Wednesday 1 July 2015

Laporan Mikrobiologi Umum Sterilisasi

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM
STERILISASI






Oleh

Bayu Apriliwan
05031281320017




TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014



I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari mikroorganisme dalam kultur murni, para mikrobiolog memerlukan alat-alat yang menunjang dalam usaha mendapatkan kultur  murni. Dalam mikrobiologi, peralatan laboratorium merupakan unsur penting yang harus ada. Peralatan yang ada dalam laboratorium pun haruslah steril agar dapat menunjang pekerjaan yang berhubungan dengan mikroorganisme dan hal tersebut merupakan syarat mutlak. Artinya, pada bahan atau peralatan yang akan digunakan harus bebeas dari mikroorganisme yang tidak diingikan yang dapat merusak media atau koloni suatu mikroorganisme yang diinginkan.  Adapun peralatan yang umumnya digunakan di dalam laboratorium mikrobiologi antara lain : Media yaitu; cair, semi solid, solid (agak miring (siant), agak tegak (deep), agak cawan(plate)) dan peralatan yaitu;  autoklaf, tabung kultur, cawan petri, jarum inokulasi, pipet, waterbath, inkubator, dan lemari pendingin (Suriawira,2005)
            Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Ketika anda untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya anda telah menggunakan salah satu sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai dalam pekerjaan mikrobiologis akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif (Hadioetomo, 1993).
          Ada tiga cara yang umum digunakan dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia dan penyaringan (Filtrasi). Bila panas digunakan bersama – sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembut atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering (Hadioetomo, 1993).
          Sterilisasi kimiawi dapat dilakukan  dengan menggunakan gas atau radiasi. Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin dilaboratorium mikrobiologi ialah yang menggunakan panas (Hadioetomo, 1993).
Mikroorganime hidup di segala tempat (tanah, air udara makanan, pembuangan, dan pada permuikaan tubuh). Keberadaan mereka yang ada di segala tempat menyulitkan para mikrobiolog untuk memperoleh suatu koloni mikroorganisme tertentu dan yang sejenis tanpa adanya mikroorganisme lain yang mencampuri koloni tersebut. Kultur mikroorganisme yang tersusun dari sel-sel sejenis (tuinggal) disebut juga sebagai kultur murni.
Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi. Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secar sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang  mengkontaminasi media. Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-alat terbebas dari segala bentuk kehidupan. Seperti yang telah disebutkan bahwa tujuan sterilisasi untuk mematikan mikroorganisme yang tidak diinginkan agar tidak ikut tumbuh.
Ada beberapa teknik sterilisasi, yaitu dengan cara fisik dengan panas, mekanik dengan filtrasi dan kimia dengan senyawa-senyawa kimia. Dalam praktikum ini kami mencoba mempelajari bagaimana cara mensterilisasi alat-alat yang nantinya dipakai untuk bekerja di dalam laboratorium mikrobiologi. Kami mencoba untuk melakukan sterilisasi guna bekal untuk keberhasilan dalam menumbuhkan suatu biakan koloni mikroorganisme yang diinginkan.

B. Tujuan Percobaan
Untuk memahami cara sterilisasi dengan menggunakan autoclave dalam kondisi yang aseptis.


II. TINJAUAN PUSTAKA
            Suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, jika ditumbuhkan di alam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat berkembang baik dinamakan Sterilisasi . Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992). Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan (Lay dan Hatowo, 1992).
            Sterilisasi ada beberapa cara diantaranya sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170-1800C  dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas). Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin). Sterilisasi secara makanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sitem kerja filter, seperti pada saringan adalah melakukan seleksi terhadap pertikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (suriawiria, 2005)
            Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave uap yang mulai diangkat dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 1210C selama 15 menit. Adapun alasan digunakannya suhu 1210C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada ketinggian permukaan laut. Autoclave merupakan alat yang essensial dalam setiap laboratorium mikrobiologi, ruang sterilisasi di rumah-rumah sakit serta tempat-tempat lain yang memproduksi produk steril. Pada umumnya (tidak selalu) autoclave dijalankan padaa tekanan kira-kira 15-16 per  (5 kg/cm2) pada suhu 1210C . Waktu yag diperlukan untuk sterilisasi bergantung pada sifat bahan yang disterilkan, tipe wadah dan volume bahan. Misalnya 1000 buah tabung reaksi yang masing-masing berisi 10 ml medium cair dapat disterilkan dalam waktu 10-15 menit pada suhu 1210C, sedangkan jumlah medium yang sama bila ditempatkan dalam wadah 10 wadah berukuran 1 liter akan membutuhkan 1 liter akan membutuhkan waktu 20-30 menit pada suhuyang sama untuk menjamin tercapainya sterilisasi (Pelczar dan Schan, 1992).
            Antonie Van Leuwenhook adalah orang yang pertama kali melihat bakteri dengan menggunakan instrumen optik yang terdiri atas lensa bikonvens. Pada waktu itu ia menemukan bakteri dalam berbagai cairan, diantara cairan tubuh, air, ekstrak lada, serta bir. Penemuan mikroskop pada waktu itu membuka peluang unttuk dilakukannya penelitian mengenai proses terjadinya fermentasi dan penemuan jasad renik penyebab penyakit (Ferdias, 1992).
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi (Indra, 2008) :
1. Sterilisasi mekanik/Filtrasi
Sterilisai secara mekanik (filtrasi) dikerjakan dalam suhu ruangan dan menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil ( 0.22 mikron atau 0.45 mikron ) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Sterilisasi ini ditujukan untuk bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi Fisik
Sterilsasi fisik dapat digunakan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Terdapat empat macam sterilisasi dengan pemanasan :
a.  Pemijaran Api
membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b.  Panas kering
Sterilisasi panas kering yaitu sterilisasi dengan menggunakan udara panas. Karakteristik sterilisasi kering adalah menggunakan oven suhu tinggi (170-180’C) dengan waktu yang lama (1-3 jam). Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. Sebelum dimasukkan ke dalam oven alat/bahan teresbut dibungkus, disumbat atau dimasukkan dalam wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi ketika dikeluarkan dari oven.
c. Uap panas
Konsep ini hampir sama dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap panas bertekanan (Autoclaving)
Alat yang digunakan adalah autoclave. Cara kerja alat ini adalah menggunakan uap panas dengan suhu 121oC selama 15 menit pada tekanan 1 atm. Sterilisasi uap tergantung pada:
1) alat/bahan harus dapat ditembus uap panas secara merata tanpa mengalami kerusakan
2) Kondisi steril harus bebas udara (vacum)
3) Suhu yang terukur harus mencapai 121oC dan dipertahankan selama 15 menit.
Bahan/alat yang tidak dapat disterilisasi dengan uap panas adalah serum, vitamin, antibiotik, dan enzim, pelarut organik, seperti fenol, buffer dengan kandungan detergen, seperti SDS. Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum ¾ dari total volumenya.
Prosedur dalam penggunaan autockave :
a)    Pelajari bagian-bagian autoclave dan fungsinya masing-masing.
b)   Tuangkan air suling ke dalam autoclave hingga batas yang dianjurkan.
c)    Masukkan alat/bahan yang akan diserilkan, ditata sedemikian rupa sehingga uap air secara merata dapat menembus alat/bahan yang akan disterilkan tersebut.
d)   Tutup autoclave dan hidupkan alat. Perhatikan tahap kenaikan suhu dan tekanan pada autoclave. Tunggu hingga alat mencapai suhu 121oC selama 15 menit. Autoclave akan otomatis membunyikan alarm, jika proses sterilisasi sudah selesai.
e)    Hindari membuka tutup autoclave begitu proses sterilisasi selesai, tunggu sampai tekanan dan suhunya turun.
Sterilisasi fisik dengan penyinaran dapat dengan menggunakan sinar Ultra Violet (Riantini, 2001)
3. Sterilisasi kimiawi
Digunakan pada alat/bahan yang tidak tahan panas atau untuk kondisi aseptis (Sterilisasi meja kerja dan tangan). Bahan kimia yang dapat digunakan adalah Alkohol, asam parasetat, formaldehid dll.


III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu
            Praktikum ini dilaksnakan pada hari senin tanggal 15 september 2014 pukul 10.00 sampai dengan selesai di laboratorium Kimia Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.

B. Alat dan Bahan
           
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah: 1) Autoklaf, 2) Bunsen, 3) Cawan petri, 4), Erlenmeyer, 5) Pipet mikro, 6) Tabung reaksi
            Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah: 1) Aquadesh, 2) Agar-agar, 3) Kapas, 4) Kertas, 5) Plastik.

C. Cara Kerja
Cara kerja dalama peraktikum ini adalah sebagai berikut:
1.    Alat yang akan digunakan dicuci bersih dan dikering anginkan.
2.    Alat tersebut kemudian dibungkus dengan kertas hingga semua bagian tertutup rapat. Kemudian semua alat dibungkus dengan plastik HDPE dan diikat dengan karet.
3.    Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu bayaknya air dalam autoklaf. Gunakan air destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
4.    Masukan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup harus dikendorkan.
5.    Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan buat pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
6.    Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 1210C.
7.    Tunggu sampai air mendidih,. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
8.    Jika alaram tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompertemen turun hingga sam dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasildariketidakpastiandalampengukuransebagaiberikut :
No
Nama Alat
Gambar Alat
Keterangan
1
Autoklaf
Description: http://www.zirbus.com/laboratory-autoclaves.jpg
Autoklaf disini digunakan untuk mensterilkan alat-alat laboratorium yang ingin kita gunakan dengan mengunakan tekanan uap dengan suhu 1210C selama 15 menit.
2
Bunsen
Description: http://202.67.224.131/pdimage/49/s_3998749_bunsenpembakarspirtus.jpg
Bunsen disini gunakan sebagai alat pemanas sementara untuk membunuh mikroorganisme yang ada disekelilingnya pada saat pengambilan sampel ataupun penanaman sampel pada media tanam.
3
Cawan petri
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgw_OzufInc5aRWskDzYXvr4spA3vpj0BHblg7NlOa0gYDkD4wtQpTHKyIOm45r10Y_rTAl201BqCKZjq6070E-PtOYvgFUPaFeWb3DE1pWvb2Nizyd-Wwao8YpW0RkzRhht2mdzKfua49c/s1600/PETRI-DISHES.jpg
Cawan petri digunakan sebagai media tanam mikrobia dengan tambahan bahan didalam cawan yaitu agar-agar.
4
Erlenmeyer
Description: http://www.humboldtmfg.com/product-images/H-4917.250_lg.jpg
Erlenmeyer disini berfungsi menampung sementara aquadrest yang sudah di sterilisasikan.
5
Pipit mikro
Description: http://www.labor.com.tr/modules/catalog/products/pr_01_10820_min.jpg?rev=1370882481
Pipet mikro disini digunakan untuk mengambil sampel dengan sekala kecil.
6
Tabung reaksi

Description: http://202.67.224.140/pdimage/60/4006260_tabung.jpg

Tabung reaksi digunakan sebagai tempat pencampuran aquadrest dengan sampel yang telah diambil dengan pipet mikro.
7
Kapas
Description: http://intisari-online.com/media/images/2525_trik_membersihkan_menggunakan_bola_kapas.jpg
Kapas digunakan sebagai penutup mulut erlenmeyer pada saat disterilisasikan agar uap tidak keluar, juga digunakan untuk menutup mulut tabung reaksi.
8
Kertas
Description: http://bonisena.blog.ugm.ac.id/files/2014/08/kertas.jpg
Kertas untuk membungkus alat-alat leb yang akan disterilisasikan agar tidak pecah lalu dibungkus pelastik.
9
Plastik HDPE
Description: http://202.67.224.132/pdimage/60/s_2573160_plastikuv_resize.jpg
Plastik HDPE ini digunakan untuk membungkus alat-alat kimia yang ingin disterilkan.



B. Pembahasan
   Yang dimaksud sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda (Hadioetomo, 1993).
Sterilisasi alat–alat laboratorium untuk pengamatan mikroba sebelum digunakan adalah penting, cara yang salah satu yang dapat digunakan adalah Autoclave.
Autoclave adalah cara sterilisasi dengan menggunakan uap bertekanan panas. Autoclave merupakan sebuah alat yang terdiri atas suatu bejana yang tahan terhadap tekanan tinggi yang dilengkapi manometer (barometer), termometer dan klab bahaya. Prinsip kerja alat ini sama dengan prinsip kerja kukusan hanya saja memiliki tekanan sehingga menghasilkan panas yang lebih tinggi.
Dalam pratikum  ini kita telah mengenal beberapa alat mikroba yang dimana alat–alat tersebut mempunyai peranan masing–masing. Seperti cawan petri dan erlenmeyer yang dapat kita gunakan untuk peletakan media. Tabung reaksi yang berguna untuk meletakkan agar miring, dan untuk meletakan tabung ini kita bisa menggunakan rak tabung reaksi. Mikropipet dan pipet hisap yang dapat kita gunakan untuk mengambil suspensi mikroba, yang dapat dibantu oleh bluetip dan yellowtip. Untuk membuat wilayah steril kita dapat menggunakan lampu bunsen.
Untuk mengaduk sample kita dapat menggunakan spatula dan magnetic stirer serta shaker. Untuk steril media kita dapat menggunakan autoclave dan oven, dan inkubator dapat digunakan untuk menginkubasi media dengan suhu ruang.
Dalam sterilisasi yang menggunakan autoclave kita menggunakan suhu 121°C, ini dikarenakan pada suhu ini mikroorganisme sudah mati. Pada sterilisasi alat dibutuhkan waktu 20–30 menit, dan untuk bahan 15 menit.
Pada waktu sterilisasi alat dan bahan terdapat perbedaan waktu, ini di karenakan besar tekanan yang digunakan tergantung pada macam bahan dan alat yang disterilkan, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan.
Dalam percobaan ini mungkin saja teradi faktor kesalahan, contohnya seperti pada saat pembukusan cawan petri mungkin saja akan salah pembukusan dan terbaliknya cawan petri.

Bahan-bahan yang biasa  disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang umum, air suling, peralatan laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan-bahan dari karet.
Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah,yaitu :
a)    Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul dari ruang autoklaf (sterilisator).
b)   Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenah  iuap, karena itu tabung dan labu kosong harus  diletakan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap di dasarnya.
c)    Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cairan harus permeable terhadap uap.
d)   Suhu sebagaimana yang terukur oleh termometerharus mencapai121°C dan dipertahankansetinggi itu selama 15 menit.
Sterilisasi dapat berjalan baik bilamana seorang praktikan sebelumnya telah dibekali dengan pengetahuan mengenai pengenal analat  sehingga pada praktikum ini tujuan sterilisasi dapat tercapai dan peralatan serta bahan yang disterilisasi tersebut tidak rusak dan juga dapat dengan tepat mengambil keeputusan metodesterilisasi yang akan dipakai.
















V. KESIMPULAN
Dari percobaan ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.      Sterilisasi adalah suatu perlakuan membebaskan benda yang akan digunakan dari mikroorganisme kontaminan.
2.      Metode sterilisasi antara lain secara fisik, kimia, dan mekanik.
3.      Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan menggunakan udara panas atau uap air panas dengan tekanan tinggi dengan temperatur uap 1210C.
4.      Sterilisasi secara kimia menggunakan desinfektans, larutan alkohol, larutan formalin latutan AMC, karena dapat membunuh mikroba dengan tekanan osmotiknya.
5.      Sterilisasi secara mekanik yaitu menggunakan saringan atau filter.




















DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D.2005. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.

Ferdias.1992.Sterilisasi.(onlin).http://www.academia.edu/directory/educationnad_training/secondary. (diakses pada tanggal 17 september 2014)

Hadioetomo. Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Utama

Indra. 2008.Mikrobiologi dan ParasitologiI. PT. Citra AdityaBakti; Bandung.

Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Andi.

Nursina.2012.Sterilisasi.(online).https://www.academia.edu/7236446/Laporan_Sterilisasi_Alat -alat_mikrobiologi. (diakses pada tanggal 17 september 2014).

Riantini. (2001). Sterilisasi secara fisik(onlin). http:/ / www.ed.uiuc.edu./mikroorganisme/ste rili-sasi-secara-fisik/Html. (diakses pada tanggal 17 september 2014)

Suriawira. 2005. Pengantar Mikrobiologi Umum . Angkasa.Bandung.

Yusriani, dr. 2008.Kumpulan Diktat Kuliah Mikrobiologi.UIT;Makassar

Lay dan Hatowo, 1992. “Mikroorganisme; Sterilisasi Alat Kimia”. Perlakuan perlepasan mikroorganisme. 28 (2), 30-34.




Share:
Lokasi: Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Indonesia

0 komentar:

Post a Comment