur kelebihan sedikit bahkan kekurangan, maka keseluruhan hasil pengukuran akan terganggu.
            Alat yang ketiga adalah erlenmeyer. Erlenmeyer adalah salah satu alat-alat laboratorium yang berfungsi untuk menganalisis kuantitatif secara volumetri (titrasi), dalam proses titrasi ini sendiri erlenmeyer digunakan untuk menampung larutan yang akan dititrasi. Tak hanya itu erlenmeyer juga bermanfaat dalam mikrobiologi, yaitu digunakan untuk pembiakan mikroba. Bentuk erlenmeyer adalah seperti tabung dengan bagian luar terdapat skala yang menunjukkan perkiraan volume cairan. Erlenmeyer hanya berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan. Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dan lain lain. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dan sebagainya. Karena hanya sebagai alat penampung, erlenmeyer memiliki garis skala yang lebar, tidak seperti yang terdapat pada buret. Ini membuat erlenmeyer memiliki ketelitian yang kurang baik.
            Alat yang keempat adalah beaker glass. Beaker sering disebut juga dengan gelas piala merupakan sebuah wadah penampung yang dapat digunakan sebagai alat pemanasan cairan. Selain itu, beaker glass juga dapat digunakan untuk mengukur volume larutan dengan tingkat ketelitian yang tidak terlalu tinggi serta untuk menampung zat kimia. Satuan dalam beaker glass adalah mililiter. Bentuk dari beaker glass umumnya silinder dengan dasar yang bidang. Beaker glass tersedia dalam beberapa macam ukuran, mulai dari 1 ml hingga 500 ml. beaker glass dapat ditutup dengan menggunakan kaca pengamat. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi serta penyusutan zat cair. Sama seperti erlenmeyer, karena hanya sebagai alat penampung bahan, beaker glass memiliki garis skala yang lebar sehingga ketelitian beaker glass sangat kurang.
           







IV. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1.      Semakin banyak garis skala pada alat laboratorium, maka alat tersebut memiliki keakuratan yang lebih tinggi.
2.      Buret merupakan alat pengukur volume larutan yang memiliki keakuratan paling tinggi.
3.      Labu ukur memiliki ketelitian yang cukup baik meskipun tidak memiliki garis skala.
4.      Keakuratan erlenmeyer dan beaker glass kurang baik karena memiliki garis skala yang lebar.
5.      Alat-alat gelas yang berfungsi sebagai wadah penampung memiliki keakuratan yang sangat kurang karena fungsi utamanya bukanlah untuk mengukur larutan.



DAFTAR PUSTAKA
Anne. 2012. Alat Ukur Volume. (online) (http://www.anneahira.com/alat-ukur-volume.ht
            m, diakses pada tanggal 7 Maret 2014).

Koesmadji. 2011. Teknik Laboratorium. FMIPA UPI: Bandung.

Farhan, R. 2012. Penggunaan Peralatan Gelas Sebagai Alat Ukur. (online) (http://www.bi
            mbingan.org/penggunaan-peralatan-gelas-sebagai-alat-ukur.htm, diakses pada tang
            gal 8 Maret 2014).

Ferdian. 2011. Pengertian Meniskus. (online) (http://id.shvoong.com/exact-sciences/physic
            s/2160448-pengertian-meniskus/, diakses pada tanggal 8 Maret 2014).

Mandala, G. 2013. Alat-alat Laboratorium dan Fungsinya. (online) (http://www.geschool.
            Net/alatkimia/alatalat-laboratorium-dan-fungsinya, diakses pada tanggal 7 Maret

            2014).
Share:

0 komentar:

Post a Comment