Saturday, 23 January 2016

Laporan Evaluasi Sensoris : Uji Dua Dari Lima (tulis tangan)


Uji Dua Dari Lima

Uji pembedaan adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknyaperbedaan karakteristik atau sifat sensori antara dua atau lebih contoh . Jumlahanggota panelis mempengaruhi derajat keandalan hasil pengujian. Meskipundernikian uji pembedaan yang dilakukan secara saksama dengan menggunakanpanelis yang terlatih akan memberikan hasil pembedaan yang jauh lebih baik daripada yang dilakukan tanpa menggunakan panelis terlatih meskipun dengananggota panelis yang besar (Setyaningsih 2010).Pengujian pembedaan digunakan untuk menetapkan apakah ada perbedaansifat sensorik atau organoleptik antara dua sampel. Meskipun dapat saja disajikansejumlah sampel, tetapi selalu ada dua sampel yang dipertentangkan. 

Uji ini jugadipergunakan untuk menilai pengaruh beberapa macam perlakuan modifikasiproses atau bahan dalam pengolahan pangan suatu industri, atau untuk mengetahuiadanya perbedaan atau persamaan antara dua produk dari komoditi yang sama.Jadi agar efektif sifat atau kriteria yang diujikan harus jelas dan dipahami panelis.Keandalan (reliabilitas) dari uji pembedaan ini tergantung dari pengenalan sifatmutu yang diinginkan, tingkat latihan panelis dan kepekaan masing-masingpanelis (Susiwi 2009).Uji pembedaan pada praktikum ini terdiri dari Uji Pembanding Ganda (Dual Standards Test) dan Uji Two Out of Five. Uji Pembanding Ganda (DualStandards Test) memiliki bentuk pengujian menyerupai uji duo-trio. Jika pada uji duo-trio digunakan satu contoh baku sebagai pembanding maka pada ujipembanding ganda digunakan dua contoh baku sebagai pembanding, yaitu pembanding A dan pembanding B (Anonim 2008). Uji Two Out of Five merupakan salah satu jenis uji dalam kelompok uji pembedaan secara keseluruhan (overall different test) dari dua sampel yang berbeda (A dan B) ( Yusasrini A2009).
3.2 Pembahasan
Uji pembedaaan digunakan untuk menetapkan apakah ada perbedaan sifatsensori atau organoleptik antara dua sampel. Meskipun dapat saja disajikansejumlah sampel, tetapi selalu ada dua sampel yang dipertentangkan. Uji ini jugadipergunakan untuk menilai pengaruh beberapa macam perlakuan modifikasiproses atau bahan dalam pengolahan pangan suatu industri atau untuk mengetahuiadanya perbedaan atau persamaan antara produk dari komoditi yang sama. Jadiagar efektif sifat atau kriteria yang diujikan harus jelas dan dipahami panelis.Keandalan (reliabilitas) dari uji perbedaan ini tergantung dari pengenalan sifatmutu yang diinginkan, tingkat latihan panelis dan kepekaan masing-masingpanelis (Susiwi 2009).
3.2.2 Uji Two Out of Five

Di antara metode pengujian pembedaan salah satunya adalah uji two out of five. Seperti uji pembedaan lain, uji two out of five dapat digunakan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua produk.Selain itu, uji ini dapat diterapkan untuk melatih kepekaan panelis. Uji two out of  five lebih sering digunakan daripada uji segitiga, uji duo trio atau uji pasangan(Kilcast D 1999).Uji dua dari lima (Two out of Five) merupakan salah satu jenis uji dalamkelompok uji pembedaan secara keseluruhan (overall different test) dari duasampel yang berbeda (A dan B). Panelis menerima lima sampel berkode, duadiantara kelima sampel tersebut merupakan sampel dari set sampel yang samasedangkan tiga yang lain merupakan set sampel yang lain. Panelis diminta untuk mengidentifikasi (visual atau perabaan) kedua sampel yang berasal dari set sampelyang sama tersebut ( Yusasrini A 2009).Pada uji two out of five, panelis diberikan lima sampel. Panelisdiinstruksikan untuk mengidentifikasi dua sampel yang yang sama di antara ketigasampel yang lainnya. Seperti uji segitiga, urutan penyajian sampel dilakukansecara acak untuk menghindari terjadinya posisi bias (Meilgaard et al, 2007).Metode uji ini secara statistik sangat efisien karena peluang untuk menjawab benar dua dari lima sampel adalah 1/10, jauh lebih sensitif dibandingkan uji segitiga yang memiliki peluang 1/3. Akan tetapi metode uji inisangat dipengaruhi oleh kejenuhan sensori dan kemampuan memori panelis. Olehkarena itu metode uji ini lebih cocok diterapkan untuk pengujian sensori secaravisual, auditory (kerenyahan) dan sifat taktil (perabaan) dan disarankan untuk pengujian flavor dan bau (Yusasrini A 2009).
Sumber : Rico Fernando Theo on Apr 19, 2012

Share:

0 komentar:

Post a Comment