I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sangat
sulit bagi kita, jika kita ingin mereaksikan sebuah larutan dengan menyebutkan
berat zatnya dan juga adanya pertambahan berat oleh air, sehingga perlu kita
menyederhanakan besaran yang memberikan pengertian tentang jumlah zat terlarut
dan pelarut, besaran tersebut adalah konsentrasi. Besaran konsentrasi banyak memiliki
rujukan sesuai dengan kebutuhan dan informasi apa yang dibutuhkan oleh pengguna (Zulfikar,
2010). Konsentrasi larutan adalah perbandingan
antara massa zat terlarut dengan pelarutnya. Konsentrasi larutan
menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam
larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut
dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah pelarut (Ferdian,
2011).
Sebagaimana yang telah kita ketahui, larutan merupakan campuran zat-zat
yang homogen, yaitu campuran yang memiliki komposisi merata atau serba sama di
seluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung dua komponen atau lebih yang
disebut zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Zat terlarut merupakan
komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang
terdapat dalam jumlah banyak. Zat-zat yang memiliki
fasa padat dan gas lazimnya disebut sebagai zat terlarut (solute) sedangkan yang berfasa cair dikatakan
sebagai pelarut (solvent) (Ferdinan,
2013).
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur
tertentu disebut larutan jenuh. Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan
larutan jenuh, dalam jumlah tertentu pelarut pada temperetur konstan disebut
kelarutan (Setiawan, 2010). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer atau pekat. Larutan biasanya disebut encer, apabila mengandung zat terlarut yang
jumlahnya lebih sedikit daripada pelarutnya, dan disebut pekat, jika mengandung
pelarut yang
jumlahnya lebih banyak
ketimbang zat terlarut. Bila
larutan encer berarti larutan tersebut mempunyai konsentrasi rendah, dan
sebaliknya, bila larutan pekat berarti larutan tersebut berkonsentrasi tinggi.
Larutan dengan konsentrasi tinggi berarti memerlukan lebih banyak zat terlarut
daripada larutan dengan konsentrasi rendah (Sahputra, 2012).
Terdapat beberapa cara yang digunakan untuk menyatakan konsentrasi zat terlarut di dalam larutan, seperti molaritas, normalitas, molalitas, fraksi
mol, persen berat, dan ppm (part per million). Satuan konsentrasi yang sering
digunakan adalah molaritas dan normalitas. Molaritas adalah satuan konsentrasi
yang banyak dipergunakan, dan didefinisikan sebagai banyak mol zat terlarut
dalam 1 liter (1000 mL) larutan. Hampir seluruh perhitungan kimia larutan
menggunakan satuan ini. Normalitas yang bernotasi (N) merupakan satuan konsentrasi
yang sudah memperhitungkan kation atau anion yang dikandung sebuah larutan.
Normalitas didefinisikan banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter
larutan (Ratna, 2013).
B.
Tujuan
Praktikum kali ini
bertujuan untuk mempelajari cara membuat suatu larutan dengan konsentrasi yang
telah ditentukan.
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum Konsentrasi Suatu Larutan
telah dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Maret 2014 pukul 10.00 WIB s/d.
11.40 WIB bertempat di Laborarium Kimia Hasil Pertanian P.S. Teknologi Hasil
Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
B.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah: 1) Beaker glass, 2) Spatula kaca, 3) Labu ukur, dan
4) Pipet tetes.
Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah: 1) Aquadest, 2) NaOH, dan 3) HCl.
C.
Cara Kerja
Cara kerja praktikum kali ini adalah:
1. Timbanglah NaOH
sebanyak yang telah Saudara hitung di dalam gelas Beaker 25 ml.
2. Tambahkan aquadest ke
dalam gelas Beaker sebanyak 20 ml dan aduk dengan pengaduk kaca hingga larut.
3. Siapkan labu takar
100 ml dan bilaslah labu tersebut dengan aquadest sebanyak 2 kali.
4. Tuanglah larutan NaOH
yang telah larut tersebut ke dalam labu ukur dn bilas gelas Beaker sebanyak 3 X
dengan sedikit aquadest dan air bilasannya dimasukkan ke dalam labu ukur.
5. Tutuplah labu ukur
dan gojog secara perlahan dengan posisi tutup llabu ukur di bagian bawah.
6. Tambahkan aquadest ke
dalam labu ukur sampai batas tanda pada labu dan gojog kembali secara perlahan.
7. Apabila larutan ini
akan digunakan maka perlu digojog kembali.
8. Lakukan hal yang sama
untuk HCl (dikarenakan HCl berbentuk
cairan maka dipipet dengan pipet ukur BUKAN DITIMBANG).
III. HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil
Hasil praktikum kali ini adalah:
Menghitung berapa
gram NaOH yang diperlukan.
|
|
atau
|
|
Menghitung berapa ml
larutan HCl yang diperlukan
|
atau
|
|
B.
Pembahasan
Ketika berada di
dalam laboratorium, terkadang kita dituntut untuk berhadapan dengan banyak
larutan. Larutan-larutan tersebut kebanyakan disimpan di dalam botol. Sepintas
kita terlihat di luar botol tertulis konsentrasi larutan. Konsentrasi suatu
larutan adalah jumlah zat terlarut dalam setiap larutan atau pelarut. Pada
umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik atau satuan kimia. Larutan
disebut juga campuran yang homogen. Disebut campuran karena susunannya dapat
berubah-ubah dan disebut homogen karena
susunannya
begitu seragam sehingga batas antara zat-zat yang terlarut dan pelarut tidak
dapat dibedakan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Campuran-campuran
homogen dari gas, emas dan perunggu dapat dikatakan pula sebagai larutan.
Tetapi istilah larutan biasanya digunakan untuk fasa cair.
Konsentrasi
suatu larutan juga dapat mempengaruhi sifat dari larutan itu sendiri. Contoh yang
paling umum adalah suatu larutan dapat dikatakan encer atau pekat dapat dilihat
berdasarkan konsentrasinya. Larutan bersifat encer karena memiliki konsentrasi
yang rendah. Ini berarti larutan tersebut mengandung solute (zat terlarut) yang
jika dibandingkan jumlahnya lebih sedikit daripada pelarutnya. Dan sebaliknya,
larutan dapat dikatakan bersifat pekat apabila memiliki konsentrasi yang
tinggi. Ini berarti larutan tersebut mengandung solvent (pelarut) yang
perbandingannya lebih sedikit ketimbang zat terlarutnya. Konsentrasi larutan
menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam
larutan. Konsentrasi menyatakan jumlah atau banyak zat yang terlarut dalam
suatu larutan. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam satuan molar, molal, normalitas,
dan ppm (part per million).
Satuan yang paling
banyak digunakan dalam menghitung konsentrasi adalah molaritas dan normalitas. Pada
praktikum kali kita menggunakan satuan molaritas untuk membuat larutan NaOH 1 M
dan HCl 1 M, masing-masing sebanyak 100 ml. Terlebih dahulu kita harus mencari
berapa banyak NaOH dan HCl yang diperlukan untuk membuat larutan yang
diinginkan.
Untuk mencari
molaritas, ada beberapa rumus yang dapat digunakan. Kali ini kita menggunakan
rumus yang umum dipakai. Rumus untuk mencari molaritas NaOH yang berupa padatan
digunakan
. Dari rumus
dapat diketahui bahwa kita harus mencari berapa gram NaOH yang diperlukan untuk
membuat larutan NaOH 1 M sebanyak 100 ml. Didapatkan bahwa diperlukan 4 gr NaOH
untuk membuat larutan tersebut.
Untuk mencari
molaritas HCl, kita menggunakan rumus yang berbeda karena HCl berupa cairan. Rumus
yang digunakan adalah
. M disini digunakan untuk mencari berapa ml volume
HCl yang diperlukan. Didapatkan dari perhitungan, kita memerlukan sekitar 12,06
ml HCl untuk membuat larutan HCl dengan konsentrasi 1 M sebanyak 100 ml.
Setelah mengetahui
berapa banyak NaOH dan HCl yang dibutuhkan, tahap selanjutnya adalah membuat
larutan. Pertama siapkan NaOH sebanyak yang telah dihitung. Masukkan ke dalam
beaker glass dan tambahkan aquadest sebanyak 20 ml. Aduk hingga larut sempurna.
Kemudian siapkan labu ukur sebanyak volume larutan yang ingin dibuat, yakni 100
ml. Masukkan larutan di dalam beaker glass ke dalamnya. Bilas beaker glass dengan
aquadest untuk mengambil larutan yang masih tertinggal dan masukkan lagi ke
dalam labu ukur. Tambahkan aquadest sampai batas tanda di leher labu ukur dan
tutup. Gojog labu ukur dengan posisi tutup labu berada di bawah. Larutan di
dalam labu ukur itulah yang disebut sebagai larutan NaOH 1 M sebanyak 100 ml.
Lakukan hal yang sama untuk membuat larutan HCl 1 M.
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan
dari praktikum kali ini adalah:
1.
Konsentrasi merupakan satuan yang dipakai untuk
menyatakan jumlah zat terlarut di daam suatu larutan.
2.
Konsentrasi dapat dihitung dengan mencari molaritas,
normalitas, molalitas, persen berat, dan ppm (part per million).
3.
Konsentrasi dapat mempengaruhi sifat larutan itu
sendiri.
4.
Larutan dikatakan encer apabila berkonsentrasi rendah,
berarti zat terlarut lebih sedikit ketimbang pelarutnya.
5.
Larutan dikatakan pekat apabila berkonsentrasi tinggi,
berarti pelarut lebih sedikit ketimbang zat terlarutnya.
6.
Rumus untuk mencari molaritas padatan adalah
.
7.
Rumus untuk mencari molaritas cairan adalah
.
DAFTAR PUSTAKA
ces/chemistry/2120330-pengertian-konsentrasi-larutan/,
diakses pada tanggal 22 M
aret 2014).
dinan/4konsentrasi-larutan, diakses
pada tanggal 22 Maret 2014).
anahli.com/2013/08/pengertian-molalitas-molaritas-dan.html,
diakses pada tanggal
22 Maret 2014).
/artikel_detail-21218.html, diakses
pada tanggal 22 Maret 2014).
larutan-dan-konsentrasi#, diakses
pada tanggal 22 Maret 2014).
mia-kesehatan/larutan/konsentrasi-larutan-3/,
diakses pada tanggal 22 Maret 2014).
0 komentar:
Post a Comment