Friday, 7 August 2015

Laporan Satuan Operasi II pengeringan

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II
PENGERINGAN


                         


       Oleh
       Bayu Apriliawan
         05031281320017


                                        TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
                                       FAKULTAS PERTANIAN
                                      UNIVERSITAS SRIWIJAYA
                                    INDRALAYA
          2014


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
          Pengeringan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar air pada suatu bahan padat sampai dengan batas tertentu yang bertujuan untuk proses pengawetan, dan tanpa merusak jaringan aslinya. Terdapat berbagai macam jenis yang digunakan untuk mengeringkan atau mengurangi kadar air suatu bahan, yaitu dengan cara alami dan cara buatan.
          Proses pengeringan suatu bahan padat dengan cara alami dapat dilakukan dengan menggunakan/memanfaatkan energi panas matahari, namun cara ini memiliki kelemahan diantaranya yaitu proses terlalu lama dan bisa terkontaminasi komponen lain seperti debu ataupun mikroba perusak yang dapat merugikan.
          Sedangkan proses pengeringan suatu bahan padat dengan menggunakan cara buatan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam alat pengering yang dibuat seefektif mungkin agar dapat mengeringkan suatu bahan dengan memperimbangkan besarnya efisiensi pengeringan dan sekecil mungkin faktor kerugian yang dialami dalam proses pengeringan suatu bahan.
Pengertian proses pengeringan berbeda dengan proses penguapan (evaporasi). Proses penguapan atau evaporasi adalah proses pemisahan uap air dalam bentuk murni dari suatu campuran berupa larutan (cairan) yang mengandung air dalam jumlah yang relatif banyak. Meskipun demikian ada kerugian yang ditimbulkan selama pengeringan yaitu terjadinya perubahan sifat fisik dan kimiawi bahan serta terjadinya penurunan mutu bahan (Astutik, 2008)
          Oleh karena itu, dalam praktikum ini mahasiswa dapat memperhitungkan nilai efisiensi alat pengering terhadap proses pengeringan suatu bahan padat yang dikeringkan dan dapat mempertimbangkan aspek-aspek tertentu yang dapat membuat proses pengeringan menjadi lebih efektif.

B. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahuipengaruh pengeringan terhadap massa dan sifat fisik bahan serta menggambarkan laju evaporasi.
II. METODELOGI PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
                Praktikum ini dilaksnakan pada hari senin tanggal 17 september 2014 pukul 12.30 sampai dengan selesai di laboratorium Kimia Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.

B. Alat dan Bahan
               
Alat  – alat yang diperlukan antara lain: 1) cawan alumunium, 2) oven, 3) penjepit cawan , 4) neraca analitik.
Bahan – bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1) cabai merah, 2) terung hijau (bulat), 3) terung pipit, 4) tomat cerry.

C. Cara Kerja
Cara kerja dalama peraktikum ini adalah sebagai berikut:
1.    Timbanglah bahan tersebut sebanyak 20 gram dengan menggunakan neraca analitik.
2.    Masukkan bahan-bahan tersebut kedalam cawan alumunium.
3.    Masukkan cawan alumunium yang telah berisi bahan-bahan tersebut kedalam oven pada suhu 105oC.
4.    Timbanglah bahan tersebut setiap harinya selama 3 hari.
5.    Amati perubahan fisik dari bahan-bahan tersebut meliputi warna, kekerasan, dan kilap setiap hari selama 3 hari.
6.    Gambarkan laju evaporasi dalam bentuk grafik.
7.    Lakukan cara kerja yang pertama untuk bahan-bahan yang akan dikeringkan dengan sinar matahari.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
A. Cabai Merah
Tabel 1. Pengeringan Cabai Merah  Menggunakan Oven
No
Sifat
Hari
0                            1                                  2
1
Berat (g)
20,4447 g
5,2285
5,1852 g
2
Susut Bobot (%)
-
74,4261%
74,6511%
3
Warna
Merah Marun
Coklat Kehitaman
Coklat Kehitaman
4
Aroma
Khas  Cabai
Bau Gosong
Gosong
5
Tekstur
Keras
Keras
Sangat Keras
6
Kilap
Mengkilap
Tidak Kilap
Tidak Kilap
7
Rendemen (%)
100%
25,5738%
25,34%

Tabel 2. Pengeringan Cabai Merah Menggunakan Sinar Matahari
No
Sifat
Hari
0                         1                                  2
1
Berat (g)
20,4447 g
15,3185 g
12,2530 g
2
Susut Bobot (%)
-
25,166%
40,067%
3
Warna
Merah Marun
Merah
Merah
4
Aroma
Khas Cabai
Aroma Cabai
Masih ada tapi kurang
5
Tekstur
Keras
Lunak
Keriput
6
Kilap
Mengkilap
Tidak kilap
Tidak kilap
7
Rendemen (%)
100%
74,8339%
59,9324%







B. Terung Hijau (Bulat)
Tabel 1. Pengeringan menggunakan Sundriying (Terung Hijau)
No
Sifat

Hari



0
1
2
1
Berat (gr)
24,476 gr
19,998 gr
10,667 gr
2
Susut bobot (%)
0
18,29%
6,65 %
3
Warna
Hijau
Hijau Kekuningan
HIjau Pucat
4
Aroma
Khas Terung
Khas Terung
Tidak Beraroma
5
Tekstur
Keras
Sedikit Lembut
Empuk
6
Kilap
Mengkilap
Kurang Mengkilap
Tidak mengkilap
7
Rendemen (%)
100%
81,7%
93,34 %

Tabel 2. Pengeringan menggunakan Oven (Terung Hijau)
No
Sifat

Hari



0
1
2
1
Berat (gr)
25,576 gr
3,609 gr
3,308 gr
2
Susut bobot (%)
0
87,97 %
1,87 %
3
Warna
Hijau
Coklat Tua
Coklat Tua
4
Aroma
Khas Terung
Bau Gosong
Bau Gosong
5
Tekstur
Keras
Keras dan Kering
Keras dan Kering
6
Kilap
Mengkilap
Tidak Mengkilap
Tidak
7
Rendemen (%)
100%
12,03%
98,13 %

C. Terung Pipit
Tabel 5. Pengeringan dengan oven (Terung Pipit)
No.
Sifat
Hari
0
1
2
1.
Berat (gr)
20,16 gr
2,66 gr
2,62 gr
2.
Susut bobot (%)
0 %
86 %
87 %
3.
Warna
Hijau
Cokelat kehitaman
Hitam
4.
Aroma
Khas terung
Bau hangus
Bau hangus
5.
Tekstur
Keras
Keras
Sangat keras
6.
Kilap
Mengkilap
Keriput
Sangat keriput
7.
Rendemen (%)
100 %
2,66 %
2,62 %










Tabel 6. Pengeringan dengan sundrying (Terung Pipit)
No.
Sifat
Hari
0
1
2
1.
Berat (gr)
20,06 gr
18,75 gr
18,08 gr
2.
Susut bobot (%)
0 %
6,9 %
10 %
3.
Warna
Hijau
Hijau
Hijau layu
4.
Aroma
Khas terung
Khas terung
Bau layu
5.
Tekstur
Keras
Lunak
Lunak
6.
Kilap
mengkilap
Agak mengkerut/keriput
Mengkerut/keriput
7.
Rendemen (%)
100 %
18,75 %
18,08 %

D. Tomat Cerry
Tabel 1. Pengeringan Tomat Chery Menggunakan Oven
No
Sifat
Hari
            0                            1                                  2
1
Berat (g)
       20,1376 g
       1,6072 g
1,5813 g
2
Susut Bobot (%)
            -
       92,01%
92,44%
3
Warna
         Orange
   Hitam
Hitam
4
Aroma
Khas tomatchery
 Tidak beraroma
Tidak beraroma
5
Tekstur
Lembut tomat
Layu keriput
Layu keriput
6
Kilap
        ++++
            -
-
7
Rendemen (%)
           100%
       7,98%
7,85%

Tabel 2. Pengeringan Tomat Chery Menggunakan Sinar Matahari
No
Sifat
Hari
0                         1                                  2
1
Berat (g)
      19,598 g
    19,1362 g
18,4097 g
2
Susut Bobot (%)
           -
     2,35%
6,06%
3
Warna
      Orange
Orange
Orange
4
Aroma
Khas tomat cerry
Khas tomat cerry
Khas tomat cerry
5
Tekstur
 Lembut tomat
Lembut tomat
Lembek kering
6
Kilap
      ++++
++++
-
7
Rendemen (%)
         100%
97,64%
93,94%


B. Pembahasan
Pengeringan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar air pada suatu bahan padat sampai dengan batas tertentu yang bertujuan untuk proses pengawetan. Pengawetan merupakan alasan utama untuk melakukan proses pengeringan. Proses pengeringan akan mengurangi kadar air yang terkandung dalam bahan, sehingga berat bahan setelah pengeringan otomatis juga akan berkurang dibandingkan dengan total berat bahan sebelum pengeringan.
Proses pengeringan terdiri dari 2 macam, yaitu sacara alami dan secara buatan. Proses pengeringan suatu bahan padat dengan cara alami dapat dilakukan dengan menggunakan/memanfaatkan energi panas matahari, sedangkan proses pengeringan secara buatan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam alat pengering yang dibuat seefektif mungkin agar dapat mengeringkan suatu bahan dengan memperimbangkan besarnya efisiensi pengeringan dan sekecil mungkin faktor kerugian yang dialami dalam proses pengeringan suatu bahan.
Praktikum yang dilakukan pada oven berat yang terjadi pada bahan mengalami penyusutan yang sangat tinggi.Hal ini menunjukkan bahwa kadar air yang ada dalam sampel sangat banyak. Dengan mengatur panas, kelembaban, dan kadar air, oven dapat digunakan sebagai dehydrator. Waktu yang diperlukan adalah sekitar 24 jam.
Awalnya warnanya hijau muda tapi setelah dimasukkan kedalam oven warnanya pada hari kmedua dan ketiga berubah menjadi berwarna cokelat kehitaman. Hal ini disebabkan karena panas yang ditimbulkan oleh oven membuat bahan menjadi panas. Bahan yang dikeringkan maka massa dan sifat fisik bahan tersebut akan mengalami pengurangan.
            Tekstur dan aroma bahan juga berubah. Tekstur bahn sebelum dimasukkan kedalam oven keras, tetapi sesudah dimasukkan kedalam oven hari pertama tekturnya keras begitu juga pada hari kedua dan ketiga stekturnya mengalami pengerasan hingga kadar airnya betul-betul berkurang banyak, begitu juga dengan aromanya mengalami perubahan dari khas terong menjadi tidak ada.
            Pengeringan menggunakan sinar matahari pada bahan juga mengalami perubahanyang hampir sama. Hanya saja pengeringan menggunakan sinar matahri sangat lambat karena suhu yang diberikan selalu naik turun. Tidak seperti pada oven kita langsung bisa menentukan suhunya untuk pengeringan sehingga pengeringan menggunakan oven lebih cepat.        



V. KESIMPULAN
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari proses pengeringan dengan menggunakan aliran udara panas atau dengan try dryer adalah sebagai berikut.
1.       Pengeringan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar air pada suatu bahan padat sampai dengan batas tertentu yang bertujuan untuk proses pengawetan.
2.      Proses pengeringan terdiri dari 2 macam, yaitu:
·         Sacara alami, contohnya dengan menggunakan/memanfaatkan energi panas matahari.
·         Secara buatan, contohnya dengan menggunakan berbagai macam alat pengering seperti oven, try dryer, dll.
3.      Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengeringan, yaitu Komposisi bahan, Bentuk dan ukuran bahan, Suhu pengerigan, Perlakuan sebelum pengeringan, dan Alat pengering yang digunakan.
4.     Evaporasi adalah proses pemisahan uap air dalam bentuk murni dari suatu campuran berupa larutan (cairan) yang mengandung air dalam jumlah yang relative banyak.
5.     Prinsip utama dari pengeringan adalah penurunan kadar air untuk mencegah aktivitas mikroorganisme.
6.     Ada kerugian yang ditimbulkan selama pengeringan yaitu terjadinya perubahan sifat fisik dan kimiawi bahan serta terjadinya penurunan mutu bahan.
7.     Hasil dari proses pengeringan adalah bahan kering yang mempunyai kadar air setara dengan kadar air keseimbangan udara (atmosfir) normal atau setara dengan nilai aktivitas air (aw) yang aman dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan kimiawi.









DAFTAR PUSTAKA
Afrianti,Leni H. 2008. Teknologi Pengawetan Pangan. Alfabeta: Bandung.

Astutik.2008. Teknik Pengeringan Bawang Merah Dengan Cara Perlakuan Suhu dan Tekanan Fakum. Buletin Teknik Pertanian Vol. 13 No. 2

Pantastico,B.ER.2007.Fisiologi Pasca Panen. Terjemahan oleh Kamariyani, Ir.Prof. 2004. Gadjah Mada University Press:Yogyakarta.

Pinem,2004.Rancang Bangun Alat Pengeringan Ikan Teri Kapasitas 12kg/jam. Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin. Politeknik Negeri Malang. Jurnal Teknik SIMETRIKA Vol.3. 

Buckle, K. A.2008. Ilmu Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Earle,H.L.2006Satuan operasi dalam Pengolahan PanganJakarta: PT Sastra Hudaya.

Gaman,P.M. dan K.B.Sherrington.2004Ilmu Pangan: Pengantar Ilmu Pangan, nutrisi, dan Mikrobiologi. Yogyakarta: UGM Press.

Praptiningsih,Yulia.2007Buku Ajar Teknologi PengolahanJember: UNEJ.

Taib,dkk.1988. Operasi Pengeringan pada Pengolahan Hasil PertanianJakarta: PT Melton Putera.




Share:
Lokasi: Unit Penelitian, Fakultas Pertanian UNSRI, Talang Kelapa, Alang Alang Lebar, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30155, Indonesia

Related Posts:

2 comments: