Uji Dua Dari Lima
Uji
pembedaan adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknyaperbedaan
karakteristik atau sifat sensori antara dua atau lebih contoh . Jumlahanggota
panelis mempengaruhi derajat keandalan hasil pengujian. Meskipundernikian uji pembedaan yang dilakukan secara
saksama dengan menggunakanpanelis yang terlatih akan memberikan hasil
pembedaan yang jauh lebih baik daripada yang dilakukan tanpa menggunakan
panelis terlatih meskipun dengananggota panelis yang besar (Setyaningsih
2010).Pengujian pembedaan digunakan untuk menetapkan apakah ada perbedaansifat
sensorik atau organoleptik antara dua sampel. Meskipun dapat saja
disajikansejumlah sampel, tetapi selalu ada dua sampel yang dipertentangkan.
Uji ini jugadipergunakan untuk menilai pengaruh beberapa macam perlakuan
modifikasiproses atau bahan dalam pengolahan pangan suatu industri, atau untuk
mengetahuiadanya perbedaan atau persamaan
antara dua produk dari komoditi yang sama.Jadi agar efektif sifat atau
kriteria yang diujikan harus jelas dan dipahami panelis.Keandalan
(reliabilitas) dari uji pembedaan ini tergantung dari pengenalan sifatmutu yang
diinginkan, tingkat latihan panelis dan kepekaan masing-masingpanelis (Susiwi
2009).Uji pembedaan pada praktikum ini terdiri dari Uji Pembanding Ganda (Dual
Standards Test) dan Uji Two Out of Five. Uji Pembanding Ganda (DualStandards
Test) memiliki bentuk pengujian menyerupai uji duo-trio. Jika pada uji duo-trio
digunakan satu contoh baku sebagai pembanding maka pada ujipembanding ganda digunakan dua contoh baku
sebagai pembanding, yaitu pembanding A dan pembanding B (Anonim 2008).
Uji Two Out of Five merupakan salah satu jenis uji dalam kelompok uji
pembedaan secara keseluruhan (overall different test) dari dua sampel yang
berbeda (A dan B) ( Yusasrini A2009).
3.2
Pembahasan
Uji
pembedaaan digunakan untuk menetapkan apakah ada perbedaan sifatsensori atau
organoleptik antara dua sampel. Meskipun dapat saja disajikansejumlah sampel,
tetapi selalu ada dua sampel yang dipertentangkan. Uji ini jugadipergunakan
untuk menilai pengaruh beberapa macam perlakuan modifikasiproses atau bahan dalam pengolahan pangan suatu
industri atau untuk mengetahuiadanya perbedaan atau persamaan antara
produk dari komoditi yang sama. Jadiagar efektif sifat atau kriteria yang
diujikan harus jelas dan dipahami panelis.Keandalan (reliabilitas) dari uji
perbedaan ini tergantung dari pengenalan sifatmutu yang diinginkan, tingkat latihan
panelis dan kepekaan masing-masingpanelis (Susiwi 2009).
3.2.2
Uji Two Out of Five
Di
antara metode pengujian pembedaan salah satunya adalah uji two out
of five. Seperti uji pembedaan lain, uji two out of five dapat digunakan
untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua
produk.Selain itu, uji ini dapat diterapkan untuk melatih kepekaan panelis. Uji
two out of five lebih sering digunakan daripada uji segitiga, uji
duo trio atau uji pasangan(Kilcast D 1999).Uji dua dari lima (Two out of Five) merupakan
salah satu jenis uji dalamkelompok uji pembedaan secara keseluruhan (overall
different test) dari duasampel yang berbeda (A dan B). Panelis menerima lima
sampel berkode, duadiantara kelima sampel tersebut merupakan sampel dari set
sampel yang samasedangkan tiga yang lain merupakan set sampel yang lain.
Panelis diminta untuk mengidentifikasi (visual atau perabaan) kedua sampel
yang berasal dari set sampelyang sama tersebut ( Yusasrini A 2009).Pada uji two
out of five, panelis diberikan lima sampel. Panelisdiinstruksikan untuk
mengidentifikasi dua sampel yang yang sama di antara ketigasampel yang lainnya.
Seperti uji segitiga, urutan penyajian sampel dilakukansecara acak untuk
menghindari terjadinya posisi bias (Meilgaard et
al, 2007).Metode uji ini secara statistik sangat efisien karena peluang
untuk menjawab benar dua dari lima sampel adalah 1/10, jauh lebih
sensitif dibandingkan uji segitiga yang memiliki peluang 1/3. Akan tetapi
metode uji inisangat dipengaruhi oleh kejenuhan sensori dan kemampuan memori
panelis. Olehkarena itu metode uji ini lebih cocok diterapkan untuk pengujian
sensori secaravisual, auditory (kerenyahan) dan sifat taktil (perabaan) dan
disarankan untuk pengujian flavor dan bau (Yusasrini A 2009).
Sumber : Rico Fernando Theo on Apr 19, 2012
0 komentar:
Post a Comment