Saturday, 11 July 2015

Coretan kecil : Kemana Para Pemuda?

Hari ini senang sekali rasanya dapat kuhirup udara segar desa kelahiran. setelah beberapa bulan terkhir berpenat ria dan berpeluh penuh perjuangan, akhirnya bisa kudapati juga hari libur yang kunanti-nantikan ini.

Bertepatan dengan  bulan puasa alias bulan ramadhan, malam pertama didesa tercinta tak ingin kulewatkan suasana khidmat dan bersahajanya shola tarawih berjamaah dimusholah dekat rumah ku. Jalan-jalan malam ini nampak lenggang dan ramai - riuh yang biasa terdengar di musolah itu tak bisa lagi ku dengar dari kejauhan. mendekat beberapa meter dari pintu masuk, ternyata benar dugaan ku, malam ini jamaahnya tidak seramai ekspektasi hati dedek heheheh. tapi tak apalah mungkin memang malam ini saja yang sepi, hati ini masih berusaha untuk berhusnuzhon.

Malam kedua saya tarawih dimushola tercinta, yang bertepatan dengan malam ke 24 ramadhan (karna saya baru libur kuliah pada hari ke 22 ramadhan 1436 H). ternyata suasananya masih sama dengan malam kemarin, yang terasa justru jamaah ini hanya kumpulan ibu-ibu yang sudah berumur (gadis-gadis tahun 90-an ) heheheh. begitupun jamaah ikhwan nya alias bapak-bapaknya, sama saja, rata-rata seumuran veteran perang jaman kemerdekaan semua hehehe. waduuh ini anak-anak bujang gadis dan para pemuda tiang bangsa pada kemana.


Padahal berdasakan statistik badan kependudukan manual (ngitung sendiri ;D) jumlah anak remaja di lingkungan musholah ini lebih dari 20-an loh, terus pada kemana? lah kok para orang tua membiarkan begitu saja? tidak diajak ikut kemesjid gitu? apa mau masuk syurga  sendiri gitu? Astagfirullah, saya jadi ngeri melihat perkembangan kebiasaan dan gaya hidup remaja dewasa ini yang mendewakan pola hidup hedonis, berfoya-foya, dan melpakan dari mana mereka berasal dan kemana mereka akan kembali.

Malam ini saya kembali berhitung, jumlah remaja yang hadir tak lebih dari 4 cowok dan beberpa remaja putri yang seusia SD, tak begitu tau jumlah persisnya karena tak menghitung dan memperhatikan dengan seksama, coba bertanya dari satu oerang ke orang lainya kenapa begini dan kenapa begitu? jawaban yang saya dapat, mereka (orang tua) tidak tega memaksa anaknya untuk kemasjid, yah wujud rasa sayang yang salah kaprah saya katakan. karna rasa sayang yang hakiki seharusnya memandang secara lebih jauh kedepan, akan dikemanakan anak nya nanti jika kemasjid saja tidak pernah, TV menjadi sahabat setiap saat, seharusnya kalau sayang, jangan jerumuskan anak pada hal-hal yang menjauhkanya dari Allah SWT,

Jawaban kedua : "yah dari pada dimusholah ribut mas, malah ganggu jamaah yang lain jadi gak khusu' sholatnya nanti"? sekilas retorika nya masuk akal temen-temen, tapi bukankah yang namanya anak kecil kodratnya memang suka ribut gitu kan? ibarat garam sudah kodratnya asin, gula kodratnya manis, dan kentut kodratnya bauk =D. jadi ya hal biasa jika ada anak kecil yang nangis ketika sholat gitu. so hal itu lebih baik, karena mengenalkan masjid, dan rutinitas ibadah kepada anak sejak dini itu akan sangat baik untuk perkembangan anak tersebut. itu sih menurut hemat saya loh jeng :D.

Pembahasan mengenai kemerosotan semangat mentalitas pemuda islam dewasa ini sebenarnya amatlah kompleks, sehingga tidak mungkin dapat terselesaikan dalam 1-2 halaman saja. setidaknya saya mengajak rekan-rekan untuk mari sama-sama berfikir tentang kelanjutan generasi muda islam kedepan. mari ikut andil meskipun hanya dengan sepatah doa. karena ketika pemuda suatu bangsa sudah bejad moralnya, maka tinggal tunggu saja kehancuran bangsa tesebut.
Share:
Lokasi: Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Indonesia

2 comments: