Bahan
baku bersih yang telah disortasi dikecilkan ukurannya dengan cara menggiling
menggunakan mesin grinding, baru pengayakan pada mesh tertentu. Untuk mendapat
hasil berkualitas, gunakan mesin penggiling rempah yang inert yaitu berbahan
stainless steel.
Tahap
selanjutnya serbuk bahan baku diekstraksi dengan pelarut organik. Ada beberapa
pelarut yang biasa dipakai seperti etanol, metilen chloride, aceton, hexan,
dll. Pemilihan solven organik ini disesuaikan dengan jenis rempah yang
diekstraksi agar mendapat hasil yang optimum dan spesifikasi produk oleoresin
sesuai standar yang telah ditentukan.
Selanjutnya dilakukan filtrasi untuk
memisahkan residu dan filtrat menggunakan alat filtrasi. Untuk mempercepat
proses filtrasi, gunakan alat filtrasi sistem vakum. Penggunaan filter penyaring
bisa dipasang berapa mikron yang akan dipakai, menyesuaikan bahan baku yang
diekstraksi. Kemudian filtrat yang diperoleh selanjutnya dievaporasi atau
diuapkan dengan evaporator recycling solvent agar diperoleh oleoresin
murni. Penggunaan
alat evaporator
recycling solvent
ini dimaksudkan agar pelarut tertampung dalam container dan bisa digunakan lagi
untuk ekstraksi sehingga mendapat eficient cost produksi.
Hasil
oleoresin murni selanjutnya diuji kualitas dengan parameter yang telah
ditentukan tergantung bahan uji yang diekstraksi. Sebagai contoh, oleoresin
capsicum ditest dengan parameter tingkat kepedasan, kekentalan, sisa pelarut
dan microbiological testing seperti total plate count, total yeast and mould
dan E.coli salmonella.
2. EKSTRAKSI
CAIR-CAIR : Pemurnian Eugenol Dari Minyak Daun Cengkeh
Prinsip ekstraksi cair-cair kontinyu
adalah penambahan secara terus menerus tetesan-tetesan kecil pelarut ke dalam larutan
yang mengandung senyawa yang diekstrak (Microscale Organic Laboratory, 1955
hal:84). Tahap-tahap ekstraksi cair-cair kontinyu adalah sebagai berikut :
1.) Tahap persiapan sampel untuk
ekstraksi
Minyak daun cengkeh disentrifus
selama kurang lebih 10 menit untuk menghilangkan kotoran padat yang terdapat
didalamnya. Minyak daun cengkeh hasil sentrifus dilakukan uji kualitas,
meliputi indeks bias pada 200C, bobot jenis pada 250C,
kelarutan dalam etanol 70% dan kadar eugenol.
2.) Tahap Penggaraman untuk mengikat
komponen eugenol
Minyak
daun cengkeh hasil sentrifus diambil 10 ml, ditambah NaOH teknis 4% sebanyak 60
ml dan dilakukan pengadukan dengan magnetik stirrer selama 30 menit.
Campuran yang terjadi didiamkan
selama 10 jam sampai kedua lapisan terlihat jernih. Lapisan bawah dipisahkan
dengan corong pemisah.
3.) Perlakuan Ekstraksi
Lapisan bawah dimasukkan ke dalam
ekstraktor dan dimasukkan (diekstraksi) dengan eter selama 10 jamsampat terjadi
perubahan warna dari kuning coklat kehitaman menjadi kuning coklat. Eter
mula-mula sebanyak 150 ml. Suhu penguapan eter dipertahankan antara 350C
– 370C Setelah 10 jam, lapisan bawah dikeluarkan dari ekstraktor dan
dilakukan pengasaman dengan HCl 6%.
4.) Tahap Pengasaman untuk memperoleh
Eugenol bebas
Lapisan
bawah ditambahkan HCl 6% sebanyak 20 ml. Penambahan HCl akan menyebabkan
terjadinya 2 lapisan , yaitu lapisan bawah dan lapisan atas, lapisan bawah
dipisahkan dengan corong pemisah dan selanjutnya dilakukan pengukuran volume
dan penimbangan lapisan bawah untuk menetukan rendemen dan recovery eugenol.
Selanjutnya lapisan bawah diuji kualitasnya, yang meliputi indeks bias pada 200C
, kelarutan dalam etanol 70% dan kadar etanol. Indeks bias diukur dengan
menggunakan refraktometer ABBE.
Kesetimbangan
ekstraksi cair-cair kontinyu dipengaruhi beberapa faktor , antara lain
kecepatan aliran pelarut dalam 2 lapisan, ketebalan efektif dari batas
antara 2 lapisan dan kecepatan difusi.
3. Pemurnian Garam Dapur
Perlakuan pertama yang kami lakukan
adalah melarutkan garam dengan menggunakan air yang telah dipanaskan yang
bertujuan agar garam terurai sempurna.
Garam dapur
yang dilarutkan dalam akuades panas tersebut akan terurai menjadi ion-ionnya
yakni, ion natrium (Na+) dan ion klorida (Cl-). Garam
yang telah terurai kami saring dan mangmbil filtranya yang akan digunakan untuk
proses selanjutnya yaitu proses pengendapan.
Filtrat yang kami peroleh tadi kami
tambahkan 0,2 gram kalsium oksida (CaO). Fungsi dari penambahan kalsium oksida
ini adalah untuk mengendapkan zat-zat pengotor seperti zat pengotor yang di
dalamnya mengandung ion Ca2+, Fe3+, dan Mg2+
yang terdapat dalam garam dapur.
Selanjutnya ke
dalam filtrat tadi kami tambahkan lagi dengan larutan barium hidroksida Ba(OH)2.
Penambahan larutan ini bertujuan untuk
menghilangkan endapan atau mencegah terbentuknya endapan lagi, akibat
penambahan kalsium oksida sebelunya. Endapan merupakan zat yang memisah dari
satu fase padat dan keluar ke dalam larutannya. Endapan terbentuk jika larutan
bersifat terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan
merupakan konsentrasi molal dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung dari
suhu, tekanan, konsentrasi bahan lain yang terkandung dalam larutan dan
komposisi pelarutnya.
Pada filtrat
tadi juga kami tambahkan dengan amonium karbonat (NH4)2CO3.
Penambahan ini bertujuan agar larutan tersebut menjadi jenuh. Tahap selanjutnya
adalah melakukan penyaringan untuk
memisahkan endapan yang
merupakan zat pengotor yang
terdapat dalam larutan tersebut. Kemudian filtrat yang
diperoleh (bersifat basa), dinetralisasi dengan larutan yang bersifat asam
yaitu HCl encer.
Setelah diencerkan filtrat yang
telah dihasilkan kami uapkan sampai terbentuk kristal-kristal garam yang akan kami ukur nilai rendamenya.
Nilai rendamen yang kami peroleh yaitu 65.115%.
0 komentar:
Post a Comment