I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Semakin majunya perkembangan teknologi
saat ini maka tak lepas pula akan perkembangan sains. Dan pastinya dalam era
seperti ini laboratorium sangatlah vital keberadaannya. Disamping untuk belajar
laboratorium juga dapat membantu manusia dalam hal penelitian dan praktikum. Sebuah laboratorium tidak bisa disebut
sebuah laboratorium jika alat-alatnya tidak lengkap, dengan semakin lengkapnya
alat dalam sebuah laboratorium maka akan
sangat membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaanya (Mandala, 2013). Alat-alat tersebut memiliki skala yang berbeda dan
tentu saja memiliki ketelitian yang berbeda. Semakin kecil skala alat tersebut
maka akan semakin besar ketelitiannya (Koesmadji, 2011). Peralatan gelas
biasanya sering didapati dalam praktik laboratorium. Banyak yang menggunakan
peralatan yang terbuat dari gelas karena gelas bersifat lebih tahan panas dan
transparan (Farhan, 2012).
Peralatan-peralatan gelas terbagi
berdasarkan fungsinya. Ada yang digunakan untuk menampung zat dan ada yang
digunakan untuk mengukur volume larutan. Peralatan gelas yang sering digunakan
sebagai pengukur volume larutan adalah buret, labu ukur, erlenmeyer, dan beaker
glass (Anne, 2012). Terkadang di dalam penggunaan alat-alat gelas ini, garis larutan
yang terdapat di dalamnya tidak lurus atau bisa dikatakan melengkung. Garis ini disebut sebagai garis meniskus. Meniskus
adalah sifat yang dimiliki zat cair berupa penampakan kelengkungan yang terjadi dan ada pada permukaan zat cair
ketika zat berada dalam tabung atau celah yang sempit. Meniskus ini memiliki
dua macam jenis yakni meniskus cekung dan meniskus cembung yang disebabkan
karena adanya gaya adhesi dan kohesi. Meniskus cekung disebabkan karena gaya
adhesi zat cair dan tempatnya lebih besar daripada gaya kohesi antar molekul
zat cair, sedangkan meniskus cembung disebabkan karena gaya kohesi zat cair lebih
besar ketimbang gaya adhesi antara zat cair dan wadahnya (Ferdian, 2011).
B.
Tujuan
Praktikum kali ini
bertujuan untuk membaca ukuran volume, dan membandingkan tingkat akurasi alat
gelas laboratorium sebagai wadah pengukur volume larutan.
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum Pengenalan Keakuratan
Alat-alat Gelas Laboratorium (Glassware) Sebagai Pengukur Volume Larutan telah
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 6 Maret 2014 pukul 10.00 WIB s/d. 11.40
WIB bertempat di Laborarium Kimia Hasil Pertanian P.S. Teknologi Hasil
Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
B.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah: 1) Beaker glass, 2) Buret, 3) Erlenmeyer, dan 4)
Labu ukur.
Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah : 1) Aquadest.
C.
Cara Kerja
Cara kerja perbandingan
akurasi buret, gelas beaker dan erlenmeyer adalah:
1. Ambil buret ukuran 50
ml, dan isilah dengan akuades sebanyak 50 ml. Hilangkan udara yang berada pada
ujung buret apabila terlihat ada gelembung udara dengan cara membuka kran buret
dan mengalirkan aquadest.
2. Alirkan aquadest di
dalam buret semuanya ke dalam beaker glass 50 ml.
3. Lakukan hal yang sama
ke dalam erlenmeyer.
4. Amati apakah 50 ml
aquadest tepat berada di garis tanda 50 ml, baik pada beaker glass atau erlenmeyer.
Cara kerja perbandingan
akurasi labu ukur, gelas beaker dan erlenmeyer adalah:
1. Ambil labu ukur 50
ml, dan isilah dengan aquadest sampai menuju garis tanda.
2. Tuangkan semua
aquadest ke dalam beaker glass ukuran 50 ml.
3. Lakukan hal yang sama
untuk erlenmeyer.
4. Amati apakah 50 ml
aquadest tepat berada di garis tanda 50 ml baik pada beaker glass atau
erlenmeyer.
III. HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil
Hasil praktikum membandingkan akurasi buret, gelas beaker dan erlenmeyer
adalah:
Aquadest yang ada
pada buret 50 ml tidak tepat berada pada garis 50 ml di dalam beaker glass
dan erlenmeyer.
Urutan peralatan
gelas dari yang paling akurat adalah: 1) Buret, 2) Erlenmeyer, dan 3) Beaker
glass.
|
Hasil praktikum
membandingkan akurasi buret, gelas beaker dan erlenmeyer adalah:
Aquadest yang ada
di erlenmeyer tepat pada garis tanda 50 ml, berarti erlenmeyer memiliki
keakuratan yang sama dengan labu ukur, sedangkan pada beaker glass berada
pada garis tanda 60 ml.
Urutan peralatan
gelas dari yang paling akurat adalah: 1) Labu ukur, 2) Erlenmeyer, dan 3)
Beaker glass.
|
B.
Pembahasan
Dari sekian banyak peralatan
gelas yang ada di dalam laboratorium, sebagiannya digunakan sebagai wadah
pengukur volume larutan. Alat-alat gelas tersebut contohnya buret, labu ukur, erlenmeyer,
dan beaker glass. Alat-alat ini memiliki fungsi dan tingkat ketelitian yang
berbeda-beda.
Percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa 50 ml
larutan di dalam buret tidak sama jumlahnya apabila dipindahkan ke beaker glass
dan erlenmeyer yang sama-sama berkapasitas 50 ml. Pada 50 ml larutan di dalam
labu ukur akan sama jumlahnya apabila dipindahkan ke erlenmeyer 50 ml, tetapi
tidak akan sama jika dipindahkan ke beaker glass 50 ml. Percobaan di atas dapat
menunjukkan bahwa alat yang memiliki garis skala banyak maka tingkat ketelitian
alat gelas tersebut akan semakin besar. Hal ini senada dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Koesmadji. Sehingga urutan
peralatan gelas dari yang paling akurat adalah: 1) Buret, 2) Labu ukur,
3) Erlenmeyer, dan 4) Beaker glass.
Alat yang pertama adalah buret. Buret
adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang memiliki
garis ukur dan sumbat kran pada bagian bawahnya. Buret digunakan untuk
meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan presisi,
seperti titrasi. Buret sangatlah akurat. Karenanya ketika membaca buret, mata
harus tegak lurus dengan permukaan cairan untuk menghindari galat paralaks
(kesalahan penglihatan). Bagian bawah garis meniskus larutan harus tepat berada
di atas garis ukur. Yang paling umum, larutan di dalam buret dilebihkan sedikit
dari volume buret, karena diumpamakan sebagai volume larutan yang terdapat di
dalam ruang kosong antara sumbat kran sampai ujung buret. Skala yang terdapat
pada buret sangat banyak. Ini menunjukkan bahwa buret memiliki ketelitian yang
besar.
Alat yang kedua adalah labu ukur. Labu ukur adalah sebuah perangkat yg memiliki
kapasitas antara 5 ml sampai 5 L dan biasanya instrumen ini digunakan utk mengencerkan zat tertentu
hingga batas leher labu ukur. Karena merupakan alat ukur bukan sebagai penampung,
labu ukur dibedakan kelasnya sesuai dengan tingkat akurasinya. Labu ukur seyogyanya digunakan untuk melarutkan suatu
larutan. Volume larutan yang dilarutkan tergantung pada ukuran labu ukur yang
digunakan. Kelebihan larutan sedikit saja dari tanda garis batas, maka
keseluruhan larutan harus dibuang. Ini membuat labu ukur memiliki ketelitian
yang cukup baik meskipun tidak memiliki garis skala. Dikatakan baik karena jika
larutan yang menggunakan labu ukur kelebihan sedikit bahkan kekurangan, maka
keseluruhan hasil pengukuran akan terganggu.
Alat yang ketiga adalah erlenmeyer. Erlenmeyer
adalah salah satu alat-alat laboratorium yang berfungsi untuk menganalisis
kuantitatif secara volumetri (titrasi), dalam proses titrasi ini sendiri erlenmeyer digunakan untuk
menampung larutan yang akan dititrasi. Tak hanya itu erlenmeyer juga bermanfaat dalam
mikrobiologi, yaitu digunakan untuk pembiakan mikroba. Bentuk erlenmeyer adalah seperti tabung
dengan bagian luar terdapat skala yang menunjukkan perkiraan volume cairan. Erlenmeyer hanya berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan. Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan
komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dan lain lain. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml,
250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dan sebagainya. Karena hanya sebagai alat
penampung, erlenmeyer memiliki garis skala yang lebar, tidak seperti yang
terdapat pada buret. Ini membuat erlenmeyer memiliki ketelitian yang kurang
baik.
Alat
yang keempat adalah beaker glass. Beaker sering disebut juga dengan gelas piala
merupakan sebuah wadah penampung yang dapat digunakan sebagai alat pemanasan
cairan. Selain itu, beaker glass juga dapat digunakan untuk mengukur volume larutan
dengan tingkat ketelitian yang tidak terlalu tinggi serta untuk menampung zat
kimia. Satuan dalam beaker glass adalah mililiter. Bentuk dari beaker glass
umumnya silinder dengan dasar yang bidang. Beaker glass tersedia dalam beberapa
macam ukuran, mulai dari 1 ml hingga 500 ml. beaker glass dapat ditutup dengan
menggunakan kaca pengamat. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
kontaminasi serta penyusutan zat cair. Sama seperti erlenmeyer, karena hanya
sebagai alat penampung bahan, beaker glass memiliki garis skala yang lebar
sehingga ketelitian beaker glass sangat kurang.
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan
dari praktikum kali ini adalah:
1.
Semakin banyak garis
skala pada alat laboratorium, maka alat tersebut memiliki keakuratan yang lebih
tinggi.
2.
Buret merupakan alat
pengukur volume larutan yang memiliki keakuratan paling tinggi.
3.
Labu ukur memiliki
ketelitian yang cukup baik meskipun tidak memiliki garis skala.
4.
Keakuratan erlenmeyer
dan beaker glass kurang baik karena memiliki garis skala yang lebar.
5.
Alat-alat gelas yang
berfungsi sebagai wadah penampung memiliki keakuratan yang sangat kurang karena
fungsi utamanya bukanlah untuk mengukur larutan.
DAFTAR PUSTAKA
m, diakses pada tanggal 7 Maret
2014).
Koesmadji. 2011.
Teknik Laboratorium. FMIPA UPI: Bandung.
mbingan.org/penggunaan-peralatan-gelas-sebagai-alat-ukur.htm,
diakses pada tang
gal 8 Maret 2014).
s/2160448-pengertian-meniskus/,
diakses pada tanggal 8 Maret 2014).
Net/alatkimia/alatalat-laboratorium-dan-fungsinya,
diakses pada tanggal 7 Maret
2014).
0 komentar:
Post a Comment