Friday 11 September 2015

Laporan Biokimia I : Lipida

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM BIOKIMIA 1
LIPIDA





OLEH
Bayu Apriliawan
05031281320017
KELOMPOK 1




TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014

I.  PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            suatu zat yang tidak larut dalam air yang dapat dipisahkan dari tanaman atau binatang disebut lemak. Sedangkan perkataan minyak dapat mempunyai dua pengertian. Bila digunakan bersama-sama dengan kata lemak dalam ekspresi lemak dan minyak maka dapat diartikan bahwa zat tersebut sebagai lemak, kecuali bila ia merupakan bentuk cairan yang sempurna pada suhu biasa, maka ia disebut minyak. Minyak sendiri dapat dibedakan secara fundamental dari berbagai macam cairan lain seperti minyak tambang dan minyak atsiri (Abdi, 2001)
           Lemak memiliki stuktur yang bermacam-macam. Struktur lemak pada umumnya sama, perbedaannya tidak begitu banyak, misalnya antara lemak daging dan minyak.Minyak dan lemak selain memberikan nilai kalori paling besar diantara zat gizi lainnya  (Berry. S, 2000).minyak dan lemak dapat memberikan rasa gurih, tekstur dan penampakan bahan pangan menjadi lebih menarik, dan permukaan yang kering. Minyak dan lemak merupakan pelarut vitamin A, D, E, dan K yang sangat diperlukan tubuh. Dengan demikian minyak dan lemak mempunyai peranan yang penting untuk kesehatan tubuh manusia (Anwar A. 2004).                                         Mentega adalah produk dari lemak susu dimana kedalamnya ditambahkan garam ke dalamnya untuk mendapatkan rasa yang lebih baik dan untuk menjaaga mutu. Mentega merupakan sumber vitamin A yang sangat baik dan merupakan bahan makanan berenergi tinggi (7-8 kalori/gram) dan tidak mengandung laktosa dan mineral, serta berprotein rendah (Bayu. D, 2002)


B. Tujuan
            Tujuan dari praktikum ini untuk mengetahui struk dan sifat-sifat asam lemak

II. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil
Tabel 1. Uji Kelarutan Lemak
No.
Sampel
Tabung
Pereaksi
Hasil
Keterangan
1.
Minyak Goreng
I
II
III

IV
V
1 ml air
1 ml bensin
1 ml alkohol 96%

1 ml hexan
1 ml NaOH
Tidak larut
Larut
Sedikit larut

Sangat larut
Larut
Terbentuk 2 lapisan
Tidak terbentuk lapisan
Terdapat gelembung-gelembung kecil
Tidak terbentuk lapisan
Terdapat busa
2.
Mentega
I
II
III
IV
V
1 ml air
1 ml bensin
1 ml alkohol 96%
1 ml hexan
1 ml NaOH
Tidak larut
Sedikit larut
Sedikit larut
Sangat larut
Tidak larut
Terbentuk 2 lapisan
Terbentuk 2 lapisan
Terbentuk 2 lapisan
Tidak terbentuk lapisan
Terbentuk 2 lapisan

Tabel 2. Reaksi Penyabunan dan Sifat-sifat Asam Lemak
No.
Sampel
NaOH
Pemanasan
HCl
Keterangan
1.
Minyak Goreng
42 ml
5 menit
5 ml
§ HCl : terbentuk 2 lapisan, di atas warna kuning dan di bawah bening, sabunnya berkurang.
§ Bensin : terbentuk penyabunan ditandai adanya butiran sabun.
§ Alkohol 96% : tidak terjadi penyabunan, tidak membentuk busa atau butiran sabun.
2.
Mentega
42 ml
20 menit
5 ml
§ HCl : terjadi emulsi, lapisan atas kuning, lapisan bawah berwarna putih.
§ Bensin : terjadi emulsi dua fase, terdapat gelembung kecil di dasar beaker glass.
§ Alkohol 96% : ada butiran minyak di bagian atas.



B.  Pembahasan
Gliserol larut dalam air maupun alkohol. Hal tersebut disebabkan karena pada gliserol mempunyai kepala polar berupa gugus -OH yang dapat berikatan hidrogen dengan molekul air ataupun alkohol. Lemak hewan dan minyak kelapa dapat terdispersi menjadi misel yang megubah asam-asam lemak penyusunnya menjadi sabun .Berdasarkan percobaan diatas percobaan pertama yaitu uji kelarutan lemak , Adapun hasil dari percobaan ini minyak dan mentega kedua bahan ini larut dalam pelarut eter dan kloroform sedangkan pada alkohol 96% keduanya tidak larut. Kelarutan dapat dilihat dari fase larutan yang terbentuk satu fase menunjukkan bahwa lipid larut, dan dua fase menunjukkan bahwa lipid tidak larut, di mana fase yang di atas memiliki massa jenis lebih kecil dari pada fase yang di bawah (Muchtadi.T.R. 2007).
Minyak dalam air membentuk emulsi tidak stabil setelah pengocokan, ditandai dengan kedua jenis cairan yang segera memisah setelah dikocok kuat. Demikian pula halnya pada alkohol yang ditambahkan minyak ataupun mentega, yakni terbentuk emulsi tidak stabil.  Menurut Lehninger (1982), lipid merupakan sekumpulan senyawa biomolekul yang dapat larut dalam pelarut-pelarut organik nonpolar seperti kloroform, eter, benzene, aseton, dan petroleum eter. Jadi, hasil percobaan ini membuktikan bahwa lipid larut dalam kloroform karena kloroform merupakan pelarut non polar sedangkan alcohol tidak karena alcohol merupakan pelarut polar begitu pula dengan alkali (Salirawati et al,2007)
Uji penyabunan, yang kita ingin mengetahui terjadinya hidrolisis minyak oleh alkali. Pada percobaan ini, dilakukannya hidrolisis minyak dan uji sifat-sifat sabun (saponifikasi). Pada percobaan hidrolisis minyak kelapa, digunakan NaOH untuk menghidrolisis minyak  dalam pelarut alkohol. Alkohol di sini berfungsi untuk mempercepat reaksi hidrolisis. Reaksi positif ditandai alkohol akan menguap. dilakukan pemanasan kurang lebih 15 menit sampai busa (sabun) yang terbentuk larut semuanya . lemak dan minyak dapat terhidrolisis dengan bantuan basa kuat, seperti NaOH  melalui pemanasan dan menghasilkan asam lemak dan gliserol. Proses inilah yang dinamakan saponifikasi (uji sifat kesadahan).
V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa :
1.    Minyak dan lemak merupakan pelarut vitamin A, D, E, dan K yang sangat diperlukan tubuh.
2.    Titik didih asam lemak semakin meningkat dengan bertambahnya panjang rantai karbon.
3.    Dialakukan pemanasan kurang lebih 15 menit  pada saat uji reaksi penyabunan
4.    Alkohol di sini berfungsi untuk mempercepat reaksi hidrolisis
5.    Reaksi positif ditandai dengan munculnya busa dan lama kelamaan alkohol akan menguap

















DAFTAR PUSTAKA
Abdi, 2001. Konsep- konsep Dasar Biolcimia . Departemen P dan K. Bandung.
Anwar A. 2004. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Depdikbud dirjen
            Pendidikan Tinggi : Yogyakarta.
Bayu. D, 2002. Dasar- dasar Dalam Memahami Biokimia. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
          Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi. Semarang
Berry. S, 2000. Dasar Kimia SMU III. PT. GramediaPustaka Utama
            Jakartra.
Dasri. N, 2003. Biokimia Larutan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Muchtadi.T.R. 2007. Biokimia Umum. Yudistira. Bandung
Salirawati et al,2007. Kimia Organic. Binarupa Aksara : Jakarta
Winarno, F. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Cetakan Kesebelas. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta













LAMPIRAN

MENTEGA VS MINYAK GORENG

Gambar Minyak goreng (cari aja dek di google heheh)
Share:

0 komentar:

Post a Comment