Friday 11 September 2015

Laporan Mikrobiologi Umum : Teknik Perhitungan Mikroba

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM
TEKNIK PERHITUNGAN MIKROBIA







Oleh

Bayu Apriliwan
05031281320017



TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Organisme mikroskopis adalah organisme yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop. Salah satunya adalah bakteri yang merupakan organisme mikroskopis. Keadaan bakteri di alam ini ada yang bersifat menguntungkan dan ada yang bersifat merugikan bagi kepentingan manusia. Ada berbagai macam cara untuk mengukur jumlah sel, antar lain dengan hitungan cawan (plate count), hitungan mikroskopis langsung (direct microscopic count) yang menggunakan mikroskop serta ruang hitung (haemositometer) atau secara elektonis dengan bantuan alat yang disebut penghitung coulter (Ferdias.2008)
Untuk mengetahui konsentrasinya larutan tersebut harus dibakukan atau distandarisasikan makanya disebut larutan baku/standar. Cara yang paling umum untuk standarisasi adalah dengan titrasi. Pengenceran adalah penambahan pelarut kedalam suatu larutan jadi pada prinsipnya jumlah mol zat sebelum dan sesudah diencerkan tetap (Hutagaol, 2011).Salah satu jenis mikroorganisme adalah bakteri. Bakteri merupakan organisme uniselular yang tumbuh dengan cara pembelahan biner yaitu satu sel membelah secara simetris. Untuk mempermudah penghitungan koloni diperlukan pengetahuan mengenai morfologi bakteri tersebut sehingga(Lukas, Stefanus. 2007)
            Kehadiran mikrobia pada makanan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Ada beberapa cara untuk mengukur atau menghitung mikrobia yaitu dengan perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara langsung, dan pendugaan massa sel secara tak langsung. Perhitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu dengan hitungan mikroskopik, MPN (Most Probable Number), dan hitungan cawan. Dari ketiga metode tersebut metode hitungan cawan paling banyak dan mudah digunakan (Ferdias.2008)

B. Tujuan Percobaan
            Mengetahui dan memahami cara perhitungan mikrobia dalam bahan pangan yaitu dengan metode cawan,metode hemasitometer dan metode MPN.
II. TINJAUAN PUSTAKA
            Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel) seperti yang dilakukan pada percobaan ini (Dwidjoseputro, D.2005)
            Keadaan bakteri di alam ini ada yang bersifat menguntungkan dan ada yang bersifat merugikan bagi kepentingan manusia. Bakteri yang menguntungkan dan merugikan bagi kepentingan organisme akuatik perlu dipelajari  supaya bakteri yang menguntungkan, keberadaannya (kapasitas jumlahnya) dapat diperbanyak sedangkan untuk bakteri yang merugikan (patogen) jumlah populasinya dapat ditekan dan dapat dilakukan tindakan pencegahan atau antisipasi  infeksi bakteri tersebut (Umam, 2008). Dalam hal ini yang akan dibahas adalah bagaimana mengetahui kuantitas dari suatu bakteri. Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri, antara lain hitungan langsung dengan menggunakan mikroskop, dan hitungan tidak langsung dengan metode hitung cawan baik dengan metode cawan tuang maupun metode cawan sebar. (Ferdias.2008)
            Pengukuran kuntitatif populasi mikroba dari suatu sampel dilakukan untuk mengetahui kualitas bahan atau tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba yang ada dalam sampel tersebut. Sehingga dengan kita dapat mengetahui apakah mikroba tersebut berbahaya atau bahkan baik bagi lingkungan dalam jumlah tertentu.Untuk mengetahui perkembangan suatu bakteri membutuhkan pembuatan media dengan metode perhitungan bakteri yang ada dalam media. Ada banyaknya metode yang digunakan dalam menghitung jumlah bakteri secara kuantitatif dari suatu populasi bakteri. Proses penghitungan sel bakteri dapat dilakukan dengan beberapa metode baik secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya adalah metode hitung pada cawan petri (standard plate count), metode pengamatan langsung dengan kaca objek atau metode hitung dengan menggunakan haemocytometer, metode ukur kekeruhan (turbidimetri) menggunakan spektrophotometer dan metode jumlah perkitaan terdekat.
            Dalam praktikum kali ini menggunakan metode hitung koloni dicawan petri( standar/viable plate count methond ) dan spektrofotometer ( turbidimeter ), kedua metode ini sering sekali digunakan karena kedua metode ini terhadang menghasilkan hasil perhitungan yang mirip namun keduanya mempunyai prinsip yang berbeda.Adapun tujuan praktikum perhitungan jumlah bakteri kali ini ialah mengetahui berbagai cara menghitung jumlah sel dari biakan suatu bakteri.
            Hemasitometer adalah suatu ruang kaca dengan sisi yang menjulang dan kaca penutup yang akan menahan cairan tepat 0.1 mm dari atas lantai ruang kaca. Ruang hitung memiliki total luas permukaan 9 mm2 (Gunawan, 2011).Ada berbagai macam cara untuk mengukur jumlah sel, antara lain dengan hitungan cawan (plate count), hitungan mikroskopis langsung (direct microscopic count) yang menggunakan mikroskop serta ruang hitung (haemositometer) atau secara elektonis dengan bantuan alat yang disebut penghitung coulter (coulter counter) (Hutagaol, 2011).Penghitungan secara langsung dapat dilakukan secara mikroskopis yaitu dengan menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil. Alat yang digunakan adalah Petroff-Hauser Chamber atau Haemocytometer. Jumlah cairan yang terdapat antara coverglass dan alat ini mempunyai volume tertentu sehingga satuan isi yang terdapat dalam satu bujur sangkar juga tertentu (Yustiah, 2011).
Karena ukuran bakteri sangat kecil, menghitung jumlah bakteri dalam sampel bisa sulit. Meskipun jumlah langsung dengan mikroskop, mereka memerlukan banyak waktu dan keahlian. Sebuah metode yang lebih mudah adalah untuk menyebarkan bakteri di wilayah yang luas (plate agar yaitu nutrisi) dan menghitung jumlah koloni yang tumbuh. Jika bakteri ini menyebar cukup, setiap sel bakteri dalam sampel asli harus menghasilkan koloni tunggal. Biasanya, sampel bakteri harus diencerkan jauh untuk mendapatkan jumlah yang wajar (Eema, 2011).Ketika bermaksud untuk menentukan jumlah sel dalam kultur bakteri salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan melakukan pengenceran serial. Karena jumlah sel bakteri biasanya sangat tinggi dalam sampel asli anda (Dwidjoseputro, D.2005)
Metode ini memiliki beberapa kelemahan, namun. Cedera bakteri mungkin tidak selalu membentuk koloni. Juga, karena tidak ada solusi tunggal yang pengencer mendukung pertumbuhan semua jenis bakteri, beberapa bakteri dapat dibiarkan keluar dari setiap prosedur penghitungan yang diberikan ( Dwidjoseputro, D.2005)

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu
            Praktikum ini dilaksnakan pada hari senin tanggal 22 september 2014 pukul 10.00 sampai dengan selesai di laboratorium Kimia Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.

B. Alat dan Bahan
           
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah: 1) Cawan petri, 2), pipet volume 3.) inkubator, 4)pemanas bunsen, 5)spatula, 6) Tabung reaksidan 7) Tabung durham,8) hemasitometer
            Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah: 1) Aquadesh, 2) Media TSA, 3) sampel yang telah diencerkan(tahu), 4) sampel air minum kemasan, 5) sampel air keran.6)LB(lactosa broth) 7)Yeast murni.

C. Cara Kerja
A. Metode Hitungan cawan
Cara kerja dalama peraktikum ini adalah sebagai berikut:
1.              Contoh yang telah diencerkan disiapkan.
2.              Cawan petri diberi kode masing masing pertingkat pengenceran
3.              Larutan contoh diambi 1 ml,dan dimasukan kedalam cawan petri.
4.              Kemudian tambahkan media yangelah diencerkan sebanyak 10 -15 ml keddalam    cawan petri dan homogenkan
5.              Media diiarkan mengeras baru kemudian dibalik
6.              Letakan cawan petri kedalam inkubator (temperatur kamar)selama 24 jam
7.              Jumlah koloni yang hidup dihitung.
8.              Apabila terdapat koloni yang menyebar maka dihitung sebagai koloni,namun apabila         lebih dari 25% perhitungan tidak dapat dilakukan.


B.  metode Hemasitometer
Cara kerja dalama peraktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Bersihkan permukaan hitung hmasitometer, juga bersihkan kaca tutup hemasitometer sampai bersih dari sisa sisa minyak pada permukaanya.
2.      Letakan kaca hitung hemasitometer diatas permukaaan hitung hemasitometer.
3.      Ambil yeast 0,1-0,5 ml dengan pipet pasteur.
4.      Dengn cermat taruhlah ujung pipet pasteur yang berisi suspensi ruang hemasitometer ,tutup kaca.
5.      Taruhlah hemasitometer diatas mikroskop.amati.
6.      Cara menhitung keseluruhanya ada 9 area,hitung yang ada didalam kotak yang ditengah yang didalamnya terdapat 400 kotak kecil.(25 x 16)

C. Mettode MPN
Cara kerja dalama peraktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Siapkan tabung reaksi 10 ml,LB 1 dan LB 2. Lalu dalam setiap tabung itu masukan tabung dirham.
2.      Penentuan E.coli dalam metode ini menggunakan sistem 3:3:3 yang  artimya tabugn reaksi steril yang berisi masing masing 10 ml LB diinokulasikan dengan 3 ml larutan contoh bahan.
3.      Homogenkan dan inkubasikan pada suhu 350 c – 0,50 c slama 24 jam.
4.      Setelah diinkubasi, dihitung tabung reaksi yang menunjukan adanya pembentukan gelembung gelembung gas dalam tabung durham.





IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil
Berikut merupakan hasil dari praktikum perhitungan mikrobia :
Tabel 1. Hasil perhitungan mikroba Pour Plate Method
Kelompok
Pengenceran Pour Plate Method
I
211
53
II
155
174
III
pecah
159
IV
36
69

Tabel 2. Hasil perhitungan Spread Method
Kelompok
Pengenceran Spread Method
I
24
50
II
38
67
III
116
62
IV
101
203

Tabel 3. Hasil perhitungan Metode Hemasitometer
Kelompok
Jumlah Koloni (sel/mm3)
I

II

III
11 x 105
IV
8,5 x 105

Tabel 4. Hasil perhitungan mikroba dengan Metode MPN
Kelompok
Sampel
Hasil
Total
A
B
C
I
Air aqua
0
0
0
0
II
Air WC
2
0
0
0,091
III
Air cuci piring
3
3
2
11,00
IV
Air keran
2
3
0
0,29



B. Pembahasan
            Dari hasil pengamatan diatas dapat diketahui bahwa Bakteri dapat dihitung menggunakan metode standar plate count. Cara kerja metode ini yaitu pertama menyiapkan alat dan bahan yang digunakan. Setelah itu, mengencerkan 3 tabung PCA dalam air mendidih.kemudian mendinginkan agar antara 5-10 menit.selanjutnya, menuangkan  agar ke cawan petri dan biarkan membeku.lalu, menyiapkan  TSB biakan bakteri untuk pengenceran yang diletakan pada tabung reaksi sebanyak 5 ml.setelah tiu, menyiapkan 3 tabung TSB murni 5ml untuk seri pengenceran lalu masing-masing dibuang 0,5 ml atau 500 µl hingga menjadi 4,5 ml. Pada pengenceran pertama ambil 0,5 ml dari TSB yang berisi 5 ml biakan bakteri, kemudian homogenkan. Pada pengenceran ke dua ambil 0,5 ml pada pengenceran pertama kemudian dihomogenkan.Pada pengenceran ke tiga ambil 0,5 ml pada pengenceran ke dua kemudian dihomogenkan, lalu beri label pada masing-masing seri tabung pengenceran. Kemudian pindahkan larutan dari pengenceran pertama banyak 25µl ke PCA. Kemudian pindahkan larutan dari pengenceran kedua banyak 25µl ke PCA. Kemudian pindahkan larutan dari pengenceran ketiga banyak 25µl ke PCA.selanjutnya ,cawan petri di beri label sesuai pengencerannya dan dilekatkan dengan para filemInkubasi selama 18-24 jam.Setelah diinkubasi lakukan pengamatan. Kemudian, menghitung cawan yang tumbuh bakteri 30-300 saja. Lalu, membersikan dan membereskan alat dan bahan yang digunakan
            Metode cawan petri / plate count metode dengan penaksiran jumlah kepadatan bakteri secara tidak langsung dan penghitungan bakterinya hanya yang hidup saja yang mati tidak. Dalam metode ini dilakukan pengenceran yang berseri 101-1010 agar populasi dapat terbaca, pengenceran yang menghasilkan 30-300 bakteri saja yang dapat dibaca dan dikatakan berhasil karena bila kuarang dari 30 untuk alasan statistic tidak dapat diterima bila lebih dari 300 kemungkinan ada koloni yang terlalu padat, terlalu dekat satu dengan yang lainya. Kelebihan metode ini perhitungan lebih meyakinkan karena yang dihitung bakteri yang hidup saja, dapat menghitung jasad renik lain sekaligus serta mengidentifikasi dan mengisolasi jasad renik mengetahui pertumbuhan jasad renik tersebut namun kekurangannya butuh waktu yang lama, media serta kondisi inkubasi yang berbeda menghasilkan data yang berbeda, membutuhkan media yang padat kering agar metode berhasil, dan terkadang hasil perhitungan tidak menunjukan hasil sebenarnya karena sel mungkin membuat koloni lain.
            Dengan menggunakan kedua metode ini perhitungan bakteri bias dilakukan, hasil dari kedua metode ini hamper menghasilkan perhitungan yang mirip, dapat diperkuat dari data diatas dengan  spektro perhitungan bakteri amad banayak dan dicawan begitu banyak sehingga tak dapat dihitung dengan biasa.Praktikum kali ini mengalamin kegagalan karena pada metode cawan petri tidak dapat terbaca melebihi toleransi pembacaan 30-300 koloni, populasi bakteri yang begitu banyak tak dapat dihitung karena waktu inkubasi yang terlalu lama sehingga baktri berkembang terlalu banyak mungkin seharusnya 18 jam sudah dapat dibaca namun ini 24 jam, dan saat melakukan spread pada media tidak kering masih ada air seharusnya sampai kering spread selama 5 menit serta pengenceran seri yang kurang cuma sampai 103 mungkin bias sampai 106 seri pengenceranya.
            Dalam mikrobiologi , pembentuk koloni Unit (CFU) adalah perkiraan yang layak bakteri atau jamur angka. Tidak seperti langsung mikroskopis jumlah mana semua sel, mati dan hidup, dihitung, CFU memperkirakan sel layak. Munculnya koloni terlihat membutuhkan pertumbuhan yang signifikan dari sel awal berlapis - pada saat menghitung koloni itu tidak mungkin untuk menentukan apakah koloni muncul dari satu sel atau 1.000 sel. Oleh karena itu, hasilnya diberikan sebagai CFU / mL (unit pembentuk koloni per mililiter) untuk cairan, dan CFU / g (unit pembentuk koloni per gram) untuk padatan untuk mencerminkan ketidakpastian ini (bukan sel / mL atau sel / g ). (Wikipedia, 2012).semua alat dan bahan yang akan digunakan, Kemudian memastikan alat dalam kondisi baik, lalu nyalakan mesin dengan menekan tombol ‘power’ di bagian belakang mesin. Setelah itu, menekan tombol A/T/C,dan  pilih absorbance (A). Lalu bersihkan bagian luar cuvet yang transparan menggunakan tissue, selanjutnya memasukkan cuvet ke dalam cell holder pada sample chamber dan cuvet harus diletakkan hingga sampai dasar cell. Lalu tutup sample chamber. Dan tekan tombol  ABS 100%T untuk mengatur blanko pada konsentrasi 0 Pilih panjang gelombang yang akan digunakan untuk mengukur sampel 550-600 nm. Lalu mebersikan cuvet dan menyiapkan sampel yang akan diukur, pastikan sampel homogen sebelum memasukkan ke dalam cuvet. Kemudian memasukkan sampel ke dalam cuvet hingga volume minimal ¾ dari tinggi cuvet. Dan pastikan bagian luar cuvet besih. Stelah itu memasukkan  cuvet ke dalam cell holder, lalu tutup sample chamber. Selanjutnya membaca absorbansi-nya lalu mencatat datanya setelah selesai ambil kuvet dan membersihkan semua alat dan bahan yang digunakan.
V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Dalam mikrobiologi , pembentuk koloni Unit (CFU) adalah perkiraan yang layak bakteri atau jamur angka
2.      penghitungan bakteri dengan metoda hitungan cawan dilakukan karena mempunyai kelebihan yakni mudah dan efektif dalam proses penghitungan mikroba dan juga bakteri yang dihitung adalah bakteri yang tumbuh saja.
3.      populasi bakteri yang begitu banyak tak dapat dihitung karena waktu inkubasi yang terlalu lama sehingga baktri berkembang terlalu banyak mungkin seharusnya 18 jam sudah dapat dibaca namun ini 24 jam
4.      Pertumbuhan mikoorganisme tergantung dari tersedianya air, dan bahan-bahan yang berguna bagi bakteri.
5.      Media agar digunakan karena komposisinya yang terdiri dari ekstrak daging sapi didalamnya yang mengandung protein, karbohidrat, vitamin, dan sedikit lemak.





DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D.2005. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.

Ferdias.2008.Sterilisasi.(onlin).http://www.academia.edu/directory/educationnad_training/secondary. (diakses pada tanggal 17 september 2014)

Hadioetomo. Ratna Siri. 2007Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Utama

Indra. 2008.Mikrobiologi dan ParasitologiI. PT. Citra AdityaBakti; Bandung.

Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Andi.

Nursina.2012.Sterilisasi.(online).https://www.academia.edu/7236446/Laporan_Sterilisasi_Alat -alat_mikrobiologi. (diakses pada tanggal 17 september 2014).

Riantini. (2008). Sterilisasi secara fisik. (onlin). http:/ / www.ed.uiuc.edu./mikroorganisme/ste rili-sasi-secara-fisik/Html. (diakses pada tanggal 17 september 2014)

Suriawira. 2005. Pengantar Mikrobiologi Umum . Angkasa.Bandung.

Yusriani, dr. 2008.Kumpulan Diktat Kuliah Mikrobiologi.UIT;Makassar


Lay dan Hatowo, 2009. “Mikroorganisme; Sterilisasi Alat Kimia”. Perlakuan perlepasan mikroorganisme. 28 (2), 30-34.
Share:

0 komentar:

Post a Comment