Monday, 20 July 2015

Radio Untuk Ibu

Ini Merupakan Sub-epsiode dari artikel "Merantau"sebelumnya yang menceritakan tentang sepasang sahabat yang merantau kepalembang dan bekerja sebagai pencuci sepeda motor dan tukang sablon di konveksi baju ternama dikota pempek itu.
        Pada masa merantau  selama 6 bulan itu , saya(Awan) dan sang sahabat (arifin) sempat  pulang kerumah untuk sekedar melepas rindu dan terkadang ada beberapa urusan penting yang mengharuskan kami untuk pulang kekampung halaman .fokus cerita akan dipusatkan pada kisah si-Awan yang sempat sekali pulang. Saat itu masa kerja sudah memasuki bulan ke 3, masa-masa dimana Bos sudah mulai menanam rasa percaya kepada kami berdua. sehingga beberapa inventaris dipercayakan untuk kami gunakan. seperti Sepeda motor dan lain lainya :D.

Handphone berdering ,nada panggilan berbunyi, Awan yang sedang mencuci motor milik mister x, tidak juga beranjak mengangkat telpon yang barangkali penting itu. takut pelanggan kecewa dan beralih ke cucian motor tetangga :D duh segitunya amat lah nyari sesuap nasi.setelah cucian motor beres dan uang sepuluh ribu sudah ditangan, pelanggan sudah pergi, barulah si-awan mengambil Hp nya menge-check panggilan masuk beberapa menit yang lalu.panggilan dari seorang sahabat seperguruan Inisialnya naryo :D. si sahabt mengatakan bahwa akan diadakan acara penting berkaitan dengan organisasi yang mereka ikuti, sehingga si-Awan haru segera pulang.

Setelah meminta izin kepada pak Bos, Awan mempersiapakan segala sesuatunya untuk perjalanan pulang. namun terbesit  difikiranya sosok yang selalu ada mendukungnya baik dikala lapang maupun dikala sempit, sosok yang ,tidak pernah menuntut untuk selalu ditelpon, tidak pernah marah-marah ketika sms-nya tidak dibalas, selalu nelpon duluan meskipun pulsa-nya pas-pasan.selalu mendoakan disetiap sholatnya, dialah ibunda tercinta, sejenak terkenang saat -saat terakhir ketika si-Awan akan berangkat untuk kerja merantau ketika itu, Awan masih ingat betul suasana rumah yang sepi, jauh dari keramaian,Ayah yang selalu pergi dan jauh dari kata "memperhatikan" kebahagiaan ibunda tercinta. perawakan yang kurus itu, selalu terlihat begitu tegar menjalani hari-harinya yang sepi, sejenak air mata Awan berlinang membayangkan betapa sepinya suasana rumah dan suasana hati ibunya ketika Awan pergi, ayah nya jarang dirumah dan Hiburan satu-satunya hanya ada televisi yang hanya hidup dari jam 6 magrib sampai jam 11 tengah malam.

Rindu yang dalam, dan keinginan besar untuk mebahagiakan ibundanya  ternyata berbanding terbalik dengan kondisi keuanganya saat itu.dia ingat betul kalau sang ibu pernah meminta untuk dibelikan radio kepada ayah, tapi sampai 3 kali puasa dan 3 kali lebaran pun radio itu tak kunjung datang juga. ingin rasanya Awan membelikanya radio baru yang bagus. setelah menghitung uang yang dia punya ternyata hanya cukup untuk ongkos pulang-pergi saja. masih tersisa sedikit sih, sekitaran 50rb.

Sebelum berangkat kekampung halaman, Awan menyempatkan untuk pergi ke toko radio, ternyata harganya rata-rata diatas Rp.150.000, dengan sedikit mencoba-coba awan bertanya, ada radio second gak pak? bapak itu menjawab , oh ada dek, setelah melihat-lihat stok barang "bekas" yang ada, dengan harga yang sangat terjangkau dan tampilan yang masih bagus, akhirny ku bungkus tuh radio. sesampainya dirumah, ku berikan radio itu dengan hti yang terenyuh pilu. ternyata ibu sangat senang dengan oleh-oleh dari tersebut.maafkan ibu hanya itu yang bisa kuberi sementara ini,gumam-ku dalam hati.

Tiga tahun kemudian, disaat nasib mulai membaik, si-Awan bisa melanjutkan Kuliah, dan sang-ibu sudah dikelilingi oleh saudara-saudara dekatnya. intinya kehidupan baik lahiriah maupun batiniah Awan's Family sudah 'medingan (terkait cerita bagaimana akhirnya awan bisa kuliah, baca artikel sebelumnya). Awan pulang kerumah ketika kuliahnya libur. masih dilihatnya radio pemberianya disimpan dengan baik oleh sang ibu, digunakan dan dirawat dengan amat sangat hati-hati. menangis batin si-awan mengenang, dan sampai detik inipun sang ibu tidak tau kalau radio pemberian anaknya itu adalah radio bekas/Second. entah kapan Awan akan memberitahu yang sebenarnya pada sang ibu, mungkin setelah awan sukses dan dapat membelikan radio yang benar-benar baru.amin
Share:
Lokasi: Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Indonesia

3 comments: