Saturday, 15 July 2017

Momentum untuk evaluasi dan recharge semangat



Libur adalah jeda bukan akhir,
 sehingga kita tak perlu memulai dari 0 lagi apa yang sudah kita mulai sebelumnya
 Dan libur juga merupakan istirahat, bukan berhenti.
Dimana kita tidak boleh membuang habis Memori dan ingatan tentang penatnya hari-hari kemarin.
Libur puasa yang disambung dengan libur lebaran memaksa kita untuk menikmati liburan yang begitu panjang. Libur panjang seharusnya menjadi sebuah mood boster dan spirit boster  yang akan meningkatkan semangat juang kita sebagai kaum-kaum intelektual untuk lebih trengginas. Alih – alih menjadikan kita semakin cuek dan malas, liburan justru diharapkan mampu meningkatkan performance kita baik dari segi fisik maupun mental sebagai modal utama untuk terus memberikan kebermanfaatan.
Sebuah Penelitian tentang dampak liburan terhadap kondisi mental seseoarang yang dilakukan pada tahun 2012   yang dilakukan oleh Finnish Institute of Occupational Health  menemukan bahwa orang yang bekerja lebih dari 11 jam sehari (dibandingkan yang bekerja 7-8 jam sehari) lebih dari 2 kali mendapatkan kemungkinan terkena depresi mayor, bahkan dari mereka yang tidak memiliki masalah kesehatan mental sebelumnya.Penelitian lain pada 2013 oleh Universitas Uppsala Swedia menemukan data jika orang yang mengambil liburan dapat meningkatkan kesehatan mental orang di sekitar mereka.
Dari hasi penelitian diatas kita mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa liburan memiliki arti penting dalam padatnya aktifitas kita sehari-hari. Terutama untuk akifitas yang begitu menguras fikiran seperti para pelajar dan mahasiswa. Belajar setiap hari dengan intensitas 6-12 jam tentu sangat membosankan.
Ketika kita berbicara liburan, maka perspektif yang muncul tentu sangat bermacam-macam. Sebagian dari kita akan berfikir bahwa liburan adalah hal tidak wajib yang tidak perlu dipaksakan untuk dilakukan karna akan terlalu banyak waktu terbuang yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang produktif. Lalu akan ada pendapat kedua yang mengatakan bahwa liburan ini penting, tidak perduli seberapa sederhananya kita merancang liburan kita. Sebagian orang berpandangan bahwa konotasi liburan selalu akrab dengan hal-hal berbau hedonis dan menghambur-hamburkan uang. Sebagian lainya ber-mindset  bahwa yang namanya liburan ya harus jalan-jalan keluar kota atau bahkan keluar negeri.
Apapun definisi liburan menurut anda, mari kita kembalikan kepada esensi. Liburan adalah aktifitas yang dilakukan untuk mengisi hari libur, apapun itu. Secara logika memang benar bahwa produktifitas akan terpotong dengan jumlah jam kerja atau jam belajar yang kita gunakan untuk liburan. Apalagi untuk orang-orang yang bersemboyan Time is money, liburan tentu menjadi hal yang mubazir untuk dilaksanakan.
Berbicara tentang produktifitas, ternyata dengan liburan produktifitas akan semakin meningkat berdasarkan dari penelitian yang dilakukan pada tahun 2012 oleh psikolog dari University of California, Santa Barbara menemukan bahwa mereka yang dihadapkan pada semua masalah akan meningkatkan kreatifitas pemecahan masalah mereka setelah diberikan waktu untuk beristirahat atau berlibur .
Tentu menjadi sangat bijak jika kita termasuk salah satu orang yang memaknai liburan ini sebagai momentum untuk evaluasi maupun untuk recharge semangat. Evaluasi menjadi bagian tak terisahkan dari keberhasilan dan kesuksesan. Bahkan seorang seorang Thomas Alva Edison yang mengalami 999 kegagalan dalam percobaanya membuat lampu pun bisa berhasil pada percobaan ke 1000 nya karena ia terus melakukan evaluasi.
Menjadikan hari libur sebagai momentum evaluasi diri, evaluasi pencapaian dan evaluasi targetan memiliki alasan tertentu. Pertama, liburan menyediakan banyak waktu luang yang menjanjikan ketenangan dan keleluasaan bagi kita untuk muhasabah dan evaluasi diri. Kedua , kita sangat sulit untuk mengevaluasi diri dalam kondisi kita terus bekerja dan berakifitas sehingga momentum liuran menjadi waktu yang tepat untuk evaluasi.
Dimuat di sumatera ekspres, 11 Juli 2017
Lalu bagaimana dengan recharge semangat pasca liburan? Semangat yang bertambah adalah perpaduan antara otak yang kembali fresh dan fisik yang kembali bugar. Hari – hari liburan yang tidak begitu padat dan penat membuat kita leluasa melakukan aktifitas sesuei dengan keinginan. Dan itu berdampak sangat positif terhadap kondisi semangat kita yang akan kembali full setelah sebelumnya sempat drop karna begitu melelahkanya aktifitas di sekolah, kampus dan tempat kerja.
Pada akhirnya liburan mengajarkan kita untuk mengingat kembali niat awal kenapa kita berada disini. Karena liburan telah mempertemukan kita dengan keluarga, dan keluarga adalah sebaik-baik pengingat kenapa dan untuk apa kita berada di tempat kita berdiri sekarang. Mari kembali perbaiki dan luruskan niat, berikan pengabdian terbaik untuk bangsa dan negeri ini dimanapun kita berada, Hidup Mahasiswa!
Share:

0 komentar:

Post a Comment