02 mei adalah hari pendidikan nasional, Indonesia |
" Miris, Wajah pendidikan hari ini, Bisa jadi ini hanyalah buah dari buruknya aplikasi nilai-nilai luhur pendidikan dilapangan. sehingga produk-produk keluaranya adalah insan-insan unmoral dan cenderung lepas dari nilai-nilai budaya ketimuran".
Hari ini ,saya bersama rekan-rekan mahasiswa dengan beberapa gabungan warna almamater masing-masing, bernyanyi penuh semangat menyusuri jalanan kota. rutenya simpel, dari rumh wakil rakyat berarak-arakan menuju rumah bapak kami, pak gubernur (baca kantor).
Moment hari ini (02 mei 2016) menjadi moment yang tepat untuk membahas pendidikan, masa yang terkumpul melalui konsolidasi singkat antar BEM sesumsel ini berhasil mengundang perhatian para pengguna jalan. sesampainya di kantor gubernur, tempatnya para pejabat provinsi mengatur dan mengambil kebijakan.
Orasi-orasi singkat dari beberapa rekan perwakilan, dari yang ngawur sampai yang luar biasa tertata dan tersusun rapi bak retorika para tokoh dunia hahahah. Tak banyak tuntutan dan 'keinginan' dari kami para mahasiswa penyambung lidah rakyat ini. dan singkat cerita semua cukup ditanggapi dengan baik oleh salah satu pejabat tinggi di Pemprov, sebut saja Mr.x lah ya hehehe.
Bukan runtutan cerita aksi yang ingin saya tulis disini, itu hanya mukadimah saja kawan. jauh dari keberpihakan, saya pribadi melihat pendidikan kita ( Indonesia ) telah bergeser dari nilai-nilai esensinya. bayangkan seorang aktivis pendidikan asal jogjakarta tak tanggung tanggung menyebut bahwa pendidikan masa Orde Baru jauh lebih baik dari pendidikan masa milenium kedua ini.apa pasal? kata , Darmaningtyas, aktivis pendidikan tersebut mengatakan bahwa pendidikan masa sekarang ini telah terkontaminasi dengan tiga hal yang seyogyanya itu 'haram' ada di unsur pendidikan kita. pertama liberalisasi pendidikan, kedua kastanisasai pendidikan dan yang ketiga kapitalisasi.
sejenak saya berfikir, benar saja semua ungkapan nya itu, terkait kastanisasi, sekarang sudah banyak sekolah yang hanya menerima golongan tertentu saja, bahkan sistem yang dibuat pemerintah mengarah pada kastanisasi pendidikan itu. seperti adanya perguruang tinggi BHP (Badan Hukum Pedidikan), BLU (Badan Layanan Umum). BHP yang biayanya lebih mahal, tentu hanya kalangan anak-anak orang kaya saja yang bisa berkuliah disana bukan? lah anak singkong, yah BLU aja, buankah iini kastanisasi dan " Dzolimisasi" terhadap insan-insan muda yang berhak mengenyam pendidikan secara adil dan bijaksana!
Liberalisasi pendidikan, sekarng ini di Negeri bumi Pertiwi yng kita selalu banggakan telah banyak investor asing yang membangun bermacam-macam lembaga pendidikan nya di Indonesia, entah itu sebagai cabang dari negara asalnya atau pure rintisan. kedoknya biasanya adalah berupa bantuan fasilitas pendidikan yang ditunjang dengan sistem dan kurikulum dari negara investor, lalu tanpa sadar banyak anak- anak bangsa yang dengan dagu terangkat bangga mengenyam kurikulum buatan 'negara baik' itu.
Terkait kapitaliasai, jelas sekali kawan, antara satu sekolah dan sekolah lainya saling bersaing untuk menjadi sekolah RSBI, SBI dll lainya yang dengan status itu mereka bersaing utnutk menghimpunm dana yang sebesar-besarnya dari masyarakat. ujung-ujungnya ya industrialisasi pendidikan. mendidik bukan lagi tujuan utama sekolah didirikan,tapi menghasilkan uang sebanyak-banyaknya itu adalah tujuan para cukong - cukong pendidikan hari ini.
Miris, Wajah pendidikan hari ini..belum lagi kasus mahasiswa PTS dari Sumatera Utara yang tega menghabisi nyawa dosennya sendiri karena alasan Skripsi kabarnya. ini hanyalah buah dari buruknya aplikasi nilai-nilai luhur pendidikan dilapangan. sehingga produk-produk keluaranya adalah insan-insan unmoral dan cenderung lepas dari nilai-nilai budaya ketimuran.
05 mei 2016 - Bayu Apriliawan
01.45 Wib dini hari
Dipojok Kamar kosan, griya sejahtera inderalaya
suasana, gundah tak bisa tidur :)
0 komentar:
Post a Comment